"Udah cantik..." Selesai kak Arin menjadi stylish dadakan untuk Reny.
Reny tersenyum dengan pantulan dirinya di cermin, ia sekarang memakai pakaian muslim, walaupun bukan kali pertama ia memakai kerudung tapi rasanya ini berbeda.
"Makasih kak..."
"Moga Regi betah ya nunggu 4 tahun,.."
"Heh maksud kakak apa..." Reny mendelik
Kak Arin tersenyum "Makanya berubah menjadi dewasa... Jangan kekanak-kanakan lagi..."
"Oh itu... Ya nanti aku usahain... Dewasa kan nggak bisa dipaksa kak... Itu dari dalam diri kita..."
"Ya harus dipaksakan dong... Kamu harus bisa mendewasakan diri... Belajar serius nanti pas kuliah biar semua bangga... Kakak tau otak kamu itu sebenarnya encer cuma kamunya aja yang males.."
"Ih... Iya iya kakakku yang cantik..."
---- 💜 ----
"Assalamu'alaikum...."
"Wa'alaikumsalam...Selamat datang jeng Siska... Regi..."
"Iya jeng terimakasih..."
"Ayo silahkan masuk..."
"Iya..."
Hari ini dua keluarga bertemu untuk buka bersama seraya membicarakan tentang hubungan anak-anak mereka.
Regi dan bundanya pun duduk diruang tamu bersama tuan rumah.
"Mama panggil anak-anak juga ya pa..."
"Iya ma..."
"Alhamdulillah Gi, om udah denger kalo mau udah mengambil keputusan siapa yang kamu pilih... Semoga kamu bener bener yakin.."
"Iya om.. InsyaAllah... Yakin..."
"Regi udah jatuh hati sebelumnya sama Reny.. Jadi cinta tidak bisa dipaksa pak Tatang..."
"Iya bu Siska.. Saya mengerti..."
Tak lama kemudian mama Fanya kembali ke tempatnya dan diikuti oleh dua putrinya.
"Bunda..." Reny bersalaman dan mencium tangan bunda Siska, begitu pun dengan Arin yang melakukan hal yang sama.
"Wah kamu cantik banget pake kerudung Ren.. Bunda pangling lho..,"
Reny tersenyum malu "Hehe bunda bisa aja..." Reny meremas kencang lengan kakaknya yang sejak tadi ia peluk.
Lalu setelah itu Reny dan Regi saling melempar senyum, dengan dentuman jantung yang meningkat membuat tubuh menghangat hingga Reny merasakan kedua pipinya berwarna persik.
"Kamu siap Gi nunggu Reny menyelesaikan sekolahnya sampe lulus kuliah..."
"Siap om..." "Reny juga apa siap menerima saya apa adanya yang hanya seorang guru..." Regi beralih ke Regi.
"Bagaimana Ren?" Tanya papa
"Iya pa..."
"Arin selama waktu 4 tahun semoga kamu dipertemukan dengan jodohmu..." Papa berharap
"Aamiin..."
"Bareng aja sekalian ya kak...." Kata Reny
"Apanya..."
"Nikahnya lah..."
"Hahhaa... Aamiin..." Ketiga orang tua itu mengamini