Sesuai ucapannya, Jungwon benar-benar memastikan Sunoo tidak bergerak banyak selama game berlangsung. Tidak ada pilihan lain bagi Sunoo. Setiap kali dia mencoba bangkit atau mendekat ke kelompoknya, Jungwon langsung mendekatinya; mengawasi gerak-geriknya dengan intens. Bahkan saat Jungwon dipanggil oleh yang lain, tatapan matanya tetap sesekali beralih pada Sunoo, memastikan dia tetap duduk di pinggir lapangan.
Sunoo mendesah pelan. Mau bergerak diam-diam saja sulit karena ada Haeun di kelompoknya yang siap mendamprat bila Sunoo berontak. Jay, Sunghoon, dan Ni-ki juga sama, karena mereka terus mencuri pandang ke arahnya. Sepertinya mereka sudah mengetahui kejadian tadi pagi. Tatapan-tatapan itu membebani Sunoo, membuatnya merasa di bawah pengawasan ketat. Kekhawatiran mereka yang seharusnya membuat Sunoo merasa diperhatikan malah terasa seperti dikasihani, dan hal itu hanya membuatnya semakin kesal.
Sunoo tahu mereka hanya khawatir, tetapi di tengah kambuhnya penyakit seperti ini, rasa frustasi berhasil mengalahkan logikanya.
Melihat wajah masam Sunoo, Jungwon memutuskan untuk angkat suara; bermaksud mengajaknya berbincang. "Muka lo kenapa, Hyung? Sepet amat."
Menurut loh? Jungwon menahan tawa ketika dilirik sinis sama yang lebih tua. Bombastic side eye. Tanpa Sunoo bicara pun, dia bisa menebak apa isi hatinya.
Berusaha agar tak tertawa, Jungwon menyenggol sepatu Sunoo dengan ujung sepatunya sendiri. "Ya... Mau gimana lagi, kan? Gue nggak mau nanti ada ambulan datang ke sini."
"Aku nggak selemah itu kok! Nggak bakal sampai dibawa ke rumah sakit," balas Sunoo. Bibirnya semakin maju seiring bertambahnya tingkat kekesalannya.
"Itu kalau lo bawa inhaler, beda sama situasi yang sekarang."
Ugh... Kenapa sih Jungwon suka banget ngungkit-ngungkit itu? Sunoo kan nggak suka!
Omong-omong, Sunoo masih belum tahu kalau Jungwon menyimpan inhaler cadangan di dalam saku celananya saat ini. Jungwon sendiri yang memutuskan untuk tidak memberitahu, supaya Sunoo lebih menjaga dirinya. Mengingat kepribadian Sunoo, kalau Jungwon berikan inhalernya sekarang, kemungkinan besar dia akan nekat melakukan ini-itu demi mendapatkan kesenangannya. Lalu dia overworked, dan berakhir kesakitan sendiri. Skenario masa depan yang dapat mudah ditebak.
Jungwon hanya mencegah hal itu terjadi. Biarlah dia dianggap tega dan dibenci oleh Sunoo, Jungwon tidak masalah. Asalkan tidak terjadi sesuatu pada Sunoo.
Sunoo masih enggan menjawab sehingga mereka terjebak dalam keheningan untuk beberapa waktu sebelum Jungwon memutuskan untuk berpamitan. "Gue ke sana dulu, Hyung." Kemudian menjauh; bergabung dengan anggota OSIS lainnya.
Para murid diperintahkan untuk segera berbaris dengan rapi. Tak lama setelahnya, seorang lelaki berjalan ke depan mereka dengan kedua tangan yang dimasukkan dalam saku celana. Terlihat santai juga arogan, tapi berhasil membuat senyum Sunoo kembali karena dia tahu persis bagaimana gelagat asli orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARE | YANGSUN
RomanceYang Jungwon menyukai seseorang, namun sayangnya ia sangat payah dalam urusan 'courting'. Maka dari itu Jungwon berakhir meminta bantuan Kim Sunoo, lelaki manis dari kelas atas yang mendapat julukan 'cupid' dari para murid. "Kim Sunoo sunbaenim, lo...