12. 💜

359 104 59
                                    


"Assalamu'alaikum bunda..."

"Wa'alaikumsalam... Eh calon mantu bunda... Akhirnya menginjakkan kaki dirumah bunda..."

Bunda Siska memeluk bahagia Reny, setelah selesai berbuka Regi membawa Reny kerumah karena bunda yang berpesan.

"Hehe iya bunda..."

"Kebetulan bunda baru aja selesai bikin kue... Yuk cobain.."

"Wah.. Sepertinya aku harus belajar masak nih sama bunda..."

"Pasti bunda ajarin... Asal memasak dari hati dan penuh keikhlasan pasti berhasil..." kata bunda seraya merangkul Reny masuk ke rumah tengah dan Regi mengikuti dari belakang.

"Siap bun..."

"Bunda suka kalo mantu bunda bisa masak... Tapi bunda nggak maksa kamu kok... Nggak bisa juga nggak salah... Karena pada dasarnya pekerjaan rumah tangga adalah tanggung jawab suami... Masak, nyuci, ngepel itu semua.."

"Lho.. Terus kewajiban istri apa bun..."

"Hanya ada dua kewajiban seorang istri, yang pertama taat kepada suami dan melayani diranjang kapanpun suami minta..." Regi nimbrung diakhiri dengan senyuman penuh arti.

"Sedangkan suami bekerja dan nggak ada waktu buat ngerjain pekerjaan rumah maka ia harus mencari asisten rumah tangga untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah..." Lanjut bunda.

"Lalu jika suami nggak mampu membayar asisten rumah tangga dan dengan ikhlas istri membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga maka itu bernilai ibadah..."

"Tapi kadang laki-laki yang semua seperti itu bun..."

"Iya sih... Saat suami yang kurang pengetahuan, menganggap pekerjaan rumah tangga adalah kewajiban istri, udah seharian ngurus anak dan rumah yang nggak ada habisnya..."

"Gi, seandainya nanti saat kamu pulang kerja dan mendapati rumah kamu jangan sekali-kali bertanya sama istri kamu... ---Kamu seharian ngapain aja?--- jangan pernah ngomong seperti itu.."

"Iya bun... Reny itu anak kesayangan, dia putri yang berharga dikeluarganya, masa nanti nikah saja aku jadi pembantu di rumah..."

Reny tersenyum mendengarnya, sepertinya dia tidak salah pilih, pemikiran orang yang berusia diatasnya itu memang beda, bijak dan dewasa.

"Iya udah sibuk seharian ngurus rumah, pas malem dia lelah saat suami minta jatah... Sedangkan suami nggak pernah bantu pekerjaan rumah.. Jadi seharusnya dia sadar diri..."

"Hehe iya bun.."

"Iya bun.. Makasih wejangannya... Tapi itu masih lama bun..." Jawab Regi

"Iya.. Bunda doain Reny cepet siap... Nikah sambil kuliah kan bisa..."

"Waduh..."
















Seutas senyum terukir dibibir Regi melihat kedua wanita yang berharga dihadapannya bisa seakrab itu.

"Wah bun enak banget kuenya..."

Regipun ikut mencoba "Hmm.. Ini terlalu manis... Ren, kamu pasti nggak enak ya kalo jujur.." Regi terkekeh

"Oh ya? Apa bunda kebanyakan masukin gulanya.." Bunda ikut mencicipi

"Tapi aku emang suka manis kok..." Kata Reny membela diri

"Hmm.. Emang selera Regi gitu Ren, nggak suka makanan manis.. Dia kan harus menjaga tubuhnya..."

"Kenapa kak? Biar pede ya didepan cewek-cewek..."

Pesantren Kilat ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang