bag 12. Aku minta Maaf.

226 45 7
                                    


*****

"Kapten?" Xiao Zhan baru saja duduk di bawah sebuah pohon saat Wang Yibo datang dan berdiri di depannya.

"Kau baik-baik saja?" Yibo tanpa ijin duduk di samping Xiao Zhan, membuat  Zhan tamak sedikit tak nyaman.

"Ya, aku hanya sedikit lelah." Xiao Zhan menunduk lesu. Wang Yibo menatapnya dalam diam, tak pernah terpikirkan jika sebenarnya Xiao Zhan adalah adik dari komandan Kuan, bahkan sejak awal pertemuan mereka, Yibo bahkan tak menemukan kemiripan sedikitpun pada keduanya. Mereka berdua terlalu berbeda.

"Makanlah ..." Yibo menyerahkan sekotak makanan miliknya untuk Xiao Zhan makan. Xiao Zhan terdiam melihatnya, tak di sangka Yibo bahkan bicara baik-baik padanya, apa karena tau dirinya adalah adik dari Komandan?

"Tidak, aku baik-baik saja dengan ini." Yibo tidak yakin, pasalnya makanan Xiao Zhan masih utuh, terlihat seperti Xiao Zhan tidak berselera untuk makan.

"Itu untuk kesehatan kan?" bubur kesehatan rasanya tidak enak. Tentu saja hambar dan tidak terasa enak.

"Yah begitulah." Yibo merasa asing dengan Xiao Zhan pendiam ini? Selama beberapa bulan keduanya menjadi rekan, Xiao Zhan selalu tampak ceria, bahkan saat kelelahan sekalipun.

    Namun kini, bukan hanya kehilangan senyumannya, dia bahkan kehilangan sepertiga dari berat badannya, semangatnya tak terlihat bahkan mata berbinar yang sebelumnya selalu dia tampilkan tampak meredup juga.

"Jangan sakit ..." Xiao Zhan terkejut mendengar nada perhatian itu dari sang Kapten dingin. Diapun menatap Wang Yibo tak mengerti, "kau bilang ingin mencari kakakmu, lebih baik mengisi tenaga agar mencari lebih baik." Xiao Zhan sadar akan hal itu, tapi mau bagaimana lagi, walau hanya sesuap makanan yang masuk ke mulutnya, Xiao Zhan merasa mual dan ingin memindahkannya.

"Aku tidak berselera." Xiao Zhan hampir berdiri, namun Yibo menahan tangannya agar Xiao Zhan tetap duduk. Tentu saja Xiao Zhan benar-benar tetap duduk di sampingnya.

"Makanlah, aku suapi." melihat bagaimana wajah pucat Xiao Zhan dan tubuhnya yang semakin kurus membuat Wang Yibo tak tega untuk membiarkannya.

"Aku benar-benar tidak berselera kapten."

"Aku tau, tapi setidaknya makanlah sedikit. Jika tidak kau akan sakit."

"Apa ini hukuman jenis baru?" Xiao Zhan menggerutu sebal, Yibo mendengarnya tapi tak berkata apapun, hanya mulai menyendok makanan dan menyodorkannya pada Xiao Zhan. "Kapten, aku benar-benar tidak ingin makan."

"Kalau begitu tinggallah di tenda dan beristirahat, tidak perlu membantu mencari."

"Apa, kenapa?"

"Jika kau mencari dalam keadaan lapar, dan akhirnya pingsan nanti, kau hanya akan merepotkan orang lain." Xiao Zhan terdiam, mulai berpikir, mungkin itu benar.

"Baiklah."

"Benar, buka mulutmu." Xiao Zhan dengan ragu mulai memakan suapan pertama. Yibo memperhatikan saat Xiao Zhan dengan malas mengunyah makanannya.

"Sudah." Xiao Zhan hampir berdiri lagi, tapi kali ini Yibo tak mencegah, hanya dengan satu kalimat, pria manis itu kembali duduk dengan sendirinya.

"Baik, pergilah. Jika kau pingsan lagi, kau bahkan tidak bisa membantu mencari kakakmu." Xiao Zhan mendecakkan lidah, dia sendiri sadar dengan keadaan tubuhnya yang semakin memburuk. Namun, dia tak ingin diam saja saat mengetahui bahwa Kakaknya menghilang dan belum di temukan.

"Aku merindukan kakakku." tiba-tiba Xiao Zhan merasa sedih, Yibo menatap mata itu kembali berkaca-kaca, dengan lembut dia mengusap rambutnya.

"Aku tau, makanya kau harus makan dengan baik. Setelah itu kita mencarinya bersama. Bagaimana?" Xiao Zhan mengangguk saja. Yibo dengan telaten menyuapinya makan, tanpa di sadari, rekan-rekan mereka memperhatikan dari jauh. Tak di sangka kulkas 7 pintu itu akan begitu lembut dan ramah terhadap Xiao Zhan.

Salju Yang PanasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang