bag 14. First Kiss.

237 34 8
                                    


*****

"Tidak tau, hanya saja ... Aku merindukanmu." Yibo menatap bingung tapi kemudian menyentuh tangan Xiao Zhan yang masih membingkai pipinya.

"Aku disini, kenapa rindu?" Xiao Zhan menarik tangannya, lalu berkata dengan suara pelan.

"Aku ingin pelukan ..." mendengar itu, Yibo tanpa bicara segera memeluknya, Xiao Zhan menangis dalam diam, dia sama sekali tidak memahami tubuhnya. Bahkan dia tidak tau debaran jantung ini miliknya, atau milik wanita yang sudah mendonorkan jantung ini padanya.

"Kenapa menangis?"

"Jangan lepas, biarkan seperti ini!" Xiao Zhan mempererat pelukannya, dia merasakan ketenangan, kenyamanan dan juga kerinduan yang asing. Benarkah dia juga menyukai Wang Yibo si kapten dingin ini, atau itu hanya efek dari pendorong jantung yang dia tau bahwa wanita itu mengenal sang kapten.

"Zhan, lihat aku sebentar." Yibo melepas pelukannya, lagi-lagi rasa tak nyaman menyelimutinya saat dirinya melihat Xiao Zhan menangis. Dengan perlahan pria itu segera menghapus air matanya, lalu berkata dengan lembut.

"Jangan menangis lagi ..." bukannya berhenti menangis, Xiao Zhan justru semakin menangis, Yibo kebingungan untuk membuat Xiao Zhan berhenti menangis, dan hanya terpikirkan satu cara.

   Yibo tanpa aba-aba kembali mencium Xiao Zhan. Kali ini Xiao Zhan tak mendorong Wang Yibo seperti sebelumnya, melihat jika Xiao Zhan tak mengelak, Yibo memperdalam ciumannya, membuat Xiao Zhan yang baru pertama kali berciuman merasa kewalahan.

    Tak lama, Xiao Zhan sudah mulai terbiasa dan mulai membalas ciuman itu, Yibo tak menyangka Xiao Zhan akan membalas ciumannya, bahkan tangisnya sudah berhenti, apa ini efektif?

"A.aku butuh bernapas!" Xiao Zhan menunduk lagi, Yibo menyentuh pipinya dan mengangkat wajahnya agar dapat melihat raut wajah Xiao Zhan saat ini.

"Zhan aku benar-benar menyukaimu." Xiao Zhan mengerjapkan matanya dengan gugup. Yibo mengusap pipinya dan berakhir tangannya di tengkuk pria manis itu. Perlahan menariknya dan menyatukan kening keduanya. "Maaf jika aku memaksamu." Xiao Zhan ingin menjawab bahwa dirinya tidak merasa di paksa. Namun, tiba-tiba sebuah sinyal terlihat di langit. Keduanya menoleh secara bersamaan, Xiao Zhan langsung berdiri, begitu juga dengan Wang Yibo.

"Ayo kita kembali!" Yibo langsung menggenggam tangan Xiao Zhan dan menariknya untuk bergabung dengan yang lain. Xiao Zhan merasa berdebar, apakah sudah ada kabar tentang Kakaknya? Semoga saja iya.

******

"Kakak!" Xiao Zhan menjatuhkan tas ransel miliknya, lalu berlari tanpa ragu menuju seorang pria yang tengah duduk di bawah sebuah pohon. Pria itu terkejut melihat Xiao Zhan yang berlari ke arahnya. Dengan sedikit kesulitan dia berdiri.

"Zhan!?" kaget dan bingung. Itulah yang di rasakan Haikuan saat ini. Namun, dia tak mampu berpikir saat ini, Xiao Zhan sudah memeluknya dengan erat.

"Kakak! Bagaimana keadaanmu, apa Kakak baik-baik saja?" Kuan menunduk melihat bagaimana kacaunya sang adik. Tak pernah terpikirkan olehnya jika dia akan bertemu adik kesayangannya itu di hutan belantara seperti ini.

"Kenapa kamu bisa ada di sini?" Kuan masih tidak mengerti.

"Aku mencari Kakak. Aku sangat khawatir." Xiao Zhan mengeratkan pelukannya, benar-benar takut kehilangan sang Kakak.

"Aku baik-baik saja, hanya sedikit lelah. Bagaimana denganmu?" Kian menghilang selama 8 hari, dan di temukan di hari kesembilan. Itu membuat Xiao Zhan merasa ketakutan parah karena rak mendapat kabar apapun selama itu.

"Aku juga baik-baik saja. Kakak, aku ingin kita pulang sekarang!"

"Baik, kita akan pulang."

"Komandan, sebentar lagi Helikopter akan segera tiba, kami akan memandu anda." Yuri berniat membantu Kuan, namun pria itu segera menolak.

Salju Yang PanasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang