S2 : 10

753 48 10
                                    

Btw, trims ya udah vote! Lop yuh
٩(๛ ˘ ³˘)۶♥



***



Untuk menuju apartemen Umji, Seungkwan membawa mobil pribadinya sendiri yang sengaja ia bawa dari siang tadi. Ia mengendarainya dengan hati-hati tapi pikirannya menjadi lebih tidak tenang. Waktu terus berjalan tapi ia tidak bisa sembarangan berkendara.

Saat sudah sampai di gedung apartemen Umji pun Seungkwan masih berdiri ragu di depan pintu rumah. Ia tidak menghubungi gadis itu terlebih dahulu karena mungkin saja akan mengganggu, sementara itu jadwal syuting Going SEVENTEEN semakin dekat. Janji adalah janji, tapi waktu pertemuannya sudah terlewat jauh.

Bagaimana kalau ia tidak bertemu Umji dan terlambat sampai di lokasi syuting?
Tapi sekarang di dalam pikirannya lebih dominan tentang 'bagaimana jika Umji kecewa karena terlalu lama menunggunya di dini hari seperti ini dan di waktu paling sibuk bagi VIVIZ' ?. Bagaimana kalau hubungan mereka renggang lagi? Ia yang menyuruh Umji untuk menemuinya tengah malam begini tapi ia juga yang membuat janji itu menjadi berantakan.

Tidak pernah ada kejadian seperti ini di masa lalu.
Seungkwan hanya takut. Ia takut kalau Umji membencinya.

"Apa dia masih menungguku?"
Seungkwan bergumam setelah memencet bel apartemen Umji. Ia merasa putus asa. Oleh karena itu ia hanya berani menekannya sekali. Mana mungkin-

"Boo Seungkwan! Akhirnya... selamat datang!"
Bak anak anjing yang menyambut kedatangan tuannya, Umji membuka pintu dengan wajah ceria nan berseri-seri. Kulit wajahnya sangat segar seperti baru saja mandi walaupun matanya sayup-sayup seperti baru bangun tidur, rambutnya di kuncir dua kelabang lalu ditekuk, dan tubuhnya yang dibalut oleh piyama pink bermotif hati merah muda itu juga mengeluarkan aroma yang manis.

Sangat Kim Yewon sekali.

"Apa aku harus mengatakan 'Aku pulang' ?", Seungkwan tersenyum jahil dalam raut wajah lelahnya.
Umji menggeleng keras lalu membalikkan badan membelakangi tamunya.

"Tentu saja tidak boleh, karena ini rumahku. Seharusnya kau jawab saja 'Ya, aku datang!' begitu", Seungkwan mengangguk-angguk sambil mengikuti langkah kaki Umji yang berjalan cepat dari pintu masuk, melewati lorong sepanjang kurang lebih satu meter yang di bagian kirinya terdapat rak sepatu, lalu mereka juga melewati dapur dan ruang makan yang tergabung dalam satu ruangan besar sebelum berhenti di ruang tamu.

Ruang tamu yang sangat lebar itu hanya berisi satu set sofa di bagian tengahnya dan beberapa lemari hias di sisi yang lain. Sofa-sofa itu menghadap TV super lebar yang dipasangkan pada dinding bercat broken white. TV itu sekarang dalam keadaan menyala dan meja ruang tamu juga dipenuhi oleh berbagai jenis skincare, selain itu salah satu sofa pun terlihat menampung barang-barang seperti bantal berbentuk bulan sabit, guling kecil bermotif Doraemon, dan selembar selimut bulu yang tebal.

Seungkwan jadi mengerti alasan kenapa Umji sedikit berlari saat masuk ke dalam rumah, ternyata gadis itu akan membereskan barang-barangnya yang berserakan itu.

Luar biasa semrawut.

"Duduklah"

Setelah memindahkan asal-asalan barang-barangnya ke karpet beludru di dekat meja, Umji menepuk bagian kosong sofa di sampingnya sambil tertawa kikuk. Ia tidak boleh membuat Seungkwan merasa tidak enak hati karena sebenarnya ia sempat ketiduran di sofa.

Pokoknya tidak boleh!

"Jadi, apa yang mau kau bicarakan?", Seungkwan menaruh dompetnya di meja sebelum duduk di sofa. Sementara Umji berdehem dan menghadapkan tubuhnya pada laki-laki yang kini duduk di disampingnya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BOO -UMJI*SEUNGKWAN-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang