S2: 07

229 36 3
                                    

Kemarin.

Kemarin.

Kemarin.

Dan kemarinnya lagi.

Sudah hampir dua minggu ini Umji sadar kalau Seungkwan masih belum menghubunginya. Satu minggu pertama ia tidak terlalu gelisah karena memang ia sangat disibukkan dengan jadwal comeback VIVIZ. Begitupun dengan Seungkwan, awalnya ia juga berpikir kalau mungkin saja laki-laki itu sedang sibuk dengan persiapan comeback unitnya sehingga untuk bermain ponsel pun tidak akan sempat. Tapi ternyata kenyataannya, grup KakaoTalk 98l selalu ramai dan Seungkwan juga sesekali muncul di sana untuk bergabung dalam obrolan.

Bukankah itu artinya Seungkwan masih punya waktu untuk membuka ponsel dan melihat isi grup obrolan di Kakaotalk nya?

"Menyebalkan", Umji mengetuk-ngetuk kesal foto profil Seungkwan yang sebenarnya akan membuat para fans berteriak histeris jika foto itu dipublikasi. Foto Seungkwan yang tersenyum itu tentu saja tampan seperti biasanya, tapi sebagus-bagusnya pemandangan akan tetap saja terlihat menjengkelkan kalau dilihat dengan mata yang sedang berkilat-kilat marah.

Maka dari itu rasa lelah yang dihasilkan setelah latihan dance tidak membuat tenaga Umji berkurang untuk menyentil keras layar ponselnya sendiri. Ia menjadi sangat kesal ketika melihat foto profil Boo Seungkwan dan pesan-pesan balasannya di ruang obrolan 98l.

"Ada apa murung begitu?"
Umji menarik nafas dan membuangnya agak kasar. Eunha yang baru saja kembali dari mengambil botol air minum pun semakin menunjukkan raut kebingungan atas sikap maknae VIVIZ itu.

"Si Boo Seungkwan itu, dia sama sekali tidak menghubungiku", Umji menaruh ponselnya di lantai dan menyedekapkan tangan. Pandangannya mengarah pada cermin ruang latihan yang memantulkan refleksi wajah cemberutnya.

"Kalian bertengkar?", tanya Eunha mulai merasa penasaran. Ia ikut menaruh ponsel dan botol air mineralnya lalu memusatkan perhatian pada si gadis di sampingnya yang sedang muram.

"Uh... tidak juga. Aku yang marah padanya", aku Umji berterus terang.

"Dan dia tidak minta maaf?", pertanyaan Eunha membuat Umji bergumam lirih sambil menggaruk sisi kepalanya.

"Dia minta maaf, tapi aku terlanjur menyuruhnya untuk tidak berbicara dulu padaku", katanya dengan suara pelan. Entah mengapa ia tiba-tiba merasa kalau ia sendiri yang bertanggung jawab atas sikap Seungkwan yang tidak mau menghubunginya.

Nampaknya Eunha juga berpikir demikian. Gadis mungil itu berdecak kecewa sambil merotasikan bola matanya yang bulat.

"Lalu apa yang-"

"Tapi hanya tiga hari!"
Eunha mengangkat alis kanannya saat Umji menyahut terburu-buru. Dengan setengah panik ia berusaha menjelaskan maksudnya.

"Aku menyuruhnya untuk tidak berbicara padaku selama tiga hari saja, tapi sekarang sudah hampir dua minggu"
Umji memasang raut wajah sedih dan menyesal. Ia mengambil ponselnya dan membuka ruang chat pribadinya dengan Seungkwan.

"Terakhir kali mengirim pesan saat anniversary Gfriend dan dia hanya meneleponku dua kali setelah itu"

"Kenapa tidak menghubunginya terlebih dahulu?", Eunha menyandarkan punggungnya di tembok ruang latihan dan menenggak air mineralnya.

"Aku takut mengganggu kesibukannya"

Saat Umji menunduk sambil memintal tidak teratur kaos longgarnya, Eunha mulai iba dan menepuk pelan pundak gadis itu. Kurang lebihnya ia mengerti sulitnya menghubungi orang yang sudah terlanjur menjauh.

"Yasudah, lagipula kita akan bertemu dengan BooSeokSoon di musik show nanti", Eunha mendapati Umji mendongak setelah mendengar perkataannya. Ia melihat ada secercah harapan dalam kedua mata gadis itu yang menatapnya.

BOO -UMJI*SEUNGKWAN-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang