"belum tidur?"
Jeno merebahkan dirinya disebelah Jaemin yang sedang berbaring di atas kasur sembari bermain ponsel. Hal itu otomatis membuat si manis berbaring miring, membelakangi pria tampan yang sejak kemarin menjajah tempat tidurnya.
"Tidur sugar, sudah malam."
"Jangan memanggilku seperti itu!"
Jeno menaikkan sebelah alisnya begitu mendengar kalimat protes dari si manis.
"Kenapa, bukannya kau menyukainya?"
"Itu dulu."
Setelahnya keduanya hanya diam, ucapan Jaemin membuat suasana hati Jeno menjadi buruk. Hal itu tentu saja bisa dirasakan oleh si manis. Padahal tanpa Jeno tahu, Jaemin saat ini sedang berusaha menutupi detak jantungnya yang menggila dan pipinya yang memanas. Ternyata efek seorang Lee Jeno masih begitu kuat mempengaruhi nya.
"Jeno?" Cicit Jaemin setelah cukup lama terdiam agaknya si manis sedikit merasa bersalah karena ucapannya yang langsung membuat atmosfer kamar menjadi tidak enak.
Jaemin memutuskan untuk berbalik, menghadap pria tampan yang ternyata sedang menatap langit-langit kamat sembari termenung.
"Jeno" Panggil Jaemin lagi kali ini disertai guncangan lembut di bahu Jeno.
Jeno sedikit terkejut saat mendapati Jaemin yang sudah menatapnya dengan mata bulat dan bibir mengerucut. Gemas, sangat menggemaskan.
"Ada apa Nana?"
Kalimat Jeno membuat Jaemin semakin mengerucutkan bibirnya. Tadi ia sendiri yang melarang Jeno memanggilnya 'sugar' dan sekarang ia juga yang merajuk karena tak suka panggilan yang baru saja Jeno lontarkan. Jadi, dengan sembrono Jaemin menelusup kedalam rengkuhan Jeno, menggerakkan kepalanya kesana-kemari mencari tempat yang nyaman. Hal itu tentu saja membuat Jeno terkejut dan reflek memiringkan tubuhnya agar Jaemin merasa lebih nyaman.
"Ada apa hmm?"
"Jangan panggil Nana." Gumam Jaemin yang masih bisa didengar jelas oleh Jeno.
"Lalu aku harus memanggilmu bagaimana?" Jeno mengeratkan pelukannya, mengusap lembut rambut si manis.
"Sugar, jangan salah paham aegi yang minta bukan aku."
Jeno berusaha keras menahan tawanya, astaga Jaemin kenapa menggemaskan sekali. Jika begini Jeno ingin cepat-cepat menyeretnya ke altar.
"Baiklah, aku akan menuruti permintaan aegi."
Keduanya kembali terdiam, menikmati ketenangan yang menyelimuti mereka. Tangan besar Jeno masih sibuk mengusap lembut surai Jaemin sedangkan si empu sepertinya merasa terlalu nyaman hingga tak bergerak sama sekali.
"Tidak tidur?" Tanya Jeno saat melihat Jaemin yang masih betah membuka matanya.
"Belum bisa, waktu tidurku sedikit berantakan setelah hamil karena sering mual di malam hari."
Jeno mengecup puncak kepala Jaemin beberapakali, merasa bersalah karena ia baru datang menemani di manis.
"Aku ingin bertanya sesuatu."
"Apa?"
"Bagaimana kita bisa berakhir membuat aegi waktu itu?"
Jaemin berdeham kecil mendengar pertanyaan Jeno. Ia melepaskan dirinya dari pelukan si pria April kemudian bangkit dan menyandarkan punggungnya di kepala ranjang.
"Ceritanya cukup panjang, tak apa?"
Jeno mengangguk kemudian meletakkan kepalanya di paha Jaemin, mencari tempat ternyaman sebelum memberi isyarat Jaemin untuk memulai ceritanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WEDDING ORGANIZER [NOMIN]
FanfictionNa Jaemin dengan segala luka di hatinya memilih untuk kabur ke London, meninggalkan segala kenangan manis di setiap sudut Korea. Dengan air mata yang tak berhenti mengalir dari mata indahnya, ia berkata pada seluruh anggota keluarganya bahwa ia ingi...