19.

31.9K 3.7K 71
                                    




Hari yang di nanti Akhirnya tiba.

Sergio.. Saat ini berdiri di depan gerbang sekolahan yang berpagar mewah dan menjulang tinggi ke atas. Setelah melalui rentetan petuah dari abangnya, Akhirnya dia terlepas akibat pertolongan Sean yang datang menjemputnya.

Abangnya meminta maaf dan berkata jika dirinya tidak bisa mengantar dikarenakan rapat mendadak yang harus dia hadiri dan tak bisa di undur maupun di lewatkan.

Jadinya, ia berangkat bersama Sean.

"Benar benar mewah," gumamnya.  "Mari lihat kedalam, apalah penghuninya akan sama dengan apa yang terlihat dan terkesan dari luar.."lanjutnya.

"Ayo."

Sean menggandeng tangannya mengajak dia masuk.

Bisik bisik terdengar nyaring membicarakannya. Dari yang memuji, mencemooh hingga mengagumi parasnya serta paras rupawan Sean.

Sergio mendongak menatap Sean yang seperti tidak memperdulikan omongan murid lain. Dia menoleh ke kanan kiri melihat banyak wajah yang memandang kagum Sean.

Yah.. Sean adalah pemuda tampan dengan kharismatik. Tinggi, tampan, mapan.. Siapa yang tidak mau dengan Sean? Kecuali lelaki tentunya.

Kadang Sergio iri. Dia ingin memiliki wajah yang tegas seperti Sean.

"Arsen, langkahmu terlalu cepat, aku tidak bisa mengimbangi," keluhnya.

Sean berhenti, ah dia lupa jika bocah yang dia gandeng ini memilki tinggi badan yang jauh lebih pendek dari dirinya.

Pemuda itu berbalik dan mengusak rambut Sergio, "Maafkan aku. Aku hanya tak ingin kamu tak nyaman dengan ucapan mereka," ujarnya penuh sesal.

Sergio mengangguk paham, "Makasih ya Arsen." anak itu tersenyum cerah.

Sean tersenyum tipis, Sergio seperti matahari untuk dirinya yang gelap.

Sergio sangat beruntung. Di kehidupannya yang sekarangg dan yang lalu, dia di kelilingi orang yang menyayangi dan melindunginya.

Meski di balik itu dia harus mengambil resiko dan timpal balik. Jika di kehidupannya yang dulu ia bahagia, tetapi dia harus kehilangan kedua orang tua yang begitu menyayanginya. Di kehidupannya yang sekarang, dia sama bahagianya, namun harus mendapatkan kebencian dari ayahnya.

Bahagia itu memang sederhana, tetapi akan ada timpal balik yang harus di terima. Semua manusia berjuang demi kebahagian, mereka melakukan apapun demi kesenangan biologisnya. Setiap manusia juga pasti memiliki rasa egois masing-masing.

Di balik itu semua, ada harga yang harus di bayar. Entah itu keluarga, harta, saudara, maupun nyawa.

Seperti dirinya yang harus kehilangan nyawanya untuk mendapatkan apa yang di dapatkan sekarang. Meski ini semua bukanlah kemauannya.

Hidup di raga orang lain dan menjadi orang itu? Kejadian di luar nalar yang bahkan sulit di pahami oleh pemikiran manusia di alami olehnya.


Tuk


"Kau melamun. Apakah sesakit itu hm?"  Sean mengetuk pelan dahi Sergio.

Kya!!


Sergio kembali ke kesadarannya dan terpekik kaget mendengar teriakan nyaring siswi yang mendengar suara deep voice Sean.

"Bisakah kalian diam!" bentak Sean begitu dingin. Dia mrngeluarkan aura tak mengenakkan. Sergio' berada di pelukan Sean. Bocah itu harus kembali kaget karena siswi yang berteriak histeris.

Fabio To Sergio [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang