bag 09. Patroli Terakhir.

350 53 4
                                    


*****

"Kau tidak bisa berenang?" Xiao Zhan menggeleng dengan cepat, "sia-sia aku membawamu kemari!" Xiao Zhan terdiam sesaat setelah tersadar langsung menjawab sambil memundurkan langkahnya.

"Jangan bilang, Kapten ingin aku menyeberangi danau ini!" serunya hampir berteriak. Wang Yibo menatapnya datar, seakan heran melihat tingkah Xiao Zhan yang kelewat polos ini.

"Aku tidak setega itu."

"Lalu, kapten ingin aku melakukan apa?" suara Xiao Zhan masih bergetar, tapi tetap bertanya karena penasaran.

"Berpatroli tentu saja. Kudengar banyak bandit bersembunyi di dekat danau." Xiao Zhan melotot.

"Kapten! Aku ini sukarelawan, bukan ikut wajib militer. Apa kapten tidak bisa membedakan profesi seseorang!" Xiao Zhan berucap menggebu. Wang Yibo menghela napasnya.

"Kau semakin berani padaku!" sadar bahwa Xiao Zhan berkata terlalu keras, diapun mendunduk, menatap sepatunya yang sudah bercampur lumpur.

"Maaf kapten."

"Sudahlah, kali ini aku memaafkanmu. Lain kali jika kau bicara tidak sopan lagi padaku, ingatkan aku untuk tidak menghukummu terlalu berat." Xiao Zhan menelan ludahnya sendiri, seakan dia baru saja menelan pil pahit, kenapa dia harus satu tim dengan orang semacam Wang Yibo yang tidak punya perasaan seperti ini sih.

"Aku mengerti." keduanya kembali berjalan, Xiao Zhan kembali mengikuti, "kapten, kita tidak kembali? Aku kan sudah bilang aku tidak bisa berenang," ucap Xiao Zhan takut-takut.

"Setidaknya kita harus berkeliling, banyak sekali hewan-hewan yang terlantar di sini." Xiao Zhan mengangguk, dia juga beberapa kali membawa kucing atau anjing yang kehilangan pemiliknya. Xiao Zhan membawanya ke tempat penampungan untuk menolong mereka.

"Kapten, ini sudah gelap, bagaimana bisa kita menemukan hewan-hewan itu. Yang ada nanti kita di gigit oleh mereka."

"Kau cerewet sekali." Xiao Zhan langsung diam. Ini kan memang sudah malam.

"Kapten ..."

"Apa lagi?!" Wang Yibo menjawab dengan ketus.

"Tidak, aku hanya sedikit takut." Wang Yibo terdiam, lalu menghentikan langkahnya, berbalik dan menatap Xiao Zhan yang masih bisa dia lihat karena cahaya bulan. Xiao Zhan tampak menunduk dengan takut.

"Tadi ... Kau dan YuBin ..."

"Ya?"

"Tidak, lupakan. Ayo kita kembali?" Xiao Zhan menggerjapkan matanya saat Wang Yibo tiba-tiba berjalan melewatinya begitu saja.

"Ada apa? Kapten, tunggu aku!"

****

"Selamat pagi ..." sapa Xiao Zhan yang tengah berdiri di belakang panci berisi bubur untuk sarapan mereka. Mangkuk bubur sudah tersedia, hari ini, Xiao Zhan bertugas membagikan makanan untuk para pengungsi, khususnya anak-anak. Karena jatah orang dewasa berbeda.

"Selamat pagi Zhannie. Kau terlihat senang." sapa seorang warga yang cukup dekat dengannya, dia menggendong seorang bocah berusia 3 tahun di gendongannya. Xiao Zhan tersenyum lalu memberikan bubur pada wanita itu.

"Ya, aku senang karena bertemu dengan kalian." Zhan terlihat manis ketika tersenyum. Banyak yang menyukai ketika Xiao Zhan tampak ceria begitu.

"Kau terlihat kurus, makanlah lebih banyak." komentar warga yang lainnya, mereka tampak akrab. Di sampingnya Deng Lun ikut membantu, dia membagikan roti untuk tambahan sarapan dan sekotak susu untuk anak-anak itu. Deng Lun tersenyum memperhatikan bagaimana Xiao Zhan begitu akrab dengan para warga.

Salju Yang PanasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang