BOO -UMJI*SEUNGKWAN-

8

Hari Selasa, jam satu siang lebih tiga puluh menit. Sesuai dengan rencana Seungkwan dan Jungwoo, hari ini mereka memutuskan untuk bertemu di SM karena gedung itu berada di tengah-tengah. 

"Seperti biasa, janji kita selalu dibumbui 'lebih'"
Jungwoo membuka pintu di bagian kemudi mobil sambil menatap singkat Seungkwan yang duduk di seberangnya. Tanpa berlama-lama, laki-laki itu melempar tas selempangnya ke dashboard mobilnya dan mulai memasang seltbet. Ia adalah orang terakhir yang masuk ke dalam Ferrari keluaran terbaru itu. 

"Anggap saja kita sedang dititipi keponakan masing-masing"

Seungkwan menyahut dengan tatapan matanya mengarah pada cermin mobil yang memantulkan keadaan kursi penumpang di bagian belakang.

"Kenapa kalian memperlakukan kami seperti orang yang baru bertemu?"

"Padahal kami ini bestie"
Terdengar suara 'ting' yang cukup nyaring setelah jawaban orang kedua. Jungwoo yang penasaran pun segera menolehkan kepala ke bagian jok belakang, ia hanya bisa memasang ekspresi kebingungan saat melihat dua kepalan tangan yang dibungkus semacam logam saling beradu sehingga menimbulkan suara.

"Apa itu?"
Tanya Jungwoo penasaran. 

"Ini merchandise salah satu anime terbaik kami"
Dengan bangga kedua orang yang duduk bersebelahan itu menunjukkan sarung tangan perak yang di bagian telapaknya bertuliskan Renjun dan Sanha. 

"Aku harap kalian segera mendapat pacar dan tidak mengekori kami lagi"
Jungwoo mengangguk-angguk maklum dan mengangkat tangan kanannya seperti seorang pastor yang sedang memberi pemberkatan. Ia lalu kembali menghadap ke depan dan siap untuk mengemudikan mobilnya. 

"Kalian berdua gay, huh?"

Renjun menyeletuk sambil melepas sarung tangannya. Sifat menjengkelkan yang selalu dikeluhkan oleh anggota grup nya itu kini semakin menjadi-jadi dan tak kenal tempat. Tak ayal Seungkwan pun ikut dibuat kesal oleh kelakuannya.

"Lagipula mendapatkan pacar tidak segampang yang terlihat. Apalagi gadis yang kau sukai menjadi incaran banyak orang. Ya, 'kan? "
Renjun menyenggol lengan Sanha dan mereka berdua saling mengangguk. 

"Kata-kata mu menunjukkan kau sedang mencoba untuk mendapatkan gadis populer"
Seungkwan menunjuk anak-anak yang seumuran keponakannya itu dengan jempol tangan. 

"Jadi, siapa?"

Sambil mengemudikan mobil, Jungwoo ikut bergabung dalam percakapan penumpangnya.

"Lee Nagyung"

"Wah… nyali mu besar juga"

Jungwoo tersenyum miring sambil menatap Renjun lewat cermin mobil. Ia ingat betapa populernya anggota Fromis_9 itu di kalangan idol pria. Sepertinya ia harus memberi sedikit wejangan pada anak remaja yang sedang dimabuk cinta ini. 

"Kalau kau ingin mendekati seseorang, cobalah untuk memulai dari orang dalam"

"Masalahnya aku tidak tahu dia dekat dengan siapa"
Renjun mengangkat kedua bahunya. 

"Hyung, kau pasti kenal dengan anggota Fromis_9, 'kan?"
Kali ini Sanha beraksi dengan memajukan tubuhnya ke arah Seungkwan. 

"Hanya kenal saja, tidak terlalu dekat"

Tiba-tiba saja Seungkwan teringat Jiheon sehingga ia harus menetralkan suara dengan sedikit berdeham. Meskipun mereka yang bersamanya saat ini tidak tahu menahu soal hubungan asmaranya, tapi tetap saja rasanya aneh. Nagyung berada di grub yang sama dengan mantan pacarnya itu. 

"Ayolah… mana mungkin?"

Kali ini Sanha lebih memaksa. Ia mengguncang-guncang kursi Seungkwan. 

"Kau pasti berteman dengan banyak orang dan punya kontak mereka"
Sahut Renjun yang memicingkan matanya. Ia sedang berusaha untuk membuat Seungkwan membuka suara.