1

839 63 4
                                    


"Lalu, bagaimana denganmu?"

"Apanya?"

Umji mencomot kripik pisang rasa original yang baru saja diantarkan oleh Mamanya.
Jarang-jarang sekali Mamanya ada di rumah apalagi membuat cemilan dari bahan yang sangat tidak terduga seperti pisang mentah.

Hari ini Umji sengaja pulang ke rumah orang tuanya karna VIVIZ mendapatkan cuti dari agensi.

Ah, senangnya.
Lumayan untuk refreshing setelah hampir setiap hari waktunya digunakan untuk bekerja.

"Maksudku, tentang kemungkinan 80% itu"
Umji mengangguk-angguk ketika mengerti apa yang dimaksud kakak laki-lakinya.
Ia menyandarkan tubuh ke bahu sofa, mengambil remot, lalu mengganti saluran TV nya menjadi Marsha and The Bear.

"Tentu saja, aku termasuk yang 20% nya"
Jawaban gadis itu sontak membuat oppa nya mendesis kesal. Mendengar cerita tentang Seungkwan selama hampir satu jam membuat laki-laki itu sempat mengira adiknya sedang jatuh cinta.

"Kukira kau berkencan dengannya"

"Hush. Hati-hati kalau bicara. Kata-kata adalah doa"

Laki-laki bernama Kim Bo Geun itu langsung menghadapkan tubuh pada sang adik yang duduk di sebelahnya. Ia mengambil pose seperti sedang memohon lengkap dengan tangan yang menengadah.

"Aku berharap adikku ini segera mendapat pacar"
Panjatnya dengan sehikmat mungkin. Ia meraupkan dua telapak tangan ke seluruh bagian wajah hingga kepalanya.

"Aduh... Aku yang tidak mau punya pacar!"
Umji mendorong oppanya dan menghujami punggung laki-laki itu dengan tinjuan.

"Terlambat. Doaku barusan sudah dibawa oleh malaikat!"

"Mama! Oppa menjahiliku terus!"

Dan terjadilah adu kecepatan berlari di ruang tamu super lebar dan mewah milik keluarga Kim itu.

Untung saja, kepala keluarga mereka sedang bekerja.

***

"Kenapa aku harus tetap pergi keluar padahal sudah pulang ke rumah orang tua?"

Umji menendang-nendang kerikil yang sengaja ia bawa dari halaman rumah orang tuanya, berjalan sendirian ternyata tidak semenyenangkan seperti yang dikatakan Yuju.
Setidaknya dengan bermain kerikil Umji jadi tidak terlalu memikirkan jalanan di perumahan ini yang terlalu lebar dan mulus untuk dirinya yang hanya berjalan kaki dari tempat parkir, terlebih tidak membawa ponsel.

"Kenapa rumah Seungkwan jauh sekali sih... "
Gadis itu tak henti-henti nya menggerutu karna di kawasan rumah Seungkwan rata-rata penghuninya memiliki halaman yang sangat luas. Bahkan jalan yang mengelilingi taman saja bisa sebesar rumah orang tuanya.

Semua ini gara-gara keripik pisang.
Setelah sampai dan bertemu dengan Seungkwan, Umji harus meminta ganti rugi!

"Yewon-ah!"
Umji celingukan mencari asal suara yang memanggil namanya, dia sangat mengenal si pemilik suara.

"Disini! Dibalik pohon eeg!"
Umji mengikuti arahan.
Kalau itu pohon eeg, berarti dekat dengan pintu rumah Seungkwan.

Oh, ketemu! Itu Boo Sojeong!

"Eonni.....!"
Seolah lupa dengan rasa malas dan lelahnya, Umji berlari seperti orang kesetanan untuk menemui seseorang yang segera berdiri dari duduk nya itu.

Tak perlu waktu lama, ia segera masuk dalam pelukan erat wanita yang tak lain adalah kakak perempuan Seungkwan.
Oh... Pertemuan yang sangat dramatis.
Umji akan memberikan potongan ganti rugi karna berkat keripik pisang, dirinya bisa bertemu dengan Boo Sojeong.

BOO -UMJI*SEUNGKWAN-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang