bag 08. Si Polos.

330 58 5
                                    


*****

"Aku akan memeriksanya." Deng Lun sedikit menjauh dan membiarkan dokter memeriksa luka di telapak tangan Zhan. Yu Bin berdiri di luar tenda.

"Aku akan melapor pada kapten." Yu Bin hampir pergi, tapi dengan segera, Zhan melarangnya.

"Tidak!"

"Ada apa Zhan?" Yang Yang bertanya.

"Jangan katakan." tentu saja mereka bingung.

"Lukanya cukup dalam. Aku harus menjahitnya, apa kau baik-baik saja dengan itu?" Dokter bernama Tian Yu itu bertanya. Zhan mengangguk saja, itu pasti menyakitkan, tapi dia yakin hanya sesaat. "Kalau begitu tahan." Yu Bin masuk ke dalam tenda dan menggenggam salah satu tangan Zhan yang lain.

"Setelah ini, kau akan baik-baik saja. Gigit ini." kembali Yu Bin memberikan handuk pada Zhan. Zhan menggigitnya tanpa penolakan. Teriakannya tertahan, dengan air mata yang deras mengalir. Ini pertama kalinya dia merasakan sakit yang amat luar biasa, bahkan hampir membuatnya tak sadarkan diri.

"Sudah selesai, ada 4 jahitan. Setelah ini kau harus menjaga agar tanganmu tetap kering."

"Terima kasih, Dokter Tian. Aku sangat takut saat melihatnya terluka." Yu Bin begitu lega. Zhan masih bersandar di dada Yang Yang dengan nyaman. "Zhan tidurlah, kau pasti sangat lelah." Yu Bin membantu Zhan berbaring dengan nyaman, di bantu oleh Yang Yang juga. Zhan benar-benar langsung tertidur saat dia sudah berbaring. Semoga besok akan lebih baik.

****

"Di mana Zhan?" Yibo menatap Yu Bin dengan tajam.

"Kapten, sebenarnya ..."

"Aku di sini!" Zhan mendekat dan berdiri di samping Yu Bin.

"Kau telat 7 menit." Yibo benar-benar kesal saat melihat Zhan hanya berdiri dengan tenang setelah keterlambatannya. "Berkat kau, kita akan lembur malam ini."

"Kapten ..." Yubin hampir mengatakan yang sebenarnya, bahwa Zhan hari ini kurang sehat, dan masih sedikit demam. Bahkan luka jahitan di tangannya bisa kapanpun terbuka.

"Katakan ..." Zhan mencengkeram lengan Yubin dengan sedikit menekannya, berharap Yubin tau maksudnya.

"Tidak ada kapten." Yubin akhirnya diam, tak mengatakan apapun lagi.

"Baiklah, kerjakan tugas kalian sekarang juga."

"Baik kapten!" Yibo menatap Zhan dari jauh karena Zhan sudah membubarkan barisan, dan saat Yibo memperhatikannya, Zhan sama sekali tidak menggunakan tangan kirinya. Pria manis itu terus menyembunyikan tangan kirinya dan mengandalkan tangan kanannya saja. Beberapa kali ia juga melihat Yubin membantunya, apa ada sesuatu yang mereka tutupi?

  Setelah setengah hari bekerja, mereka beristirahat untuk makan siang, YuBin buru-buru membawa Xiao Zhan untuk istirahat dan memberikan makanan untuk pria manis itu. "Zhan makanlah, aku akan menyiapkan obat untukmu. Mengapa kau memaksakan diri, seharusnya kau beristirahat. Bagaimana jika lukamu terbuka lagi?"

"Aku baik-baik saja, sungguh. Ku harap aku bisa segera sembuh dan membantu lebih banyak. Aku bahkan tidak bisa melakukan apapun." air mata Xiao Zhan menetes, lalu segera di hapusnya. YuBin melihatnya ikut sedih, walaupun dia tidak mengerti mengapa Xiao Zhan begitu terobsesinya ingin membantu.

"Kau yakin akan baik-baik saja? Jika kau membutuhkan sesuatu, katakan saja padaku." Xiao Zhan tersenyum. Beruntungnya dia bisa bertemu YuBin yang begitu baik padanya.

"Terimakasih, kau sangat baik."

"Apa maksudmu, kita adalah teman." Xiao Zhan tersenyum, lalu mulai memakan makanannya sebelum akhirnya meminum obat yang di berikan oleh dokter Tian. Selesai beristirahat, mereka melanjutkan pekerjaan dan selesai hingga tepat pukul 18 lewat 22. Merekapun kembali ke tenda untuk beristirahat karena besok harus kembali membantu yang lain.

Salju Yang PanasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang