bag 04. Siapa Kau.

468 62 2
                                    


*****

   Xiao Zhan kembali bermimpi, sudah beberapa hari memiliki mimpi yang sama, sebenarnya siapa gadis cantik itu, apa gadis itu yang telah mendonorkan jantungnya? Lalu, kenapa gadis itu berkata padanya untuk menjaga orang itu, dan siapa orang itu sebenarnya? Dia harus mencari tau apa yang terjadi.

  Pria manis itu masuk ke dalam ruang kerja ayahnya dan mencari dokumen tentang identitas pendonornya, untung saja dokumen itu mudah di temukan, dan Xiao Zhan berhasil mendapatkan nama gadis itu.

"Cheng Xiao?" Xiao Zhan tidak mengenalnya, lalu kenapa semua orang merahasiakan identitas pendonornya? Wajah gadis itu sangat cantik, dan usianya, hampir sama dengannya. Xiao Zhan merasa kasihan dengan gadis itu.

"Panti asuhan Ài méiguī? Apa dia dulunya tinggal di panti asuhan?" Xiao Zhan jadi penasaran. Diapun memotret biodata pendorornya itu, lalu pergi setelah membereskan kembali kekacauan yang dia buat.

"Sebaiknya aku mencari tahu." Xiao Zhan bergegas kembali ke kamarnya dan mencari tau lewat internet, siapa itu Cheng Xiao dan kenapa gadis itu mendonorkan Jantung untuknya? Padahal Xiao Zhan yakin mereka tidak saling mengenal.

"Kecelakaan mobil, tanggal ..." Xiao Zhan membekap mulutnya sendiri, tiba-tiba dadanya terasa nyeri, apa maksudnya itu. Tanggal itu, tempat kejadian bahkan jam terjadinya kecelakaan, bukankah semuanya adalah apa yang terjadi padanya? Jangan-jangan ...

****

  Xiao Zhan tidak bisa beristirahat dengan tenang beberapa hari terakhir ini, setiap kali dia menutup mata, mimpi itu terus menghantuinya. Sudah 3 hari dia tidak bisa tidur nyenyak, dan itu membuatnya terus merasa cemas.

"Ibu, di mana Ayah?" Xiao Zhan melihat sang Ibu duduk di sofa ruang tamu, sambil membuka majalah.

"Ayahmu pergi bekerja, ada apa?"

"Bu, apa aku boleh bertanya?" Nyonya Xiao tersenyum dan menepuk tempat kosong di sampingnya.

"Apa yang ingin putra Ibu tanyakan? Kemarilah." Xiao Zhan mengangguk dan duduk di samping Ibunya.

"Bu, apa ibu tau, siapa yang mendonorkan jantung untukku?" Nyonya Xiao diam sesaat, lalu tersenyum.

"Kenapa anak Ibu bertanya?"

"Bu, jawab saja?!"

"Ibu tidak tau, Dokter tidak memberi tahukan pada Ibu." Xiao Zhan tak puas dengan jawaban itu.

"Bagaimana dengan Ayah? Ayah pasti tau kan?"

"Ibu rasa, Ayah juga tidak tau." bohong! Xiao Zhan sudah tau, siapa pendonornya dan dia bahkan menemukan data itu di ruangan milik Ayahnya, sudah pasti Ayahnya tau, kenapa mereka menyembunyikan hal itu darinya, apa mungkin ...

"Apakah ..."

"Sebentar, Zhan. Ada telfon, nanti kita bicara lagi." Nyonya Xiao mengangkat panggilan yang memang benar-benar masuk ke ponselnya. Xiao Zhan hanya bisa diam memperhatikan Ibunya yang berlalu pergi. Pria manis itu merasa tidak tenang sama sekali, apa seharusnya dia mencari tau sendiri? Itu lebih baik dari pada diam dan tidak melakukan apapun. Zhan mengambil ponsel miliknya dalam saku celana, lalu segera menghubungi seseorang.

"Ge, bisaksh kau datang. Aku ingin kau mengantarkanku ke suatu tempat."

'...'

"Baiklah, aku akan menunggumu." Xiao Zhan mengangguk, "mn, hati-hati di jalan."

   Setelah bersiap, sebuah mobil hitam terparkir rapi di depan gerbang rumahnya, Zhan sudah menunggu di gerbang masuk, karena dia tak ingin Ibunya tau bahwa dia pergi.

Salju Yang PanasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang