11.

33.6K 3.9K 222
                                    

Haiii..Time for reading~~~



















Di perjalanan pulang Mall sampai Rumah, Eve tetap menangis. Darius pun tidak ada niatan untuk menenangkan Eve. Dia membiarkan adiknya itu menangis karena ia terlalu malas  sekedar membuka suara.

Mobilnya sampai di pekarangan Mansion. Meski dia tidak peduli pada Eve, tetapi ia mengantarkan adiknya itu sampai kedalam Mansion.

Seburuk apapun Eve, anak itu tetap adik kandungnya.

Nara yang sedang menscroll handphonenya pun berbalik ke arah pintu mendengar suara tangisan dari luar. Dia menaruh ponselnya dan berdiri.

Lalu muncullah Eve yang datang dengan wajah sembab. "Loh kenapa ini? Kenapa sayang?" tanyanya. Dia membawa Eve ke dalam pelukannya.

"Hikss mami, abang jahat. Eve di acuhkan dari tadi. Huweeee, Eve sedih hiks." Eve mengadu. Tingginya yang hanya sebatas dada Nara itu memudahkan dirinya memeluk Nara dengan nyaman.

Nara yang mendengar itu menatap tajam Darius, "Benar itu Darius?"

Darius tak menjawab, dia hanya menatap datar keduanya. Memang benar jika dia mengacuhkan sang adik, tetapi setidaknya dia mau menemaninya kan. Lagi pula dirinya di paksa.

Orang bodoh mana yang akan senang jika ia di paksa?

"Ck ck.. Dia adikmu Darius. Berhenti mengacuhkan putriku," sergahnya mengelus pinggang Eve yang bergetar.  "Pokoknya malam ini, kamu tidur bersama adikmu,buat dia nyaman. Kau terlalu lama membuat gadis kecil tante sedih."

Eve bersorak senang dalam hati, maminya ini benar benar tau apa yang harus di lakukan. Dia mengeratkan pelukannya dan tersenyum di dekapan Nara.

"Tidak." Darius berbalik dan melangkahkan kaki nya ke luar, tetapi sebelum itu.  "Pasti kamu sudah terkontaminasi oleh anak sialan itu untuk membenci Eve yang notabenenya saudara kandung sendiri?" sinisnya.

Langkah Darius terhenti, dia kembali berbalik dan menatap tajam Nara. Wajahnya memerah, tak apa jika dia di marahi, di hina  atau di ancam dengan ini itu. Tetapi tidak ada yang boleh menghina adiknya.

Darius mendekati keduanya dan langsung mencekik Nara. Nara kaget, pelukannya merenggang. Tangan yang di buat untuk memeluk Eve itu kini memegang tangan Darius yang rasanya begitu kuat mencengkram lehernya.

"Astaga Darius!" Pekik Kenzo. Dia segera berlari melihat istrinya yang saat ini kesulitan bernafas. Dia bisa melihat kemarahan keponakan iparnya tersebut.

Di belakang Kenzo, Ada Archer yang juga melihat itu dengan panik, "Darius lepaskan tantemu."

Tetapi Darius tak mengidahkan keduanya, bisa bisanya wanita tua di depannya ini mengatakan adiknya adalah 'Anak sialan' dia tak suka.

Dia mencengkram kuat leher Nara seolah  ingin menghancurkan nya..

Kenzo mencoba menarik Darius, dia bisa melihat wajah istrinya yang memerah karena kehabisan oksigen. Melihat iparnya kesusahan, Archer membantu.

Akhirnya cengkraman Darius terlepas. Pria itu merapikan pakaiannya dan berlalu pergi dari sana.

Nara berbatuk hebat, dia meraup oksigen sebanyak banyaknya. Dia merasa akan mati saat Darius mencekiknya begitu erat.

Eve yang melihat itu membola. Tubuhnya membeku, Rasa takutnya mengalahkan segalanya. Dia tidak pernah tau jika abangnya senekat itu mencekik maminya. Bahkan tanpa rasa bersalah sang abang malah pergi setelah apa yang dia lakukan.

Kenzo segera memeluk istrinya yang saat ini Shock. Ini pertama kali di dalam hidupnya dia di perlakukan seperti ini. Dia selalu di manja oleh kedua orang tuanya bahkan abangnya. Suaminya pun sedemikian rupa.

Fabio To Sergio [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang