bag 10. Sudah saatnya Berpisah.

415 66 6
                                    


*******

   Tepat pukul 17.00 mereka selesai berpatroli, Xiao Zhan hampir kehabisan napasnya, keluar dari zona merah, mereka masuk ke daerah para pengungsi, di sana sangat ramai entah apa yang terjadi.

"Apa yang terjadi?" tanya Wang Yibo begitu mereka sampai.

"Ada daerah yang terkena gempa susulan. Ada korban jiwa yang terjebak di reruntuhan. Banyak orang hilang, termasuk salah satu Komandannya." Xiao Zhan yang berdiri di belakang Wang Yibo ikut mendengarnya.

"Apa kerusakannya parah? Bagaimana para korban, dan apa ada yang selamat?" tanya Wang Yibo lagi.

"Kudengar tidak banyak korban, tapi banyak orang yang hilang, Jendral Kuan dan Timnya menghilang setelah gempa itu." Xiao Zhan maju kedepan mendengar nama yang di kenalnya.

"Di mana gempa itu terjadi?" tanya Xiao Zhan panik.

"Daerah selatan, aku sudah mengirim beberapa unit untuk membantu. Kita di sini juga sedang kekurangan orang."

"Siapa yang hilang?" tangan Xiao Zhan gemetaran mendengar kata demi kata yang di ucapkan oleh rekan Wang Yibo.

"Jendral Kuan beserta seluruh timnya menghilang." tubuh Xiao Zhan limbung dan jatuh tidak sadarkan diri. Wang Yibo yang ada di sampingnya langsung menangkapnya.

"Zhan!" YuBin hampir ikut membantu, tapi Wang Yibo langsung menggendong Xiao Zhan menuju tenda kesehatan yang berada tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Hampir 15 menit Xiao Zhan tidak sadarkan diri, dia bangun dan langsung mengingat apa yang terjadi.

"Kau sudah bangun?" tanya Wang Yibo, tangannya terangkat menyentuh kening Xiao Zhan yang tak terasa hangat sedikitpun. "Kau tidak demam. Ada masalah?" Xiao Zhan menggeleng, wajahnya pucat pasi.

"Kapten, bawa aku ke ruangan ketua, aku ingin bicara."

"Apa maksudmu, kau tidak ada urusan untuk kesana."

"Aku memiliki urusan. Kumohon, bawa aku kesana. Sekarang!"

"Baiklah, kau menyusahkan sekali." Wang Yibo membantu Xiao Zhan untuk bangun, tapi Xiao Zhan langsung berlari begitu dia bisa berdiri dengan kakinya sendiri, "Hei! Hati-hati, jika kau pingsan lagi, aku tidak akan membantumu!" Xiao Zhan bahkan tak menghiraukan ucapan Wang Yibo, dan tetap berlari. Keduanya sampai di tenda milik Ketua Yuri, saat itu Xiao Zhan bisa melihat bahwa di tempat itu ramai, menerobos beberapa orang, Xiao Zhan berhasil masuk. Wang Yibo mengikutinya dan berusaha melarangnya masuk. Tapi Xiao Zhan mengabaikannya dan terus masuk ke dalam. Semua orang memperhatikannya, heran dengan sikap Xiao Zhan yang tiba-tiba berubah.

"Zhan, apa yang kau lakukan!" Wang Yibo melotot marah melihat Xiao Zhan merebut ponsel yang sedang di gunakan oleh Yuri.

"Di mana itu!" Xiao Zhan berucap dengan cepat, "di mana kakakku, jemput aku sekarang!" di seberang telfon, orang yang menghubungi Yuri adalah sekertaris Haikuan. Xiao Zhan sudah hafal betul suaranya.

'Tuan Muda, apa yang anda lakukan di sana.'

"Kubilang jemput aku sekarang, aku akan mencari kakakku sendiri!" bentak Xiao Zhan. Semua orang melihatnya bingung sekaligus marah, bagaimana mungkin Xiao Zhan begitu tidak sopannya kepada Ketua.

'Jika komandan tau, beliau pasti akan sangat marah. Saya akan menjemput anda sekarang. Saya akan mengantar anda kembali.'

"Aku sudah bilang! Aku akan mencari kakakku sendiri, jika kau tidak mau menjemput ku, maka aku akan pergi sendiri!" Xiao Zhan meletakkan ponselnya itu begitu saja dan hampir pergi. Wang Yibo menahan lengannya, lalu menatapnya tajam.

"Apa yang kau lakukan! Dasar tidak sopan! Minta maaf sekarang!" bentak Wang Yibo. Xiao Zhan menepis tangannya, saat ini dia tak perduli apapun, yang dia inginkan adalah menemukan Kakaknya secepatnya.

Salju Yang PanasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang