3. 🧡

423 117 89
                                    


Yeriko mengangkat tangannya dan pak Regi pun mempersilahkan "Pak, udah punya calon belum.... Temen saya nanya..." Dia menunjuk Reny yang tentu saja terkejut dan langsung mencubit paha Yeriko.

"Awww...."

"Hahahaa...."

Reny tertunduk malu dan pak Regi tersenyum.



"Setiap dari kita itu udah disiapkan calon ... itu udah tertulis sebelum kita lahir... Di lauhul mahfudz..." Terang sang guru ganteng itu "Cuma kapan waktunya kita dipertemukan itu yang kita tidak tau.."

"Lalu intinya apa pak? Bapak belum ketemu jodohnya  ya..."

"Ya dengan kata lain seperti itu....."

"Pak daftar dong...." Jennie mengangkat tangannya dan mendapat sorakan dari seluruh teman kelasnya.

Pak Regi tertawa "Boleh lah... Asal masuk kriteria..."

"Kriterianya apa pak?"

"Duh kok jadi bahas pribadi terus... Cukup ya.. Dilanjut nanti dilain waktu... Okay, bapak absen dulu ya.... Biar kenal satu-satu...." Regi mengambil buku absen kelas.



"Bismillah... Yang pertama Ahmad Rifai..."

"Hadir pak bro..."

"Widih... What's up bro..." Balas pak Regi dengan fleksibel.


"Bertrand hutapea..." Lanjut pak Regi.

"PE'A... Itu lo dipanggil..."


"Eh nggak boleh gitu... Bapak nggak suka ya ada membullyan disini.."

"Hehe... Udah biasa pak... Bercanda..."

"Iya sih.., niatnya memang bercanda, tapi kita nggak tau bagaimana dalam hati orang yang kita bercandain itu... Panggil nama teman kalian dengan bagus... Okay..."

"Iya Pak..."

"Okay terimakasih.... bapak lanjut ya...."

Bertrand tersenyum dan didalam hatinya ia berterima kasih kepada guru baru itu.



"Chika veronika..."

"Saya pak..."


Pak Regi mengangguk seraya memberi tanda titik di kolom tanggal hari ini dibaris nama tersebut.

"Dona Aryana..."

"Hadir pak Regi..."



"Erika mandala..."

"Saya pak..."


"Ferdi sam..." Pak Regi terhenti karena dirasa seperti mau bersin tapi tidak jadi "Ferdi samsyudin...."

"Iya Pak..."

"Gala langit..."

"Saya pak..."


"Indah permatasari..."

"Hadir pak..."

"Jennie Kimberly..."

"Hay pak Jenie yang cantik disini..." Sapa Jenie dengan penuh semangat.


"Huuuuu.... Dasar centil..."


Pak Regi terkekeh "Iya...ya.. Ya..."

"Kinanti Mawar Ahmad..." Mawar mengangkat tangan, dia adalah teman sebangku Jennie.

Pesantren Kilat ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang