Baru ketika Uqi memajukan dagu menunjuk arah Sinan yang berdiri di ambang pintu kakaknya terperanjat beberapa detik dalam tatapannya . Hanya berlalu sebentar kemudian bang Arya berdeham “ Masuk Sin”
“ Sorry bang baru pulang , tadi Uqi sama gue”
“ Nggak papa-papa tapi lain kali jangan terlalu larut pulangnya . Kalian kan besok pada sekolah”
Uqi berlalu begitu saja keruang makanan meninggalkan kakaknya yang asyik mengobrol dengan Sinan . Setelah sekian lama sang kakak yang tidak berjumpa dengan adik kesayangannya . Uqi berdecih pada keharmonisan dua manusia tersebut .
Masih dengan sayup-sayup kekehan dan suara bang Arya yang naik satu oktaf ketika terlalu asik berbincang , di dalam kamar pikiran Uqi tak bisa diam memikirkan hari-hari seru yang telah dihabiskan bareng Sinan . Entah sampai kapan kebahagiaan semu ini akan bertahan , karena Uqi sadar cepat atau lambat bukan tidak mungkin mereka akan dipisahkan oleh masa depan .
Sampai kapan peran menjaga dan melindungi akan terus dimainkan , hari saat mereka tertawa dan bercanda seperti anak-anak yang memiliki waktu panjang . Tumbuh bersama dan bergandengan tangan . Uqi tidak bisa benar-benar membayangkan hidupnya akan terlepas dari sosok Sinan , ia terlalu nyaman dengan keadaan sekarang . Mendengar suara Sinan , melihat Sinan , bertengkar dengan Sinan , ngobrol santai bareng Sinan , tertawa dan menangis bersama . Tanpa sadar air mata Uqi meleleh saling susul dengan deras . Ia terlalu takut membayangkan hari itu datang padanya .
*****
“ Yosh party di rumah Dage , rejeki banget nyak gue hari ini kagak masak”
“ Dalam rangka ape nih Ge ?” , tanya Gerry sambil mengeluarkan 3 kartu dengan jenis berbeda— diamond , skop , dan kriting dengan jumlah angka 4 .
