-•GEMINTANG•-【𝐀𝐩𝐩𝐫𝐞𝐜𝐢𝐚𝐭𝐞 𝐦𝐞 𝐛𝐲 𝐯𝐨𝐭𝐞〗
Arigatou gozaimasu:)Happy reading all....
Siang itu, cuaca terasa lebih temaram dari biasanya. Disaat semua orang akan menghindari yang namanya kehangusan akibat sinar matahari. sementara,Arjuna dan ketiga putranya itu malah asyik bermain di halaman belakang yang tidak ber atap.
"AYAHHH", Pekik bocah berusia sebelas tahun itu, sambil berlari, dan bersembunyi dibalik tubuh Arjuna untuk menghindari Abi yang saat itu memegang balon yang berisi air.
"Hayoo ... mau lari kemana kamu, Hahahah sini kamu". Serunya dengan gelak tawa yang menggelar, membuat jenggala semakin takut kepada Abi. Namun setelah ia tertawa tanpa sengaja satu buah balon air mendarat sempurna di depan wajahnya.
Plukk...
Jenggala, Zaki, Arjuna serta ketiga kakaknya yang sedang menyaksikan, membelalakkan mata dan tertawa melihat raut wajah yang Abi pasang.
"wis kaya wong gemblung raine mas ... hahaha", Seru Zaki memegang perutnya sambil terbahak.
Abi memejamkan matanya, kesal. Kali ini siapa lagi yang dengan sengaja melempar balon air itu. Netranya bergerak kesana kemari mencari sang pelaku. sungguh jika ditemukan oleh nya, ia bersumpah akan melempari kaus kaki yang sudah lama tak ia cuci dan masih tersimpan di kamarnya.
"SIAPA YANG LEMPAT SIH!!!" Pekiknya.
Arjuna yang menyaksikan adegan itu hingga akhir, tentu tau siapa pelaku dibalik semua itu. Ia menghampiri Abi, dan menepuk pundak laki-laki itu seraya berbisik.
"di belakang mas mu, ada pelakunya tuh", bisik Arjuna dan membuat sang empu menaikkan kedua alisnya, kemudian menghampiri seseorang tersebut..
Dan....
Grepp....
Abi menarik kerah baju itu ,dan nampak lah Akasa dengan wajah tanpa dosa nya. "Ohhh, jadi kamu toh yang lempar balon ke arah ku tadi? Maksud mu apa sih?"
"Ga ngapa-ngapain mas. aku cuma kasian liat gala yang ketakutan kaya habis dikejar setan. trauma sebentar lagi juga kayaknya gala tuh mas." Serunya dengan spontan.
Gelak tawa muncul Dari ke-enam saudaranya serta ayahnya, membuat dirinya semakin kesal. "Terus aja... terus aja ketawain aku... gak apa-apa, beneran deh aku"
"Habis kamu lucu kalau lagi marah gitu." Kata Tama.
"Sudah, bi terima aja kalau sampeyan itu jadi bahan nistaan" Seru Satria menahan tawa.
"Akhh... karepmu lah mas, gak mood aku" ucapnya menaruh balon air itu dan menghentakan kaki, memasuki rumah dengan pakaian yang sedkit basah.
-••-
"Halo, selamat sore Pemirsa...bertemu lagi dengan saya, adina yunida. disini, akan menemani anda untuk tiga puluh menit kedepan dalam lentera Indonesia sore. Pemirsa gempa berkekuatan 6,1 di kot-"

KAMU SEDANG MEMBACA
GEMINTANG
Ficción histórica(SEDANG DIREVISI) Untuk yang hilang ditelan lautan. Yang pergi tanpa sepatah kata, yang meninggalkan kenangan serta duka, Yang raga nya tidak akan pernah ada lagi, yang bayangnya sudah tak lagi mengikuti raga yang hilang. Raga Yang menyatu didasar...