2. 💜

456 128 135
                                    


Dua hari sebelumnya,




Reny diajak mama untuk berbelanja sayuran di pasar untuk stok sahur seminggu kedepan.

"Mah... Aku nggak mau ke pasar ah... Pasti nanti ujan... Nggak ada ojek... Becek.. Becek...." Kenapa jadi pada nyanyi.

"Duh sayang kamu katanya gaul, tapi nggak tau perkembangan jaman, pasar sekarang mah udah pake granit semua lantainya, jadi nggak becek keles..." Terang mama yang tak kalah gaul dengan anak muda dalam berbahasa.

"Hah? Granit... Yang bener aja mah..."

"Makanya mau bukti kan? Ayo ikut..." Mama menarik tangan Reny untuk segera bangun dari duduknya yang malas.

"Iya ya... Tapi nanti beliin aku cilok..."

"Halah cilok doang mah.. Abangnya aja sekalian mama beliin buat kamu..."

"Iihh... Ogah..."

"Ayo cepetan..."

"Iya yang mulia ratu..."

"Hahaha...." Mama selalu tertawa jika Reny sudah seperti itu.

"Piyaaaaa ayo cepet..."

"Lho... Udah sama mbak piya kenapa aku harus ikut ma..."

"Ya nggak apa dong... Buat bantuin kamu bawa belanjaan..."

"Apa? Mama tega bener... Nanti tangan aku kapalan..."


Piya pun lari menghampiri sang nyonya "Siap nyah..."

"Let's go....." Ajak mama

"Go let's...."

"Jangan dibolak mbak..."

"Hehe... Iya non..."






Mereka bertiga pun pergi ke pasar dengan mobil yang dikendarai Reny, sebenarnya itu tujuan utama Reny diajak, karena si mama tidak bisa mengendarai mobil saat papa tidak ada dirumah.



.....

Sesampainya dipasar, mama menuntun jalan menuju cluster sayuran.

"Granit model apaan ini mah..." Tanya Reny yang menatap lantai yang cuma pakai semen.

"Granit model minimalis..."

Reny berdecak sebal, tapi setidaknya memang tidak becek seperti dulu.

Dan mereka pun berhenti di kedai sayur yang cukup ramai.

"Ma milih yang sepi itu banyak..." Tunjuk Reny karena ia tak mau berdesak-desakan.

"Mama udah biasa disini, Ren..."

"Silahkan jeng... Mau cari apa?" Ramah sang penjual.

Penjual itu terlihat tetap cantik walau dengan clemek kusamnya. Bak peribahasa mutiara tetaplah bersinar walau berada diatas lumpur.

"Rame ya jeng...."

"Alhamdulillah... Iya sih biasa kalo mau puasa,.. Eh tumben bawa si cantik..." Katanya menunjuk Reny

"Iya nih anak bontot pingin ikut..."

Dan seketika Reny menatap tajam mamanya yang justru asik mengobrol "Khh... Yang bener aja..."

"Ren... Ayo bantuin piya pilih sayuran yang seger..." Perintah mama

"Terus mama ngapain?"

"Kan mama ratu... Bebas dong..." Mama tertawa puas, pemilik toko itupun ikut terkekeh.

Pesantren Kilat ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang