Musim gugur 2010
"hai, bisakah kau mengantar ku ke ruang guru?"
"Tentu saja, kau anak baru?".
"Iya, namaku Jeno, Lee Jeno kau?"
"Na Jaemin. Salam kenal Jeno."
Kedua pemuda yang baru saja berkenalan itu berjalan bersisian melewati taman sekolah yang mulai di penuhi daun-daun kuning yang berguguran. Disanalah awal mula mereka bertemu, saling mengenal kemudian menjadi semakin dekat bak kutup magnet yang berlawanan.
---
Musim gugur 2011
"Yak Lee Jeno, lihatlah para fans mu menggangguku." Jaemin berteriak begitu masuk kedalam kamar Jeno. Wajah cantiknya tertekuk dengan bibir yang mengerucut lucu. Bagaimana tidak, tadi sepulang sekolah ia di hadang banyak orang yang ingin menitipkan hadiah pada Jeno yang sedang sakit.
Selama hampir satu tahun mengenal Jeno, ia benar-benar jadi seperti kurir yang selalu dicari orang-orang untuk menjadi perantara antara mereka dan Jeno. Salahkan wajah Jeno yang sangat tampan dan juga prestasinya yang teramat banyak di sekolah hingga semua orang mulai mengidolakannya.
"Jangan cemberut begitu, aku jadi ingin menerkam mu."
Jaemin mendelik, memasang wajah garang yang sayangnya malah terlihat semakin imut di mata Jeno.
"Sudah, maafkan aku ok?" Ucap Jeno sembari meraih tubuh Jaemin untuk dibawa berbaring di sebelahnya.
Keduanya memang menjadi sangat dekat, beberapa orang bahkan menganggap mereka sepasang kekasih padahal mereka hanya bersahabat.
"Besok musim gugur pertama, mau keluar?"
Jaemin mengangguk antusias, ia sangat menyukai musim gugur dan ajakan Jeno tentu saja tak akan ia lewatkan.
"Tidur disini saja, aku akan izinkan pada papa nanti," dan Jaemin hanya bisa menurut bahkan saat Jeno mengeratkan pelukan mereka.
---
Musim gugur 2012
"Aku tak bisa menahannya lagi, ayo berkencan!"
Suara Jeno terdengar begitu jelas di telinga Jaemin walaupun saat ini mereka sedang berada di taman yang cukup ramai.
Saat ini mereka sedang berada di pulau Nami, membolos beberapa hari untuk menikmati musim gugur padahal keduanya sudah berada di kelas akhir.
Jeno meraih tangan Jaemin, menarik lembut pemuda manis itu untuk mencari tempat bicara. Setelah beberapa menit berjalan, keduanya berhenti di sisi taman yang lebih sepi. Keduanya berhadapan dengan tangan yang saling bertatut dan manik yang mengunci satu sama lain.
"Aku mencintaimu bahkan sejak kita pertama bertemu musim gugur dua tahun lalu. Aku selama ini tak berani mengungkapkan karena takut kau menjauh dan sekarang aku tak tahan lagi. Aku tak suka kau dekat dengan orang lain aku cemburu." Jeno menatap lekat wajah Jaemin yang masih terlihat terkejut. Akhir-akhir ini Jaemin memang sedang didekati oleh pemuda tampan dari kelas lain. Hal itu membuat Jeno uring-uringan karena cemburu dan berakhir membuat rencana untuk menjadikan Jaemin miliknya.
"Jaem, mau jadi kekasihku?"Tanya Jeno sekali lagi dengan senyum lebar di wajahnya.
Jaemin tak menjawab namun ia langsung menghambur kedalam pelukan Jeno.
"Aku juga mencintaimu."
Dua pemuda yang baru saja menjadi pasangan itu tertawa karena sangking bahagianya. Ternyata cinta mereka berbalas.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WEDDING ORGANIZER [NOMIN]
ФанфикNa Jaemin dengan segala luka di hatinya memilih untuk kabur ke London, meninggalkan segala kenangan manis di setiap sudut Korea. Dengan air mata yang tak berhenti mengalir dari mata indahnya, ia berkata pada seluruh anggota keluarganya bahwa ia ingi...