Katanya, ketika kita berciuman maka, bakal ada pertukaran sekitar delapan puluh juta bakteri yang akan ikut serta mengancam.
Beuh! Gila banget, Bok!
But, persetan lah dengan gerombolan bakteri yang toh, invisible itu! Di era-nya generasi Milenial ini, di mana Presiden aja sudah jago nge-Vlog, di mana anak-anak SD aja sudah pada berani manggil Ayah-Bunda, di mana orang-orang sering pusing bukan karena migren, tapi karena bingung gara-gara mikirin caption buat Instagram, posting-an di Snapchat, dan nge-tweet di Twitter.
Setelah mewabahnya semua tetek-bengek hal tersebut terus, apalah kiranya arti dari sebatas kegiatan peleburan dua buah bibir? Maula bukan cewek puritan yang kalau menjalin hubungan paling banter hanya sampai lirik-lirikan doang.
Oh, Hell!
Dikira lagu A. Rafiq kali. Lirikan matamu menarik hatiku. Zaman sekarang mah yang laku tuh, cumbuanmu membengkakan bibirku. Baru deh habis test drive gitu, bisa lekas diputuskan buat lanjut atau nggak!
Yeah! Pergerakan waktu emang kadang semengerikan itu, Gaes.
Dan ngomongin soal ciuman. Maula masih ingat betul dengan siapa ia melepaskan segel keperawanan bibirnya dulu.
Peristiwa bersejarah itu terasa begitu membekas. Sulit ditumpas.
Kala itu, Maula baru kelas satu SMA. Serta nggak tahu bagaimana mulanya atau siapa yang tancap gas duluan. Jelasnya, Maula nggak menyesal karena telah melakoni adegan first kiss-nya dengan Ezio Nauerlino Prakosatama, yang ketika itu masih duduk di bangku kelas tiga SMP.
Oh my! Dengan Berondong gimana tuh rasanya?
Rasanya campur-aduk. Ada segumpal perasaan berdosa karena udah ciuman sama anak di bawah umur meski, Maula sendiri juga belum gede sebab belum punya KTP. Terus ada jijiknya juga kalau ingat dulu mereka tukeran liur. Tapi, di luar semua itu, satu hal yang Maula yakini hingga hari ini bahwa, belum ada bibir laki-laki yang sanggup mengalahkan pesona dan keajaiban bibir Ezio.
Uh, yeah, bahkan hampir setengah lusin mantan yang dikoleksinya saja nggak ada yang bisa ngalahin!
Ezio itu mungkin sama seperti judul lagunya Marcell Siahaan, Tak kan Terganti. Bagi Maula, tentu saja.
Namun, sebaliknya, Maula boleh jadi hanyalah The Girl That Doesn't Exist untuk seorang Ezio Nauerlino Prakosatama pastinya.
Biar pun demikian, apakah itu masalah? Bukankah Maula udah terbiasa?
Ya, dia jelas terbiasa khususnya buat melihat Ezio yang selalu memasang tampang tenang, hati-hati, sekaligus penuh perhitungan. Sepanjang remaja Maula dibikin terkagum-kagum menyaksikan kontrol diri Ezio yang kalau dipikir-pikir begitu dewasa untuk anak seusianya. Dia nggak pernah terlihat meledak-ledak macam Bang Rega misalnya—kakak sulung pria itu—seberapa pun dia ngerasa kesal. Dia juga bukanlah laki-laki kaya ekspresi layaknya Rikas. Ezio cenderung pendiam, tapi seolah menyimpan riak yang dalam. Mungkin karena hal itulah Maula menjadi terjerat serta susah bangkit dari rasa penasaran.
Dia kerap bertanya-tanya. Gimana sih kalau Ezio terbahak-bahak tertawa? Gimana sih saat dia berbunga-bunga jatuh cinta? Bahkan hingga gimana sih kira-kira Ezio andai dia kehilangan sesuatu? Panik kah bak dunianya mau runtuh seperti Bang Miko? Atau, justru ....
Saat ini, tepat di tengah pintu utama rumah Rikas yang baru saja Maula kuak lebar-lebar, ada Ezio. Sosok yang tadi siang melewatinya bak mereka orang asing—shit, sekali lagi, mereka masih tatap-tatapan loh ya di hari resepsi nikahan laki-laki itu, belum juga lewat lima tahun, bisa-bisanya dia lupa? Mustahil banget! Apalagi buat menghapus Maula yang tukang bikin huru-hara tentulah dibutuhkan effort yang besar, Maula sih coba setia memercayai gagasannya tersebut—masih tampak terengah-engah. Keringat sebiji jagung jatuh melintas di pelipisnya, Maula yang sedang memaku lurus-lurus pandangannya sampai-sampai nyaris melotot tak pelak dengan mudah menangkapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepantasnya Usai ( Selesai )
Fiction généraleWhy do people get married? Atau .... Why did she want to marry him? Maula bahkan harusnya ngerasa trauma kan? Dia udah dua kali loh menghadiri acara pesta pernikahan yang digelar mantannya. Namun, dalam kesadaran penuh dia toh tetap memilih berakhir...