Bab 32 : Yaumul Hisab

108 10 4
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.”
(HR. Ahmad)

Assalamualaikum Ya Ukhty
Epina Mardiana

🌻🌻🌻

Duduk di kursi belajar sembari memasukkan buku ke dalam tas, tiba-tiba pergerakan Syahla terhenti tatkala ekor matanya menemukan novel kesayangan ikut berserakan di atas meja.

Tadi malam setelah menyelesaikan tugas sekolah yang menumpuk, Syahla melanjutkan membaca novel menceritakan tentang perbedaan agama. Bukan masalah percintaan melainkan persahabatan.

Novel tersebut menceritakan bagaimana antusiasnya perempuan non-muslim ketika mendengar perempuan muslimah berkisah tentang Nabi Muhammad. Perempuan muslimah ini tidak menyangka jika perempuan non-muslim bernotabe sahabatnya itu sangat bersemangat menanti kelanjutan kisah beliau bahkan meminta untuk menceritakan beberapa hal lain mengenai Islam hingga berakhir memeluk Islam bersatu dengan sahabatnya.

Senyum Syahla terukir tipis, sangat tipis mengingat ia menyelesaikan sisa beberapa lembar novel dalam semalam. Berulang kali Syahla membaca, berulang kali pula Syahla tersenyum tipis ketika memandangi novel tersebut, dan berulang kali pula Syahla membayangkan jika pemeran perempuan non-muslim itu ialah Lechia, senang mendengar tentang Islam dan berakhir memeluk Islam.

Syahla menghela napas pelan, berupaya untuk tidak memaksakan sesuatu meskipun pada kenyataannya dalam doa ia selalu berdoa kepada Allah agar diberikan hidayah untuk Lechia.

Tidak pernah absen lantunan doa dalam sujudnya bahkan di setiap waktu mustajab. Memohon sangat khusyuk tanpa sadar dalam doa ia terlalu memaksakan kehendak Allah.

Bibirnya melafazkan istigfar sembari menggelengkan kepala. Bagaimanapun juga, hanya Allah yang bisa memberi hidayah serta taufiq. Ia sekedar berdoa dan berusaha, selebihnya Syahla serahkan kepada Sang Pemilik Hati. Karena Dia yang bisa membolak-balikkan hati setiap manusia dan Dia lah yang berhak atas hamba-Nya.

Syahla meletakkan novel ke tempat semula, bergegas turun ke bawah untuk sarapan bersama. Senyumnya melebar ketika melihat Dani, Latifa dan Rizfan sudah berkumpul di meja makan. Berjalan santai kemudian duduk di samping Rizfan tengah sibuk dengan lembaran kertas yang entah Syahla sendiri pun tidak tahu lembaran apa.

“Itu gimana sama album, photocard, buku terus barang-barang lain berbau Korea yang masih kamu simpan? Meskipun udah nggak dipakai, semua bakal ada hisabnya apalagi menumpuk kayak gitu.” Tanpa menoleh sedikitpun kearah Syahla, Rizfan terus berbicara sembari fokus pada kesibukannya membolak-balikkan lembaran kertas.

“Disumbangin aja gimana, Kak? Daripada dibuang ‘kan sayang,” ujar Syahla gamblang sontak menimbulkan garis kerutan di kening Rizfan.

“Kamu mau panen dosa jariyah?” Lembaran kertas dalam genggamannya tidak penting lagi. Pandangan Rizfan kini sepenuhnya terpusat pada Syahla tengah asyik menikmati nasi goreng.

“Kok dosa jariyah, sih? Kan niat Syahla baik mau sumbangin buku, udah gitu bukunya masih pada bagus, kok,” elak Syahla menatap Rizfan tidak bersahabat.

Beberapa buku koleksi Syahla mulai dari novel romantis dengan karakter idola Korea, buku bacaan tentang seluk beluk boygroub dan girlgroup Korea, biografi lengkap satu per satu anggota grub Korea dan tidak kalah mengejutkan bukan hanya buku saja melainkan banyak macam album, lighstick, photocard bahkan beberapa merchandise kpop masih tersimpan rapi di dalam kardus.

Assalamu'alaikum Ya UkhtiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang