Four

479 68 10
                                    

"Lo pulang naik bis?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo pulang naik bis?"

Di sini lah Jungwon dan Sunoo sekarang berada, tepat di depan pintu cafe. Tidak ada tanda-tanda mereka akan berpisah, bahkan di depan penyeberangan saja mereka masih berdiri berdampingan.

"Iya, kamu juga?"

Jungwon mengangguk, namun setelahnya ia mengeluarkan suara "hmm" begitu menyadari Sunoo tidak akan melihat gerakan kepalanya itu.

"Kalau kamu menyeberang bareng aku, berarti kita ke halte yang sama ya? Jalur rumah kita sama dong!" Ucap Sunoo dengan riang. Mulai sekarang dia yang akan membantu Jungwon dalam masalah percintaannya, karena itu Sunoo berusaha mengakrabkan diri dengannya agar komunikasi jadi lebih mudah.

"Pintar juga lo sunbae."

Wajah Sunoo yang mulanya cerah, langsung berubah cemberut. Matanya melirik sinis Jungwon, sementara yang dilirik juga balas melirik. Bedanya, Jungwon terlihat senang.

Iya, senang sebab kini dia punya korban baru yang bisa dia goda sepuas hati.

Keduanya tak mengobrol lagi sampai akhirnya mereka tiba di halte.

"Kira-kira bisnya masih lama ga ya?" Sunoo bergumam pelan. Ia mendudukkan diri di bangku halte yang sepi itu, diikuti Jungwon yang juga duduk dengan jarak beberapa senti di sebelahnya.

"Harusnya sih sebentar lagi," sahut Jungwon sambil memperhatikan layar ponselnya, entah sedang memainkan apa.

"Hoo... Kamu hapal banget ya jamnya?"

Basa-basi dulu yakan.

"Heem." Jungwon menganggukkan kepalanya. "Gue kan ikut osis, jadi pulang jam segini karena ada rapat itu udah biasa."

Sunoo manggut-manggut, "oh jadi kamu anak osis, pantas saja banyak murid yang segan denganmu."

"Itu sih mental mereka doang yang ciut. Lagian mana ada teori ikut osis langsung otomatis bikin ditakuti orang-orang. Anak osis lain gaada tuh yang ditakutinya sampai kayak gue."

"Oh jadi kamu sadar kalau kamu segitunya ditakuti orang?"

"Gimana gue bisa ga sadar kalau merekanya ketar ketir tiap ngomong sama gue?"

"Ah... Pasti gaenak ya digituin.."

"Siapa bilang? Gue malah lebih suka begitu, malesin banget kalau harus digerumbuli kayak anak osis lain yang si paling populer. Dikagumi dari pinggir jauh lebih nyaman."

"Ih kagum?" Sunoo memasang ekspresi julitnya. "Kok kamu tau kalau banyak yang kagum sama kamu? Pede banget?"

Jungwon tersenyum miring, "sori ini fakta."

".... Kupikir awalnya kamu itu anak yang dieeeem mulu kayak orang lagi nahan BAB, eh ternyata malah sering banget ngajak debat. Ngeselin lagi." Ucap Sunoo jujur, bibirnya manyun ala bebek.

AMARE | YangsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang