S04

1.1K 80 1
                                    

Sore harinya sepulang dari kantor lian dan max mencari kuea di bar mereka pertama bertemu.
Lian melihat kuea dengan segelas minuman di tangannya dengan beberapa orang teman2nya.

Lian mendekati kuea dan tiba2 lian mengambil gelas dari tangan kuea.

"Hey. Apa yang kaulakukan?" teriak kuea yang dalam keadaan mabuk.

"Hari ini kau pindah kerumahku, ingat?" ujar lian.
Teman2 kuea merasa diindahkan oleh lian dan max.

"Hey, siapa kau seenaknya saja mengganggu kami?" tanya salah satu dari mereka.

Lian dan max melihat pada mereka dengan pandangan yang marah.

"Aku kekasihnya kuea, kenapa? Kalian tidak tahu siapa kami?" ujar lian, lian dan max berjalan perlahan menghampiri mereka masih dengan tatapan bengis.

Mereka pun perlahan satu persatu mundur dan meninggalkan kuea yang masih meminum minuman ditangannya.
Kuea setengah tertidur di atas meja bartender.

Lian mengambil kembali minuman ditangan kuea dan mengambil tangan kuea dan melingkarkannya di bahu lian kemudian mengangkat tubuhnya dengan memegang pinggang kuea.
Dan membawanya keluar.

Lian memasukkan kuea ke dalam mobil dibantu oleh max.

"Aku pulang dulu max. Sampai jumpa besok." ujar lian dan masuk kedalam mobilnya dan pergi.

Sesampainya dirumah, lian membuka pintu rumah mengendong kuea yang tertidur lelap sejak pertama masuk kedalam mobil.

Lian membaringkan kuea diatas tempat tidur dan memandang wajah kuea yang tenang.
Lian tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

Lian pun menyelimuti kuea lalu keluar dan kembali ke kamarnya.
.

Keesokkan harinya kuea terbangun dan merasakan sakit pada kepalanya.
Setelah sadar dia terkejut berada ditempat yang tidak dia kenal.

"Dimana aku?" ujar kuea.
Kuea pun segera bangkit dengan rasa berat dikepalanya.

Kuea membuka pintu lalu mengeluarkan kepalanya sedikit dan melihat kiri dan kanan.
Kuea melihat kearah kanannya dan menyelidiki dengan matanya.

"Kau sedang apa?" ujar lian yang dari arah kiri tiba2 datang dan begitu mengejutkan kuea.

Kuea melihat pada lian dan tertawa kecil memperlihatkan giginya yang putih sambil membuka pintunya lebar.

"Oh iya, ini rumah Phi. Hehe."

Lian pun berjalan melewati kuea menuju ruang makan.
Dan kuea mengikuti lian.
Lian duduk dikursi makan dan melihat kuea yang masih memegang kepalanya yang terasa sakit.

Lian menggigit sandwich ditangannya dan menyuruh kuea duduk dengan matanya.
Kuea duduk dikursi seberang kursi lian.

Kuea melihat semangkok sup dan sepotong sandwich diatas piring.
Dan melihat pada lian.

"Hm. Makanlah." ujar lian.

Kuea pun tersenyum lebar dan mengambil sesendok sup dan memasukkan kedalam mulutnya.
Kuea menyantap makanan didepannya dengan sangat lahap.
Hingga tak tersisa.

Lian terkesima melihat kuea yang makan dengan begitu lahapnya.
Setelah piringnya kosong, kuea melihat pada lian yang masih menatapnya dengan tatapan aneh dan kuea merasa malu.

"Hehehe. Kenapa phi melihatku seperti itu? Ada yang aneh?"

Kuea tertawa kecil.
Lian lagi lagi hanya tersenyum dan menggelengkan kepala.

"Mengapa kau malah mabuk kemarin? Bukankah seharusnya kau berkemas dan pindah kesini?"
Ujar lian.
Namun senyum kuea tiba2 menghilang dan dia menunduk.
Tapi tak lama, diapun tersenyum kembali.
Membuat lian merasa aneh.

"Hehe lupa." ujar kuea singkat.

"Hahh kau ini. Orang teraneh yang pernah aku temui. Sekarang cepat kau pulang dan kemasi barang2mu, yang penting saja." ujar lian sambil berdiri dan bersiap untuk pergi bekerja.

"Baik phi." ujar kuea mengikuti langkah lian.

Namun ada yang lain dari wajah kuea.
Setelah lian berjalan didepannya, wajah kuea berubah, dia terlihat sedih dan melamun.

Lian tiba2 berhenti tepat didepan kuea dan membalikkan badannya.

"Kuea"

Kuea menabrak badan lian dan hampir terjatuh, dengan reflek lian memeluknya.

Mereka terdiam, terkejut dengan kejadian itu.
Mereka segera saling mendorong, melepaskan pelukan itu.

Lian dan kuea sama2 membelalakkan mata mereka.

"Kau ini kenapa? Bisa sampai menabrakku?" ujar lian.

"Maaf phi. Phi yang tiba2 berhenti." ujar kuea tak mau kalah.

Lian tidak bisa berkata apa2 jika menyangkut pria dihadapannya ini.
Ada saja kelakuannya yang membuat perasaan lian bercampur aduk.
Kesal, lucu dan marah.

Lian hanya menyerahkan kunci rumahnya agar kuea bisa datang dan pergi tanpa harus menunggu dia.

"Hm. Kunci rumah ini. Jika kau sudah membawa barang2mu, kau masuk saja. Dan kamarmu adalah kamar yang tadi kau tiduri."

Kuea mengambil kunci itu.

"Khap phi."

Lalu lian dan kuea pun keluar dari rumah itu dan mengambil jalan mereka masing2

.
.
.
TBC
.
.
.
.
.

665

Secret (ZeeNunew) 010Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang