13. Do what we like

1.2K 165 6
                                    

"Iya, aku kesana sekarang."

"Pakai Taxi." Jennie menjepit ponsel diantara kepala dan pundaknya sedang tangannya sibuk mengambil sesuatu dari dalam tas.

"Sebentar, ponselku mana!" tanyanya bingung.

"Huh? Memangnya kau menelfon pakai apa?"

Jennie menegakkan kepalanya dan ponselnya terjatuh "oh iya."

Dia mengambil kembali ponselnya namun disaat yang sama dia mendengar suara yang tak asing.

"Aku akan mengantarkanmu dulu." Roseanne memakaikan helm pada kepala Suzy lalu mencubit hidung gadis itu dengan gemas.

Jennie berdecih tawa "hal lain yang membuat terlambat? Cukup tau."

Setelahnya dia melambai untuk menghentikan taksi, setelah mendapatkannya dia pergi dari halaman sekolah.

o0o

"Dia pergi bersama kekasihnya. Sungguh, aku melihatnya sendiri. Ternyata selama ini dia pulang terlambat terus karena sibuk bercinta dengan kekasihnya!" Jennie menceritakan semuanya dengan menggebu.

"Hey hey, tenangkan dirimu okay? Hirup aroma teh ini lalu minum dan nikmati sensasinya." Sana menyodorkan teh hijau yang dia miliki.

Yerin dan Joy saling bertatapan melihat Jennie menurut pada apa yang dikatakan Sana. "Merasa lebih tenang?" tanya Joy.

Jennie mengangguk "jadi bagaimana?"

"Aku akan menceraikan anak bodoh, tidak berguna, bajingaaaan itu secepatnya!"

"Tapi dia belum berubah?"

"Persetan Yerin, aku tidak peduli!"

Mereka bertiga tidak bisa berbuat lebih pada sahabatnya yang sedang pundung ini selain membiarkannya melakukan apa yang dia mau.

Hingga akhirnya Jennie baru mau pulang saat tengah malam karena dia tidak mau bertemu dengan Roseanne. Dia pastikan jika Roseanne sudah tidur tengah malam nanti, jadi dia tidak usah repot repot menahan amarah saat melihat wajahnya, yang dimana dia sendiri tidak tahu kenapa dia harus marah.

"Kenapa aku harus marah padanya?" gumamnya "apa karena dia berbohong?"

"Tapi dia tidak berbohong, dia hanya tidak jujur, ya aku marah padanya karena ketidak jujurannya."

Kini dia sampai di pintu apartemen. Menekan pin lalu masuk, ternyata lampu masih menyala.

"Kenapa kau pulang selarut ini?"

Jennie menoleh pada Roseanne yang sedang duduk dihadapan televisi. "Memangnya kenapa? Tidak boleh?" setelah mengatakan itu dia pergi tanpa mau mendengar jawaban Roseanne terlebih dahulu.

Dia fikir itu cukup untuk menghindarinya, ternyata tidak. Roseanne membuntutinya ke kamar "aku menunggumu! Aku sudah sangat lelah tapi kau dengan watadosnya pulang tengah malam?"

"Aku tidak memintamu menungguku Roseanne, tidak. Jika kau ingin tidur kenapa tidak kau lakukan saja tanpa aku? Apa kau seorang bayi yang harus kususui dulu baru bisa tidur!?"

"Maunya begitu tapi kau kan galak! Mana mau menyusuiku!"

"Heh!" Jennie menunjuk wajahnya dan dengan cepat Roseanne tepis "jangan menunjukku seperti itu"

Can You Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang