"Berikan padaku!"
Rosé mengangkat ponsel ditangannya tinggi-tinggi hingga Suzy menyerah. Dia kembali duduk dengan wajah ditekuk. "Aku hanya ingin melihat-lihat isi ponselmu."
Rosé duduk di sebelahnya dan mulai mengotak atik ponsel milik gadis itu. "Kalau begitu berikan ponselmu padaku!"
Rosé menoleh dengan alis terangkat "ya aku juga mau lihat, kau fikir hanya kau yang mau melihat ponselku? Aku juga mau melihat ponselmu."
Rosé berfikir beberapa saat lalu memberikan apa yang gadis itu minta. Keduanya bertukar ponsel dan keadaan menjadi hening karena sibuk dalam urusannya masing-masing.
Kali ini keduanya berada di sebuah kafetaria, mereka datang setelah pulang sekolah. Awalnya Suzy menolak seperti biasanya, namun kali ini dia merasa bosan dan dia fikir tak ada salahnya menerima ajakan Roseanne. Lagipula sore ini dia tidak ada les atau semacamnya.
"Ini... Siapa?" Suzy mendongkak pada layar ponselnya "adikku."
"Aku fikir ini kau sewaktu kecil."
Suzy menggeleng, dia meletakkan ponsel Roseanne diatas meja lalu mengambil kembali ponsel miliknya "kemarilah."
Dengan senang hati Rosé merapatkan duduk mereka. Dilihatnya Suzy yang membuka sebuah folder pada ponselnya. Sebuah folder yang berisikan foto-foto lama.
"Ini aku."
"Serius? Kau lucu sekali."
Suzy mengangguk setuju dengan senyuman bangga. "Umurku dan adikku berjarak cukup jauh. Mungkin 10 tahun. Dia masih sangat kecil."
"Mungkin suatu hari aku bisa berkunjung dan bertemu dengannya. Apa yang dia sukai?"
"Jangan cari muka." Suzy mendorong pelan pipi Roseanne hingga dia memalingkan wajahnya.
"Aku hanya suka anak kecil. Dia sangat lucu. Oh ya ini siapa?"
"Itu-
Suara dering ponsel Roseanne menghentikan keduanya. Dengan jelas dia bisa melihat nomor tak dikenal yang masuk.
"Siapa?"
Rosé menggeleng tanda tidak tahu. "Abaikan saja. Mungikin penggemarku."
Tak berapa lama dia menelfon lagi, Suzy mulai kesal "sebaiknya kau angkat sebelum aku yang mengangkatnya."
"Baiklah."
Roseanne mengambil ponselnya "halo?"
"Pulang!"
Benda itu dia jauhkan dari telinganya kala mendengar satu teriakan tak asing dari seberang sana. "Yak, siapa kau?"
"Bisa-bisanya kau bertanya seperti itu, aku ist-
Panggilan terputus. Cukup jelas untuk Rosé tahu siapa pemilik suara itu. "Aku seperti mengenal suara itu." gumam Suzy dan masih terdengar oleh Roseanne.
"Yap, ibuku." Rosé segera mengemasi barangnya "ayo pulang."
Suzy mengangguk dan ikut mengekorinya dari belakang.
-
-
-"Dari mana saja sih!? Lihat ini jam berapa!? Pulang sekolah langsung ke rumah, jangan keluyuran! Apalagi masih memakai seragam seperti ini!" Jennie memegang seragam yang Rosé pakai.
Rosé hanya berdecak lalu menepis tangannya "ya terserah aku lah, ini hidupku. Jangan fikir kita sudah menikah kau bisa membatasiku seenaknya. Aku juga punya kehidupan." dia pergi menuju kamar "lagipula kenapa mau saja menikahi remaja sepertiku? Kau tahu? Kau hanya membuang waktu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Love Me?
FanfictionApakah pernikahan murid dan guru akan berakhir bahagia, yang mana perbedaan usia dan serta pernikahan terjadi karena perjodohan, bagaimana Jennie dan Rosé mengatasinya? apakah itu akan berhasil? Ide dari Readers:)