S2: 03

325 38 10
                                    

Karna seneng bgt, jd double update deh.

≧∇≦

***


Tik

Tik

Tik

Tik

Tik

Tik

"Aaah! Kalau begini terus tidak akan berhasil!"

Umji terduduk dari posisi berbaringnya, ia dengan gerakan cepat bergeser ke samping untuk meraih saklar lampu duduk yang ada di nakas.

"Hhh"
Ia mendesah pelan sambil memperbaiki tatanan rambutnya yang agak berantakan. Kamar Seungkwan ini entah kenapa tidak cukup nyaman untuk ditiduri, terutama aroma yang menempel di seluruh barang yang ada di ranjang, atau malah semua yang ada di kamar ini. 

"Wangi ini… membuatku malu"
Umji mengusap-usap wajahnya, mencoba untuk membuat kesadarannya kembali sepenuhnya. Ia menyibakkan selimut dan membawa tubuhnya untuk duduk di pinggiran kasur. 

"Apa kucari obat tidur saja ya?"
Umji celingukan ke kanan dan ke kiri mencari-cari dimana kiranya Seungkwan menaruh obat tidurnya. Tapi, laki-laki itu tidak mungkin menyimpan segala bentuk makanan dan minuman di dalam kamar. 

Ah, tidak, maksudnya apapun yang bisa dimakan dan diminum. Seungkwan tidak suka membawa keduanya ke tempat-tempat tertentu karena ia tidak menginginkan semut dan serangga-serangga lain mengerubunginya. Yah, walaupun obat tidak akan mendatangkan makhluk-makhluk itu, tapi Seungkwan tetap tidak akan mungkin menyimpannya di dalam kamar.

Umji menghembuskan nafas pelan, jika mau tidur dengan lelap ia harus mencari obat tidur itu di lemari dapur atau mungkin di dalam kulkas. Sebenarnya bisa saja ia menggunakan jalan ninja dengan bertanya langsung pada si tuan rumah, tapi keadaannya sangat tidak memungkinkan. Ini sudah lewat hari dan Umji merasa ia tidak dapat mempertimbangkan pilihan itu. Akhirnya ia memilih keluar kamar untuk pergi ke dapur.

Klek

Suara pintu kamar yang tertutup memberikan sinyal pada orang yang baru saja melepaskan tangan dari knop stainless yang dingin itu. Umji memutar ingatannya dan ia menemukan sebuah bualan yang sialnya berhasil membuat ia percaya. 

Faktanya,  pintu kamar ini tetap bisa dibuka walaupun ditutup dari dalam, tentu saja tanpa memasukkan password atau sidik jari Seungkwan. Kalau dipikir-pikir lagi, harusnya Umji tidak bisa keluar dari sana kecuali Seungkwan sendiri yang membukakan pintunya. 

"Boo Seungkwan si manusia minus akhlak itu…"

Umji merasakan giginya bergemeletuk dan kedua tangannya mengepal, rasa jengkel sudah memenuhi dadanya. Ia berdecak kesal dan menuruni tangga dengan langkah yang sengaja ia hentak-hentakkan. 

"Cukup sekali itu saja aku tertipu olehnya"
Umji memutuskan untuk mengampuni sahabatnya. Ia memilih untuk mulai fokus mencari obat tidur di kulkas dan lemari dapur. 

Dibukanya satu persatu wadah yang ada di ruang penyimpanan Seungkwan, selain snack dan suplemen, Umji juga menemukan beberapa Tupperware Mamanya yang belum juga ia bawa pulang. Acara makan-makan dan mengobrol santai hari itu membuatnya lupa membawa pulang barang-barang milik Mamanya, apalagi Sojeong dan Jinseol selalu melontarkan pertanyaan-pertanyaan aneh pada member SEVENTEEN yang datang saat itu.

"Seungkwan mana mungkin berinisiatif mengembalikannya sendiri"
Sambil menggerutu, Umji tetap berusaha mencari-cari benda yang harus segera ia temukan. 

Kegiatan membuka tutup wadah itu pada akhirnya sudah berlalu sekian menit, namun ia belum menemukan tanda-tanda keberadaan obat tidur. 

"Dima-"

BOO -UMJI*SEUNGKWAN-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang