"Arsen. Siapa orang yang bersama dengan Eve tadi, Kenapa mereka mengenalku?" tanya Fabio ketika dia berdua saja dengan Sean.
Sean tidak masalah Fabio memanggilnya tanpa embel 'Abang' karena jarak usianya hanya seilish 7 bulan. Yang penting, dia memiliki panggilan kesayangan dari Sergio, itu pikirnya.
Sean menaruh dagunya di kepala Fabio. Karena memang saat ini, Fabio berada di pangkuan Sean. "Yang laki laki adalah pamanku, Kenzo. Dia adalah abang dari Daddy." Fabio mengangguk.
"Lalu yang perempuan adalah tante Nara, dia adalah tante kamu. Wanita itu adik dari papamu, Paman Archer."
"He~ jadi papa memiliki adik? Dia terlihat menyayangi Eve," gumam Fabio yang masih di dengar oleh Sean.
Sean terkekeh, dia menduselkan wajahnya di rambut tebal Fabio. Dia susah tahu jika ingatan bocah mungil di bawahnya ini terganggu. Darius sudah menjelaskannya semua padanya.
"Arsen, aku ingin pulang," ujar Fabio. Dia rasa, dia tak ingin bersama dengan Eve. Di tambah Nara yang pasti akan selalu mendukung Eve.
Dia sempat melihat bagaimana Nara melindungi Eve. Jadi Fabio yakin, jika Eve kesayangan wanita itu.
"Kenapa?" mendadak mood Sean turun.
Fabio menatap ke atas tepat berhadapan dengan wajah Sean yang datar, "Aku tidak ingin berada di lingkup Eve. Aku.. Tidak menyukai gadis itu," jujurnya. Yah harusnya dia jujur saja bukan?
Jika Eve memiliki Nara, maka Fabio memiliki keluarga Clain.
Dia tidak bodoh untuk tidak mengetahui bagaimana sikap dan sifat keluarga Clain terhadap orang asing. Bukankah ini merupakan jackpot untukmya.
Biarlah dia tidak di pedulikan oleh keluarga Lucifer, yang penting dia punya backingan yang sama kuatnya dengan keluarga Lucifer.
"Kau akan tetap disini. Biar gadis itu yang meninggalkan mansion Gio," ujar Sean.
Fabio turun dari pangkuan Sean. Dia berjalan tanpa menoleh ke arah pemuda itu. Tujuannya adalah keluar dari sini.
Namun sebelum langkahnya keluar dari pintu, Sean mengangkatnya kembali masuk kedalam dan pergi ke atas menuju kamarnya. Dia tak akan membiarkan 'Sergio' pergi dari sini.
Sean menaruh tubuh Fabio di kasur. Dia membenarkan posisi Fabio. Menyalakan pendingin ruangan dan menyelimuti Fabio sebatas dada.
"Tidurlah. Jika kamu menurut, kamu bisa bersekolah denganku esok hari."
Well.. Penawaran yang bagus. Fabio pun menutup kedua matanya.
Sean mengelus kepala Fabio agar anak itu cepat terlelap lalu melupakan keinginannya untuk pulang.
"Tertidur?" Albert datang dengan Anne yang sudah jauh lebih baik.
Anne pun berjalan ke sisi kanan ranjang dan duduk menyamping di sebelah Fabio. "Kenapa kau membuatnya tertidur Sean. Ini masih jam 10 pagi. 2 jam jam lagi untuk makan siang."
"Dia meminta pulang nenek."
Kening Anne merengut. "Kenapa tiba-tiba?"
"Dia berkata jika dia tidak ingin berada di dekat gadis yang di bawa paman. Sergio tidak menyukainya," jelas Sean.
Anne menatap wajah tentram Fabio, "Hoo.. Sekarang aku tau, kenapa bocah Archer itu melakukan hal seperti itu." wanita itu mengelus pipi Fabio dengan ibu jari.
Albert dan Sean hanya diam. Mereka tau yang di maksud oleh Ibu/neneknya. Keluarga Clain merupakan keluarga yang peka. Hanya butuh satu poin untuk mengetahui seluruh poin lainnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fabio To Sergio [ Terbit ]
FanfictionFabio adalah pemuda yatim piatu. Orang tuanya meninggal karena perampokan yang terjadi saat dirinya berusia 10 tahun. hidup sendirian, Fabio menjadi pribadi tak banyak bicara. dia juga sekolah sembari bekerja untuk membiayai kehidupannya. Entah bag...