بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
"Kalau memang ada yang nggak suka sama kita, biarin aja. Doain yang terbaik buat dia, semoga Allah menjaga orang tersebut dan memaafkan segala kesalahannya. Kalaupun ada yang suka sama kita, bersyukur. Allah dekatkan kita dengan orang baik dan nyaman saat bersama kita."
~ Assalamu'alaikum, Ya Ukhti ~
Epina Mardiana🌻🌻🌻
Area lapangan terlihat ramai saat jam pelajaran olahraga. Usai kelompok siswa XII IPA 2 meninggalkan lapangan, giliran kelompok siswi memenuhi lapangan badminton. Mereka memulai permainan badminton sesuai urutan absen.
Sedangkan bagi siswa, diperbolehkan istirahat duduk di tepi lapangan, kantin atau dimanapun tempat yang ada di sekolah. Seperti sekarang, Daffa beserta ketiga sohibnya duduk santai menyantap makanan di kantin sembari melihat permainan badminton yang dilakukan beberapa murid perempuan.
Lokasi kantin tidak jauh dari lapangan. Sehingga, mereka bisa makan di kantin sekaligus menyaksikan permainan olahraga di lapangan.
"Memang ya, aura cewek beda banget kalau pakai seragam olahraga," ujar Vian meletakkan kedua siku tangan di atas meja lalu menopangkan dagu di antara jemari tangan yang menyatu.
"Bener, tuh. Nggak makanlah kalau kaya gini pemandangannya, keburu kenyang perut gue," timpal Redi dengan posisi kepala seperti Vian lakukan.
Daffa bercedak melihat kelakuan aneh bin gila sahabatnya itu. Fahri pun demikian, ia merauk wajah Redi dan Vian bersamaan, sontak membuat mereka mendelik tak suka.
"Zina mata, bwambang!" Sembur Fahri.
Tatapan mereka berubah santai kemudian cengengesan, ber haha hihi merasa tidak bersalah.
Setelahnya, mereka berdua melanjutkan acara makan yang sempat di tunda. Tidak lama kemudian, terdengar suara gaduh dari sebelah, yakni dua siswi kelas XII berbeda jurusan sambil membawa tumpukan buku berjalan melewati meja makan mereka.
"Eh, di ruang guru tadi gue lihat ada murid baru, loh!"
"Serius, lo?"
"Iyalah. Yakali gue bohong."
"Pindahan darimana?"
"Ya tetangga sebelah lah, mana lagi?"
"Lo nggak bohong, kan? Sekolah yang kemaren tanding sama tim basket kita?"
"Iya ceunah. Beuh ... cantik banget. Gue aja insecure lihatnya."
Percakapan antara dua siswi tidak sengaja terdengar, membuat Daffa dan ketiga sahabatnya berhenti mengunyah. Sedetik kemudian, mereka tersedak akibat kehebohan Vian dan Redi.
"Cantik, man!" Heboh Vian.
"Makin tambah dong, cewek cantik di sekolah kita." Redi pun tak kalah heboh dari Vian. "Kira-kira, dia masuk ke kelas mana, ya?" sambung Redi.
"Heh! Baru juga dibilang zina mata, malah makin parah ni anak!" Fahri menggelengkan kepala tak percaya atas respon kedua sahabatnya itu.
Sedangkan Daffa tidak ambil pusing, ia kembali menyantap bakso di depannya. Untuk saat ini, Daffa lebih mementingkan perut daripada ikut menanggapi rumor murid baru yang baru saja ia dengar.
Sebenarnya, Daffa memang tidak terlalu excited dengan adanya murid baru di sekolah ini. Karena, sudah kesekian kalinya pihak sekolah menerima murid baru, entah dari dalam kota maupun luar kota. Itu sudah biasa bagi Daffa mendengar kabar tersebut. Jadi, wajar jika Daffa bersikap santai. Sudah seperti santapan sehari-hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum Ya Ukhti
Espiritual[Spiritual-Teenfiction] Hijrah adalah proses dimana membentuk perubahan baru dalam diri. Siapa yang dulunya buruk, lambat laun berubah baik. Tak siapapun bisa merasakan masa masa hijrah, kecuali mereka yang menjalaninya. Syahla, Aisyah, Lechia, dan...