bag 01. Xiao's Brother.

1K 90 0
                                    


*****

"Bagaimana kondisimu?" seorang pria berjalan dengan angkuh ke arah pria lain yang jauh lebih muda darinya.

"Seperti biasa, apa kau baru saja sampai, Ge?" pria yang duduk di sofa itu tampak antusias, melihat sang kakak datang.

"Ya, apa kau sudah makan?"

"Tidak, belum. Ge, kau berjanji mengajakku makan di luar saat kau pulang." pria yang di panggil Ge itu tersenyum sangat tipis, bahkan itu tidak di bilang sebuah senyuman, hanya mengangkat salah satu sudut bibirnya sedikit.

" pria yang di panggil Ge itu tersenyum sangat tipis, bahkan itu tidak di bilang sebuah senyuman, hanya mengangkat salah satu sudut bibirnya sedikit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku akan bertanya pada doktermu dulu."

"Gee ... Kau sudah berjani!" protes pria itu dengan manja, mereka adalah dua bersaudara Xiao. Dua saudara beda usia dari Ibu yang berbeda. Xiao Haikuan dan Xiao Zhan, mereka terpaut usia 11 tahun, dan saat ini, Xiao Zhan berusia 20 tahun sebentar lagi, dua bulan lagi, Xiao Zhan akan merayakan ulang tahunnya yang ke 20.

 Xiao Haikuan dan Xiao Zhan, mereka terpaut usia 11 tahun, dan saat ini, Xiao Zhan berusia 20 tahun sebentar lagi, dua bulan lagi, Xiao Zhan akan merayakan ulang tahunnya yang ke 20

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Baiklah-baiklah, jangan merengek, kita pergi sekarang."

"Sungguh?! Kau yang terbaik, Ge!" Xiao Zhan tampak senang dan segera bergegas mengikuti sang Kakak berjalan lebih dulu.

"Apa yang ingin kau makan?"

"Entahlah, apa kau punya rekomendasi?"

"Bagaimana jika makan sup?"

"Tidak! Aku sudah cukup bosan memakan sup di rumah, ayo makan makanan yang lain!" Kuan terkekeh pelan.

"Baiklah, lalu apa yang ingin adikku makan?" sambil mengacak rambut hitam Xiao Zhan yang memang sudah berantakan sejak tadi.

"Aku ingin steak, steak daging yang matang!" Kuan tertawa lagi, lalu merangkul adiknya agar masuk ke dalam mobil.

"Bilang padaku jika berubah pikiran."

"Tidak akan, kau yang berjanji akan menuruti permintaanku." Xiao Zhan menatap kakaknya dengan serius setelah memasang sabuk pengaman.

"Iya aku pernah berjanji. Jadilah anak baik, kau akan mendapatkan apa yang kau mau." Xiao Zhan tertawa memerlihatkan gigi kelincinya yang lucu.

"Aku selalu menjadi anak baik!" Xiao Zhan memiliki sifat yang berbanding terbalik dengan kakaknya, dia lucu, polos dan ceria. Sedangkan Kuan sangat tegas, dia di besarkan oleh ayah mereka sedangkan Xiao Zhan tidak pernah jauh dari Ibunya.

Walaupun memikiki Ibu yang berbeda, Kuan tetap menyayangi Xiao Zhan dengan tulus, meski dengan caranya yang kaku, tapi Xiao Zhan tau Kuan begitu sangat menyayangi nya.

"Apa kau puas?"

"Mn! Terimakasih Ge, aku senang kali ini kau datang lebih cepat, aku tidak tau apa aku bisa melihatmu lagi nanti saat kau pergi." senyum tipis di bibir Kuan menghilang, wajahnya suram, tidak ada kesenangan sama sekali dari tatapan itu. Xiao Zhan memang lemah sejak kecil, tubuhnya tidak sekuat dirinya, mudah sakit dan sering terkena flu. Bahkan hanya karena berjalan-jalan di taman selama satu jam di sore hari. Saat berusia 13 tahun, dokter mengatakan jantung Xiao Zhan mengalami masalah, sejak saat itu, Xiao Zhan bahkan tidak pernah keluar dari rumah selangkahpun. Pada usia 17 tahun, Xiao Zhan mulai kembali keluar dari rumah, itupun selalu bersama dengan Kuan sebagai kakak sekaligus bodyguard nya.

"Saatnya pulang."

"Mn!" Xiao Zhan mengangguk sambil tersenyum. Dia bahkan tidak meminta yang lainnya, sesekali dia hanya makan di luar bersama Kuan dan segera pulang setelahnya.

"Aku senang bisa keluar denganmu, Ge. Lain kali, aku ingin kau mengajakku ke luar negri." kuan tersenyum, kali ini, benar-benar senyuman tulus yang jarang dia tampilkan.

"Akan ku ingat, jaga saja kesehatanmu, supaya kita bisa pergi bersama."

"Tentu, aku akan selalu ... Ge! Awaaaas!"

*****

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Salju Yang PanasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang