1|| brother

363 194 195
                                    

-•GEMINTANG•-

【𝐀𝐩𝐩𝐫𝐞𝐜𝐢𝐚𝐭𝐞 𝐦𝐞 𝐛𝐲 𝐯𝐨𝐭𝐞】

<-Happy reading-《

Brumm...

Brumm...

Brumm...

Suara raungan motor memasuki pekarangan rumah yang cukup besar. laki-laki dengan surai hitam itu Aditama. Karunia pertama yang tuhan berikan kepada sepasang suami istri, Arjuna dan Nebulan di 1 tahun pernikahannya.

Ia menuruni motornya dan menuntunnya masuk ke dalam sebuah garasi dan setelah itu bergegas menuju pintu utama.

Krieeettt.....

"Bunda, adek. Mas pulang," ucapnya seraya membuka pintu dan berjalan masuk ke ruang keluarga. Suasana di sana terasa sunyi, hanya ada suara khas aquarium yang terdengar.

Tama melangkah menuju dapur namun tak ada sosok bunda disana, lalu ia menaiki tangga dan berjalan menuju bilik ke enam adiknya, namun hasilnya tetap sama.

Seisi ruangan sudah ia cari namun hasilnya nihil. Semuanya tak ada satupun yang tinggal, hanya dirinya yang ada disana. Merasa lelah karena mencari keberadaan bunda dan adik-adiknya. Tama berjalan kearah sofa dan merebahkan tubuhnya disana.

-••-

beberapa waktu berdiam diri di sofa terdengar suara pintu yang terbuka. Tama membuka mata, menolehkan kepalanya dan berjalan menuju pintu. Namun belum sempat berjalan, dari ambang pintu telihat kelima adiknya yang membuat Tama saat itu mematung dan membulatkan kedua matanya terkejut melihat adik-adiknya itu penuh dengan lumpur.

Mulai dari Satria, Akasa, Zaki, Abi, serta Hares yang terlihat kotor, dan yang lebih membuat tama terkejut yaitu abi, laki-laki itu nampak kotor bahkan bisa dibilang lebih kotor dari yang lain.

Tama menghela nafas panjang, memijat pelipisnya yang tiba-tiba berdenyut.

"Kalian habis dari mana? Kenapa semua baju kalian kotor begini? Habis ngebajak sawah kalian?." Ucapnya seraya menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

Satria, Akasa, Zaki, Hares dan Abi pun tak kalah terkejut ketika melihat kakak sulungnya itu sudah berdiri tepat di depan mereka. Sampai akhirnya Kelimanya diam tak berani membuka suara apalagi menatap, karena ketika kakak sulungnya itu sudah murka dia terlihat lebih menyeramkan dibanding setan, kata Abi begitu.

"Hares," ucap Tama dingin.

Hares yang merasa dirinya terpanggil hanya bisa pasrah dan mengangkat kepalanya menatap wajah Tama yang tajam itu. Tidak kuat, Hares tidak kuat menatap kakak sulungnya itu ketika dalam keadaan seperti ini. Ia kembali menunduk dan menjawab.

"I‐iya Mas?" Ucapnya gugup.

"Siapa yang suruh kamu nunduk begitu? Memang Mas ada di bawah mu ya?, Mas ada didepan kamu Hares Raditya gemintang, liat Tama sekarang."

Tubuhnya menegang saat itu juga. Hares mencoba memberanikan diri dan kembali mengangkat kepalanya menatap manik kecoklatannya milik kakaknya itu. " iya Mas, kenapa?"

Tama menaikkan sebelah alisnya bingung. Sudah tau kesahalannya dimana tapi Hares justru menanyakan hal yang tidak masuk akal.

"Kenapa? Sudah jelas kamu tau kesalahan kamu dimana res," Ucapnya dengan tegas.

GEMINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang