.
.
Pagi itu di penginapan terasa tenang dan dingin, dengan sinar matahari pagi yang pelan-pelan masuk lewat tirai jendela. Sunoo membuka matanya perlahan, merasakan udara segar sekaligus dingin yang terasa menusuk kulit. Dari matras tempat dia tidur, Sunoo bisa melihat pepohonan di luar jendela yang bergerak lembut ditiup angin, menciptakan bayangan di dinding kamar.
Teman-temannya masih tidur dengan tenang, beberapa tertutup selimut sampai menutupi kepala seperti Jay dan Ni-ki karena dinginnya suhu kamar. Suara dengkuran mereka terdengar bersahutan, menerbitkan senyum pada wajah Sunoo yang menganggapnya lucu. Di sekitar matras; kasur lantai yang berjejer, ada tas dan sepatu yang seingat Sunoo sebelumnya berantakan, kini telah tersusun dengan rapi. Siapapun itu yang merapikannya, mungkin adalah seorang maniak kebersihan.
"Hyung?" Bisikan pelan itu menyadarkan Sunoo dari lamunannya, beralih memandang si pemanggil dengan jiwa yang masih belum terkumpul sepenuhnya.
Entah mengapa, suara Sunoo terasa susah dikeluarkan, seperti ada sesuatu yang mengganjal di dadanya. ".. Hm?" Hanya itu yang mampu dibunyikan olehnya; terdengar begitu serak, nyaris seperti bisikan.
Sunoo bisa melihat kening laki-laki itu yang mengerut, seketika menghentikan kegiatannya dan mendekati Sunoo kemudian berlutut di sebelahnya. Sunoo berusaha memberi senyuman ketika ditatap intens oleh si pemilik mata kucing.
"... Suara napas lo aneh, Hyung." Jungwon menggenggam lembut tangan Sunoo untuk menangkap atensi yang lebih tua, "Asma lo kambuh?" Gumamnya pelan sambil memperhatikan kulit wajah Sunoo yang pucat dan berkeringat; sesuatu yang harus diwaspadai mengingat suhu ruangan saat ini bisa dikatakan sangat dingin.
Sebagai anggota OSIS sekaligus panitia acara camp ini, tentu dia sudah memeriksa satu persatu catatan medis para peserta; tak terkecuali Sunoo. Sunoo adalah salah satu dari mereka yang perlu 'perhatian khusus', itu alasan mengapa Jungwon tidak mengalihkan perhatiannya dari Sunoo sejak kemarin. Makanya, tidak aneh bila dia tahu apa saja penyakit yang tengah bersarang di tubuh sang kakak kelas.
Namun, tanpa sepengetahuan Jungwon, gumamannya berhasil membuat Sunoo tersadar. Dada Sunoo terasa semakin sesak, dan sekarang dia mengerti kenapa. Nafasnya mulai memendek, membuatnya berusaha menarik oksigen lebih banyak, tapi hanya sedikit yang berhasil dihirupnya. Perlahan, rasa panik mulai menyelimuti, kilas ingatan tentang serangan asma yang pernah dialaminya dulu membuat tubuhnya menegang. Terlebih kali ini dia harus melaluinya seorang diri, tanpa Haeun dan keluarganya. Walaupun gemetaran, Sunoo berusaha mendudukkan dirinya dengan sekuat tenaga, matanya mulai mencari-cari Jungwon seolah tanpa sadar meminta bantuan.
Tanpa banyak bicara, Jungwon langsung bangkit dan bergerak ke arah jendela, menutupnya rapat untuk menghentikan udara dingin yang masuk. Dengan cepat dia kembali ke sisi Sunoo, melihat nafas Sunoo yang semakin pendek dan wajahnya yang mulai panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARE | YANGSUN
RomanceYang Jungwon menyukai seseorang, namun sayangnya ia sangat payah dalam urusan 'courting'. Maka dari itu Jungwon berakhir meminta bantuan Kim Sunoo, lelaki manis dari kelas atas yang mendapat julukan 'cupid' dari para murid. "Kim Sunoo sunbaenim, lo...