Bab 2 : Indahnya Kebersamaan

797 69 17
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

“Bahagia tidak memandang harta. Bahagia tidak memandang jabatan. Bahagia tidak memandang status. Karena bahagia itu cukup bersama orang yang mampu menerima apa adanya kita."

~ Assalamu'alaikum, Ya Ukhti ~
Epina Mardiana

🌻🌻🌻

Lantunan ayat suci Al-Qur'an terdengar merdu dari Masjid hingga penjuru semesta. Kalam indah nan bersih tiada bandingan apapun. Menyejukkan hati serta menambah kedekatan kita kepada Sang Ilahi. Allah berkomunikasi dengan kita melalui kitab suci Al-Qur'an dimana terdapat kalam begitu spesial dan menyentuh.

Gadis cantik tengah duduk diatas kasur mendengarkan seksama lantunan suci tersebut. Sesekali mengusap cairan bening membasahi kedua pipinya. Begitu menyentuh sampai relung hatinya.

Teringat akan kejadian yang sebenarnya sama sekali tidak ia inginkan. Gadis itu merasa bodoh karena dulu pernah menggantikan lantunan suci semerdu ini dengan alunan nada yang bisa saja mematikan hati. Bibirnya terus mengucap istighfar tanpa henti.

Ketika kalam-Nya selesai dibaca para hamba-Nya, terdengar seorang muadzin mengumandangkan adzan memberi tahu para penduduk muka bumi bahwa subuh telah tiba. Gadis berambut panjang itu mengusap kembali cairan bening membasahi kedua pipi untuk kesekian kalinya.

Ia melantunkan kalimat sama seperti muadzin, menjawab adzan begitu khusyuk.

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan muadzin.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari dan Muslim]

Setelah menjawab adzan ia turun dari kasur kesayangan, meraih sesuatu dinakas kemudian mengikat rambut dengan rapi. Sambil mengucap bismillah ia bangkit mengayunkan kaki jenjangnya menuju tempat wudhu.

Berdoa setelah berwudhu kemudian mengambil mukena berwarna pink di meja. Dikenakan mukena tersebut pertanda ia siap memenuhi panggilan Allah dan berusaha sekhusyuk mungkin sampai penghujung shalat.

Tidak pernah lupa dua raka'at sebelum subuh ia dirikan. Begitu banyak keutamaan melaksanakan dua raka'at sebelum subuh, atau biasa disebut qabliyah subuh.

Dikisahkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata: "Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah melakukan satu shalat sunnah pun yang lebih beliau jaga dalam melaksanakannya melebihi dua rakaat shalat sunnah subuh.” (HR Bukhari dan Muslim)

Keutamaan shalat sunnah subuh ini secara khusus juga disebutkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Dua rakaat shalat sunnah subuh lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya.” (HR. Muslim)

Gadis itu mengangkat kedua tangan, berdoa bermunajat, mencurahkan seluruh deretan kalimat kepada Sang Pemilik Hati. Meminta ampun kesalahan dimasa lalu yang dia rasa sangat sulit untuk dimaafkan.

Ya Allah.. Yaa Rabbi..

Engkaulah pemilik hati ini

Engkaulah pemilik jiwa ini

Ampuni hamba bergelimpung dosa

Beribu macam dosa hamba lakukan

Tak pernah terpikir jika dia berhasill merubah hamba menjadi tak terarah

Ampuni hamba-Mu, Yaa Rabbi..

Entah berapa banyak hamba melakukan maksiat pada-Mu

Hanya kepada-Mu lah hamba berpasrah

Assalamu'alaikum Ya UkhtiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang