20| Calon Menantu 🏡

896 49 0
                                    

"Hua, Bunda ganggu gak?" tanya Yeri. Kepalanya menyembul disela pintu kamar Shuhua yang terbuka sedikit.

Shuhua yang fokusnya pada laptop itu kemudian mengangkat kepala saat mendengar suara Bundanya. Ia menggeleng lalu mengisyaratkan Bundanya untuk masuk.

"Kenapa, Bun? Tadi Bunda manggil Hua, ya?" tanya Shuhua. Takut-takut Bundanya memanggil tapi dia tidak mendengar.

Yeri menggeleng lalu duduk dihadapan Shuhua. Ia mencondongkan tubuhnya kedepan melihat apa yang sedang Shuhua kerjakan dilaptopnya. "Lagi ngerjain apa?"

"Tugas sekolah, Bun. Hampir beres sih ini, tinggal di print doang nanti." kata Shuhua senyum tipis. Lalu menyingkirkan laptopnya ketempat lain. "Jadi, ada apaan, Bun?" tanya Shuhua lagi.

"Nanti besok kamu bantuin Bunda buat beres-beres, ya? Furniture yang ada dikamar tamu untuk sementara kita pindahin dulu ke gudang."

"Nggak akan sewa tukang aja? Bunda pindah-pindahin barang berat gitu, nanti yang ada Bunda malah pegel-pegel lho, Bun?"

Nggak tau furniture dirumah mereka yang kebanyakan, atau justru rumah mereka yang kesempitan. Sampe bingung Yeri mau naro barang-barang yang belum sama sekali dipakai itu dimana.

Kalau yang tanya kenapa gak ditaro digudang aja, karena Yeri orangnya lupaan. Lagian Yeri mikirnya kalau gudang tuh tempat penyimpanan barang yang udah gak ke pakai, bukan barang yang belum di pakai. Istilah gudang bersih sih ada aja, cuman ya itu tadi, Yeri itu orangnya lupaan. Takutnya, nanti barang yang sama sekali belum ke pakai malah dipikir udah pernah di pakai.

"Iya juga sih, bener kata kamu. Yaudah, kalau gitu, kita sewa tukang ajalah. Lagian kalau mindahin meja rias, lemari laci, meskipun kecil juga bentukannya ya tetep aja berat."

"Lagian kenapa tiba-tiba dipindahin deh, Bun? Emangnya ada yang mau datang?"

Yeri mengangguk. "Ada, Mas Lucas."

Shuhua menggaruk kepalanya yang tidak gatal, Ia menatap bingung Bundanya. "Mas Lucas saha Bun?"

Yeri balik menatap bingung Shuhua. "Lah? Kok malah nanya? Lucas 'kan suaminya Mbak Yuqi??" kata Yeri diakhiri pertanyaan.

Shuhua ngebug dulu bentar. "Calon suam— BUNDA, MBA YUQI MAU NIKAH??" pekik Shuhua. Yeri reflek memundurkan kepalanya karena kaget.

"Kamu nggak dikasih tau emangnya?"

Shuhua menggeleng cepat. Dia tentu nggak habis fikir. "Nggak ada, Bun. Hua malah nggak tau apa-apa. Hua aja baru tau dari Bunda barusan." kata Shuhua. Mukanya tiba-tiba aja mendadak bete.

"Kok Mbak Yuqi nggak ngasih tau Hua sih kalau dia mau nikah?! Apaan dia? Kok ngeselin banget? Dikata Hua anak kecil apa yang mesti tau belakangan?!" Shuhua bersidekap dada.

"Bunda juga agak heran sih kenapa dia nggak ngasih tau kamu." Yeri menggaruk kepalanya. "Oh, atau kemungkinan dia sibuk kali, atau dia justru mau kamu denger dari mulutnya langsung. 'Kan bisa jadi?"

"Lagian berita kalau dia mau nikah aja tuh belum kesebar. Ayah kemaren bilang sama Bunda kalo Mbak Yuqi nggak akan ngundang terlalu banyak orang. Dia maunya cuman pihak keluarga aja yang datang." Jelas Yeri yang mengundang kernyitan heran didahi Shuhua.

[1] Families | Random KPOP IdolsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang