"Ngapain, Bang?" tanya Joy waktu liat Soobin kebingungan kayak lagi nyari sesuatu.
"Ini, Bun, mau nyuci motor bentar. Soalnya motor Abang udah kotor banget." kata Soobin. "Nah ketemu!" Soobin mengangkat selang lalu memasangkannya pada kran air yang sengaja dipasang didekat gerbang rumah.
"Lah, perasaan kemaren baru aja dicuci deh? Kok dicuci lagi?"
"Iya, soalnya kemaren dipake balapan sama Sanha.." Soobin melanin suaranya diakhir waktu tau kalau dia keceplosan.
"Balapan?"
Soobin meringis pelan. "Abang gak ikut ikutan kok, Bun, serius deh. Itumah si Sanha aja. Lagian motornya juga gak ada yang lecet kok tuh, aman aman aja." Soobin menatap Joy memelas. "Jangan lapor Ayah ya, Bun?"
Joy menggeleng. "Bukan masalah perkara motornya lecet atau nggak. Tapi kalau sampai malah Sanha nya yang kenapa kenapa gimana? Siapa nanti yang bakalan tanggung jawab?"
"Abang juga udah nasehatin bahkan nolak berkali kali waktu dia mau pinjem ini motor, tapi, ya gitu," Soobin mengendikkam bahunya acuh. "Bunda kan tau Sanha gimana orangnya, petakilan gitu kok, bebal kalau dibilangin."
"Ketauan Maminya tau rasa! Dijambak dah tuh si Sanha."
"Anak anak zaman sekarang ada ada aja kelakuannya." kata Joy, "Dia diajak balapan atau ngajak balapan?"
"Taruhan sih, Bun."
Joy menggelengkan kepalanya. "Nanti kalau udah beres langsung mandi, noh sarapan udah siap dimeja makan."
Soobin mengangguk lalu melanjutkan kegiatannya. Joy juga sudah masuk kedalam rumah kembali.
"Darimana, Bun?" tanya Sehun yang kebetulan pas pasan sama Joy dilorong yang mau jalan ke dapur.
"Dari luar. Tadi nyariin Soobin, eh, anaknya lagi nyuci motor ternyata."
Joy melihat dasi suaminya yang belum terpakai itu menghela nafas. "Masih belum bisa pakai dasi sendiri? Gak mau belajar, tah?"
"Pusing ah. Aku belajar mencintai kamu aja masih remed ini."
Sehun mengaduh saat Joy mencubit pinggangnya. Dia terkikik geli melihat raut masam Joy yang langsung melengos meninggalkan Sehun ditempat. Sehun tau kalau Joy itu lagi salting.
"Hari ini mau bawa bekel apa kids?"
Wonyoung menggantungkan sendoknya diudara, gak jadi nyuap maksudnya.
"Daging sapi panggang, Bun?" tanya Wonyoung ragu. Masalahnya Wonyoung gak yakin kalau Joy bisa buat riquesan bekalnya pagi ini. Soalnya, selain pakai banyak bumbu, juga pasti bakalan pakai banyak waktu. Alias gak bisa dibuat dalam waktu yang mepet!
"Oh, boleh dong! Nanti kalau gak sempet, dianterin lewat gojek aja."
Joy beralih ke anak satunya, yang baru aja narik kursi meja makan.
"Bang, mau dibawain bekel apa?"
"Buah manggis sama susu almond aja, Bun. Tapi di tupperware yang agak gede ya. Soalnya hari ini abang olahraga, gak tau kenapa abis minum susu langsung seger aja. Aneh gak sih? Atau emang biasa gitu?"
"Oh iya? Tapi kok Wony nggak ya?"
"Gak tau deh Abang."
Joy menghidupkan ponselnya yang dari jam 5 subuh tadi belum dia cek sama sekali. Satu yang menarik perhatian Joy adalah grup reuni SMA nya dulu. Chatnya sampai beribu ribu, padahal anggotanya gak nyampe dua puluhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Families | Random KPOP Idols
FanfictionKeseharian keluarga sosialita penghuni komplek Aydola Residence.