S22

927 74 1
                                    

Malam itu Kuea mengajak Lian pergi kesebuah restoran sushi.
Mereka makan dan berbincang disana.

Namun tiba2 Kuea melihat ibunya masuk restoran itu dengan seorang pria yang menggandengnya.

Kuea memalingkan wajahnya.
Lian yang melihat itu merasa heran, Lian pun melihat kearah tadi Kuea lihat, namun Lian hanya melihat orang2 berlalu lalang.

Ternyata nasib buruk menimpa Kuea, ibunya dengan pria itu diantar pelayan kearah Lian dan Kuea duduk.
Kuea yang melihat itu menutup matanya kesal.

Ibu Kuea tentu saja melihat Kuea dan menghampirinya.

"Kuea. Bagaimana mungkin kita bisa bertemu dalam waktu sesingkat ini." ujar ibu Kuea.

Ibu Kuea lalu melihat pada Lian yang duduk dengan Kuea.

"Siapa ini, nak? Pacarmu kah?"
Kuea tidak melihat pada ibunya dan Lian terus menatap wajah Kuea.
Lian melihat kekesalan dan kesedihan diwajah Kuea.

Tiba2 Kuea berdiri dan menggenggam tangan Lian untuk pergi dari sana.
Lian pun berdiri namun...

"Jangan jadi anak kurang ajar. Meninggalkan ibu yang melahirkanmu ketika bicara." bentak ibu Kuea.

Lian membelalakkan matanya 'Ibu' pikir Lian dan kembali menatap Kuea.

Lian hampir melihat airmata dimata Kuea dan Lian tahu apa yang terjadi karena wajah Kuea sama dengan sewaktu Kuea datang padanya dengan menangis.

"Nhu." ujar Lian pelan dan membuat Kuea melihat pada Lian.
Lian tersenyum dan menggenggam keras tangan Kuea.
Wajah Kuea pun perlahan berubah menjadi sedikit lebih tenang.

"Kenalkan saya kekasih anak anda, Lian Kilen." ujar Lian mengulurkan tangannya.

Kuea melihat pada Lian bingung.
Namun Kuea bisa melihat mata Lian yang memintanya agar percaya padanya. Dan tentu saja untuk sekarang ini, Lian adalah orang yang paling dia percaya.
Kuea pun terduduk kembali.

Pria disamping ibu Kuea yang mengulurkan dahulu tangannya pada Lian.

"Lian Kilen? Saya tahu anda, anda adalah putra dari pengusaha terkaya di Thailand. Senang berkenalan dengan anda tuan." ujar pria itu.

Kuea yang baru sadar kalau kekasihnya adalah anak seorang yang sangat kaya raya.
Kuea hanya tahu kalau Lian dan Mae adalah pengusaha kaya, tapi terkaya di Thailand?

Begitu juga dengan ibu Kuea yang sama terkejutnya dengan Kuea.

"Kau pacaran dengan anak orang terkaya? Wah luar biasa juga kau yah." ujar ibu Kuea.

"Silahkan duduk." ujar Lian.
Lian terus menerus melihat pada Kuea dan terus menggenggam tangan Kuea dibawah meja.
Sementara Kuea hanya menunduk.
Kuea sadar kalau dia pasti akan dipermalukan oleh ibunya sendiri.

Ibu Kuea dan pria itu duduk dimeja yang sama dengan LianKuea.

"Bagaimana kalian bisa saling kenal?" tanya ibu Kuea.

"Di bar. Saya menyelamatkan dia dari kolektor judi." ujar Lian.

Kuea menutup matanya lagi.
'Mengapa Hia mengatakan itu?' pikir Kuea namun Kuea dengan sangat yakin kalau Lian tidak akan membiarkannya terhina.

"Hah? sudah kubilang kalau kau itu tidak berguna." ujar ibu Kuea sambil menjenggukkan kepala Kuea.

"Jangan lakukan itu." bentak Lian sambil mengelus kepala Kuea.

"Mengapa anda lakukan itu pada anak kandung anda sendiri."

"Kau belum terlalu mengenal dia bukan? Apa kau tahu kalau dia itu pemabuk dan penjudi?"

"Aku tahu. Tapi sekarang dia sudah tidak melakukan itu lagi." jawab Lian.

Lian berpikir bagaimana mungkin seorang ibu yang melahirkan bisa setega itu menghancurkan anaknya sendiri.

"Dia itu hanya beban, apa yang sudah dia berikan padamu? Karena kuyakin kalau kau sudah memberikan banyak uang padanya, lalu apa yang sudah dia lakukan atau berikan padamu."

"Apa Kuea begitu menjadi beban bagi anda?"

"Tentu saja. Sejak lahir dia selalu menjadi beban, karena kebodohannya, karena dia sama sekali tidak berguna untukku. Bagiku saja ibunya, dia tidak berguna apalagi untukmu, nak. Lebih baik kau cari orang yang lebih baik lagi. Kau kaya, tampan dan baik juga. Kalian sama sekali tidak pantas."

Kuea merasa sudah tidak tahan lagi, hampir saja dia berdiri dan melabrak ibunya lagi, jika bukan karena Lian yang menarik dan menggenggam erat tangannya.

"Baguslah kalau begitu." ujar Lian.

"Jika anda merasa kalau Kuea bodoh, tidak berguna dan membuat malu, maka buanglah dia, jangan lagi anda anggap dia sebagai anak, jangan lagi menghampirinya dan berbicara padanya. Anggap saja anda melihat sampah dijalanan. Bagaimana?" ujar Lian.

Ibu Kuea pun tersenyum.

"Betul juga ucapanmu. Sebaiknya kau juga lakukan hal yang sama. Jangan menyesal kemudian seperti aku yang menyesal melahirkannya."

"Kalau untukku Kuea berbeda. Kuea bagimu sampah tapi bagiku dia adalah permata. Kuea bagimu bodoh tapi bagiku dia jenius dan bagimu dia tidak berguna tapi bagiku dia sangat berguna. Jadi kumohon mulai saat ini jangan lagi dekati Kuea. Dia permataku jadi tak akan kubiarkan siapapun menyentuhnya. Kau memang ibu yang melahirkan dia tapi kau sudah kehilangan hak kau sebagai ibu mulai hari ini setelah kau membuangnya." ujar Lian yang membuat ibu Kuea terkejut dan terdiam malu.

"Ayo permataku. Kita pulang." ujar Lian yang mengulurkan tangannya pada Kuea.
Kuea tersenyum dan meneteskan airmata bahagia.

Kuea mengambil tangan Lian lalu berdiri dan pergi dari sana tanpa sedikitpun melihat kebelakang.

.
.
.
TBC
.
.
.
.
.

774

Secret (ZeeNunew) 010Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang