S2: 05

335 43 9
                                    

Btw, gw tulis chap ini lebih panjang dari yg sebelumnya

Happy reading yah kleanヽ(´∀`)ノ



***


"Atau… bisa jadi gadis itu salah satu mantan pacarmu! Hoohoo~"
Umji menyipitkan mata dan membuat gelombang dengan jari-jarinya sementara Seungkwan berdecak kesal dari kejauhan. Meskipun bisa melihat ketidaksukaan dalam raut wajah laki-laki itu, Umji sama sekali tidak punya niat untuk berhenti menggoda. Aneh rasanya kalau Seungkwan terlihat sangat tidak suka dengan permintaan Yuta padahal dia terkenal sebagai manusia social butterfly. Umji yakin pasti ada sesuatu dibalik itu! 

Kalau memang begitu, apanya yang kupu-kupu?

Ada waktu-waktu tertentu dimana Umji melihat Seungkwan yang juga mendapat permintaan serupa dari beberapa orang. Tidak hanya tentang percintaan, dia bahkan pernah mendapat permintaan untuk memasukkan seseorang ke dalam agensi. Umji berpikir kemauan seperti itu sudah sangat keterlaluan dan egois, tapi Seungkwan tidak seperti dirinya yang asal jawab iya-iya saja, laki-laki itu lebih banyak menolak sekalipun permintaan-permintaan yang datang padanya berasal dari orang-orang terdekat. 

Yang aneh disini, Umji tahu Seungkwan selalu menolak dengan alasan yang logis namun dia tidak pernah melibatkan mood atau perasaannya. Sama seperti saat mengatasi si Nona Jung yang menyebalkan, Seungkwan tidak marah-marah atau perlu berdebat dengan perempuan itu. 

Tapi, kenapa reaksinya berbeda saat mengetahui permintaan Yuta?

Seungkwan jelas-jelas memperlihatkan kekesalannya. 

Seratus persen aneh! 

.

.

.

Umji memasukkan alat-alat masaknya ke wastafel dan mulai mencucinya satu per satu sambil tetap memikirkan keanehan yang terjadi pada sang sahabat, sebut saja dia Boo Seungkwan. Well, kembali pada kegiatan mencucinya, karena kebetulan tidak terlalu banyak memakai barang, Umji pun bisa menyelesaikannya dalam waktu yang sesingkat mungkin. Tidak masalah kalau Seungkwan tidak mau membantu karena sekarang laki-laki itu pasti sedang kesal padanya. 

Tapi, kekesalan itu bukan berarti sebuah masalah juga. Umji sudah berulang kali membuat Seungkwan marah namun laki-laki itu dengan lapang dada selalu memaafkannya dan tetap mau berteman dengannya. Seungkwan itu selain baik hati dan gentleman, dia juga sangat penyabar. Tidak heran banyak gadis yang tergila-gila padanya. 

Umji sangat paham itu!

Memang benar kata Taehyung kalau laki-laki yang memiliki pesona baik seperti itu jauh lebih menarik dari orang yang hanya punya wajah tampan saja. Pada dasarnya orang-orang ingin punya pasangan yang tidak hanya tampan, tapi juga punya sifat lemah lembut dan pengertian. Jadi masuk akal saja kalau gadis-gadis diluar sana ingin mendapatkan Seungkwan tidak peduli bagaimanapun caranya. 

Tapi, jika berbicara diluar obsesi orang-orang, Umji berpikir mungkin saja Seungkwan bisa terbentuk menjadi manusia sekeren itu karena memang dia punya tiga perempuan sekaligus di keluarganya. Bayangkan saja, punya dua kakak perempuan! Umji tahu tidak mudah menghadapi perempuan walaupun hanya sebiji. Contohnya, dirinya sendiri. 

Makanya, Boo Seungkwan itu adalah standar semua orang. Tapi Umji akan tetap membentuknya menjadi orang yang lebih sabar lagi! 

"Kalau aku ya tidak mau membayangkan. Temanku menyukai mantan pacarku, kkkk", Umji terkikik dengan tangan yang sibuk menata mangkuk-mangkuk ke dalam nampan. Rencananya ia akan membawa hidangan sarapan itu ke meja makan dimana Seungkwan sudah menunggu di sana. 

BOO -UMJI*SEUNGKWAN-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang