Bagian Enam Belas

8 4 0
                                    

Bagian Antariksa

Hari-hari berpacaran dengan Cosmo cukup menyenangkan , ditambah bumbu-bumbu backstreet yang di ajukan Uqi agar sementara mereka menjalin hubungan dirahasiakan dari semua orang , terutama Letta dan Airin . Uqi belum sanggup menceritakan pada kedua sahabatnya , Uqi takut akan di musuhi apalagi dianggap teman nggak tahu diri kemudian di jahui , sungguh Uqi tak sanggup membayangkannya .

Hari ini ketiganya duduk pada tribun , menyaksikan pertandingan basket antara Athena dan sekolah Majalengka . Seperti biasa Cosmo si captain basket sekaligus shooting guard tim menjadi pendongkrak poin yang berhasil mengacaukan papan scor lawan .

Menjelang break tidak sering Cosmo akan melirik bangkunya , Uqi berusaha setenang mungkin dan bersikap normal .

“ Lo nggak nyesel keluar dari tim , Lett ?”
Disela pertanyaan Airin rombongan anak cheers masuk ke stadium , mereka menari kompak lalu menciptakan choreo menara yang mana biasanya gadis disebelahnya ini akan berdiri seimbang paling atas sambil menyunggingkan senyum lebar-lebar lalu melompat cantik untuk ditangkap teman-teman di bawahnya .

“ Nyesel nggak nyesel” , seloroh Lettta sambil menyedot Chorcoal dari wadahnya .

Mereka kembali fokus menyaksikan babak terakhir pertandingan . Tidak mengejutkan ketika sekolahnya menang dengan perolehan angka telak . Sorak sorai penuh kemenangan masih menggema di tribun , anak-anak sekolahnya kompak menyanyikan mars kebanggaan Athena .

“ Gue ke toilet bentar” , izin Uqi tiba-tiba sambil mengunci ponselnya .

“ Alah kebiasaan deh perut lo , kebelet boker pas lagi pewe . Ya udah cepet , jan sampek nggak balik gue sleding lu sampek uni soviet”

“ Iya” , Uqi buru-buru turun dari tribun.
Sejujurnya Uqi bohong mengenai alasannya ke toliet karena nyatanya ia malah menuju lorong belakang stadium . Kaki panjangnya menapaki ragu lantai basemant anak basket yang sepi dan minim penerangan itu . Uqi kembali mengeluarkan ponsel yang ada disakunya , membaca kembali pesan yang dikirim Cosmo .

“ Bener kok disini” , gemingnya was-was meneliti seluruh loker besi yang ditempeli  stiker warna-warni

“ Hei”

Uqi terperanjat sambil memegangi dadanya , tubuhnya mengahantuk daun loker cukup keras , ia membulatkan mata menatap cowok berseragam kutung putih disertai handuk yang menggelantung di leher .

“ Sorry ngagetin ya”

Uqi mengangguk pelan kali ini berusaha menegakkan badan .

“ Buat lo” , tangan Cosmo menjulurkan kotak biru . Uqi masih begeming , ragu mengambilnya .

“ Itu apa ? Ulang tahun aku masih lama loh”

Cosmo kembali menjulurkan tangannya kali ini diikuti dagu yang terangkat maju “ Terima dulu trus dibuka”

Dengan gerak super pelan Uqi menerimanya dengan kikuk “ Buka”

Nada otoriter cowok itu membuat tangan Uqi sedikit gemetar membukannya

Sebuah kalung dengan liontin love berjejer empat , mungil .

“ Ini ...”

“ Buat kamu”

Jemari cowok itu begitu cepat menyahut benda di tangan Uqi . Membuka pengaitnya lalu memutari gadis itu , menyibak rambut sebahu Uqi dan memasangkan kalung itu keleher  .

“ Cantik” , cowok itu menatap bangga kalung yang melingkar indah di leher Uqi .

Mengulas senyum , jemari Uqi menyentuh liontin kalung itu dengan tatapan lurus pada cowok yang telah beridiri tegap dihadapannya .

SIN , COS , TANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang