"Mami.. Penampilan Eve bagus kan? Eve sudah cantik kan mam?"
Nara tertawa, "Ya ampun sayang.. Sedari tadi kamu menanyakan hal yang sama." wanita itu mengelus rambut Eve.
Bibir Eve mengerucut, "Mami.. Aku kan takut aku ga cantik. Nanti malu maluin mami disana."
"Kamu tetap cantik menggunakan apapun sayang," ucap Nara.
"Benarkah!!" Mata Eve berbinar.
Mereka berdua berbincang dengan hangat mengabaikan Kenzo dengan wajah masam. Dia saat ini memikirkan apa yang akan terjadi di rumahnya nanti.
Ibunya tak menyukai istrinya, dan dia membawa orang asing. Entah hukuman apa yang akan di berikan oleh sang ibu ketika dia mengetahui ini.
Namun ini bukan keinginannya. Dia terpaksa membawa anak abang iparnya itu karena tekanan dari istri serta abangnya.
Dia tak bisa menolak permintaan istrinya. Kenzo fikir, mungkin keberadaan Eve membuat istrinya tak terlalu di sudut kan.
Yah untuk sekarang itulah yang di fikirkan oleh Kenzo.
Ada hal yang membuat keluarganya begitu membenci orang asing. Karena mereka semua penjilat. Keluarga Clain tidak suka orang yang memanfaatkan kekayaan atau ketenaran mereka.
Oleh karena itu.. Tidak ada yang boleh membawa orang asing dalam lingkup keluarga Clain, kecuali sudah di setujui oleh ayah dan ibunya.
"Mas, kenapa diam saja?" Nara menepuk pundak Kenzo.
"Aku sedang menyetir Nara," jawabnya.
"Tapi tidak biasanya kamu diam gini."
Kenzo menyela nafas, dia mengentikan laju mobilnya di pinggir jalan, "Menurut kamu apa ayah dan ibu akan menyukai keberadaan Eve?"
Nara memegang sabuk pengaman erat, dia menatap Kenzo penuh ragu, "Entahlah. Mungkin iya."
"Nara, kamu pasti tau kan mengapa aku melarang keras membawa Eve. Tetapi karena kamu meminta, aku tak bisa menolak. Aku tak bisa menolak semua keinginan kamu," ujar Kenzo. Dia mengambil tangan Nara untuk dia genggam.
"Memangnya kenapa dengan ayah dan ibu papi Ken?" tanya Eve penasaran.
Mereka berdua menoleh ke arah Eve sebentar kemudian saling menatap satu sama lain. Nara memegang kedua tangan Kenzo erat, "Mas, kamu bisa kan ngelindungin Eve disana?" pinta Nara.
"Nara.." Kenzo mengusap tangan istrinya dengan ibu jarinya, "Kamu juga tau betul, aku memang tidak bisa menolak semua keinginan kamu. Kecuali itu menyangkut ibu."
Nara melepaskan genggaman itu dari tangan Kenzo, "Mas bukankah sesekali kamu harus melawan ibu?"
Kenzo mengernyit, "Melawan ibu? Maksud kamu?"
"Kamu tidak bisa terus terusan mengalah pada ibu mas, kamu sudah memiliki keluarga lain. Kamu sudah beristri. Dan aku tanggung jawab kamu. Bisakah kamu melakukan semua hal tanpa memikirkan ibumu?" jelas Nara mengeluarkan unek unek nya.
"Kita akan bebas jika kamu memiliki keturunan Nara!" bentak Kenzo.
Semua ini bukanlah kemauannya. Dia melakukan ini karena ingin mempertahankan hubungannya dengan sang istri. Dia tak ingin berpisah dengan Nara, kenapa istrinya ini tidak mengerti.
Nara bungkam, dia memundurkan badannya dan menghadapi kedepan. Air matanya mengalir dengan sendirinya.
"Aku sudah mencoba mempertahan kan rumah tangga kita Nara. Jadi aku mohon, jangan meminta hal yang sulit dengan melawan ibu," lirih Kenzo.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fabio To Sergio [ Terbit ]
FanfictionFabio adalah pemuda yatim piatu. Orang tuanya meninggal karena perampokan yang terjadi saat dirinya berusia 10 tahun. hidup sendirian, Fabio menjadi pribadi tak banyak bicara. dia juga sekolah sembari bekerja untuk membiayai kehidupannya. Entah bag...