Chapter 15 - Not a goodbye

282 45 1
                                    

Author's POV
Dylan hanya bisa terdiam saat Zayn membawa Selena ke ruang medis, Ari dan Demi mengikuti Zayn sedangkan Dylan setelah itu hanya dihantui perasaan salah. Bodoh !! Im a fool !! Im a liar ! Kata-kata ini selalu terngiang dalam benakknya seiring dengan langkah kakinya menuju ruang medis. Dylan melihat Ari dan Demi sedang duduk di depan ruang medis, tapi Dylan tak melihat Zayn disana. Dylan yang bingung mempercepat langkah kakinya dan segera masuk ke dalam ruang medis.

Saat Dylan masuk, Dokter dan Zayn tampak sedang berdiskusi tentang keadaan Selena. Mereka melirik ke arah Dylan sekejap namun kembali menatap Selena yang sedang terbaring lemah di tempat tidur. Tak lama dari itu Dokter tersebut berjalan ke arah pintu dan keluar. Dylan berjalan perlahan mendekati Zayn. Zayn hanya diam sambil memandangi Selena dengan penuh rasa khawatir. Kini keduanya hanya saling terdiam memandangi sosok perempuan cantik yang sedang tak sadarkan diri. Selama lima menit keheningan masih menyelimuti suasana ruang medis.

"Aku harus bicara padamu!, tapi tak disini !" ucap Zayn dengan nada dingin kemudian berlalu. Dylan mengerti apa maksud perkataan Zayn, ia pun keluar dan mengikuti kemana Zayn pergi. Ari dan Demi yang melihat mereka keluar dari ruang medis, mata mereka mengikuti kemana Zayn dan Dylan pergi hingga akhirnya menghilang di ujung lorong.

"aku tau Zayn, aku salah..aku benar-benar menyadarinya" ucap Dylan tiba-tiba mendahului Zayn yang ada di depannya.

"hah..kau tidak hanya salah, tapi juga bodoh dan pembohong!" ucap Zayn masih dengan nada dingin, namun dengan rasa benci. Dylan yang mendengar apa yang di ucapkan Zayn hanya menatap kedua sepatunya.

"Kau tahu? mungkin ini juga sebenarnya salahku.. iya salahku membiarkanmu mendapatkan selena..salahku tidak memperjuangkan selena, tapi kau tahu kenapa? karena aku memikirkan kebahagiaan sahabatku dulu..yaitu kau Dylan!" ucap Zayn sambil menatap Dylan dengan penuh kekecewaan.

"Kau ingat saat kita berada di taman belakang sekolah, waktu itu kita melihat gadis dengan baju yang kebesaran? kita menertawakannya, namun aku bilang dia cantik dan kau juga setuju.. aku tau jika kita berdua menyukai selena sejak awal..tapi aku mengalah padamu karena aku tau Selena juga memiliki perasaan yang sama denganmu!"

"iya aku ingat" jawab Dylan namun kini dia tak menatap kedua kakinya namun menap kearah lain.

"apa kau juga ingat jika kau telah berjanji takkan pernah menyakiti hatinya?" ucap Zayn mendekati Dylan.

"iya aku ingat Zayn"

"jika kau mengingat semuanya mengapa kau masih saja mengingkarinya? aku telah rela melepaskan Selena untukmu ! tapi apa? KAU MALAH MENINGGALKAN SELENA DEMI JENNY ?? WHERE'S YOUR MIND BRO?" tanya Zayn sambil mendorong Dylan. Mata Dylan tampak berkaca-kaca, ia sadar tak seharusnnya dia meninggalkan Selena demi perempuan murahan itu.

"Dan lihat sekarang Selena terbaring di dalam sana, kau kira semua ini salah siapa? THAT'S YOUR FUCKING FAULT DYL!"bentak Zayn. Air mata Dylan turun membasahi kedua pipinya. Kini ia terduduk dengan kepala berada di lututnya dan kedua tangan memegang kepalanya. Sedangkan Zayn menendang tembok yang ada di belakangnya. Namun tiba-tiba Dylan berdiri dan menghapus air matanya.

"aku tau aku salah Zayn, aku minta maaf padamu"

"kau tak perlu minta maaf padaku Dylan karena aku bukan Selena.."

"begini saja, kau tunggu Selena hingga sadar.. dan kemudian luruskan semua masalah ini ..sekarang kau pulang kerumah dan obati lukamu.. urusan Selena biar aku, Ari dan Demi yang akan menjaganya"

"baiklah kalau begitu aku akan pulang namun izinkan aku melihatnya sebelum pulang" ucap Dylan.

Setelah Dylan pulang tak lama kemudian Selena sadar, saat itu di kamar hanya ada Ari dan Demi, sedangkan Zayn di luar.

Over Again [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang