meskipun banyak yang tak menyalahkan yoo joonghyuk atas kejadian mengenai kim dokja namun masi ada saja beberapa orang yang menyalahkan joonghyuk mkarena dirinya dokja pergi meninggalkan merka. kenapa joonghyuk bisa seperti ini adalah karena kim dokja yang terkenal senang membantu orang lain dan selalu baik terhadap orang lain.
setelahnya orang orang itu mulai membully joonghyuk sejak ia di sekolah dasar sampai joonghyuk memasukki masa SMA orang orang yang menyalahkannya selalu ada sehingga joonghyuk sering dipanggil pembunuh. dan hal itu berdampak buruk bagi kesehatan joonghyuk, orangtuanya mau tak mau memindahkan joonghyuk ke kota yang jauh dan berharap tak ada lagi orang yang semena mena terhadap anaknya
"ibu aku baik baik saja, jangan mengikutiku sampai kelas cukup di depan sekolah saja" pinta joonghyuk karena ibunya kerap mengikutinya sampai kelas untuk memantau kelas barunya
"kamu yakin akan baik baik saja?" tanya ibunya kawatir namun joonghyuk hanya tersenyum dan mengusap pundak ibunya
"ibu... telah membesarkan aku dengan baik jadi tak ada yang perlu di kawatirkan oke? aku akan memebrimu kabar terus sampai pulang sekolah jadi jangan kawatir" ibunya hanya menghela nafas dan menurut dan joonghyuk turun dari mobil ibunya untuk masuk ke dalam sekolahnya, ini hari pertamanya jadi joonghyuk berharap sesuatu yang baik akan terjadi
krieett...
suara pintu kelas terbuka dan joonghyuk melangkah masuk namun saat itu dirinya menatap ke bawah jadi ia tak tahu apa yang ada di dalam kelas
"hei jangan mentap ke bawah nanti kau terjatuh" ucap seseorang yang langsung membuat joonghyuk mengngkat kepalanya dan melihat dari mana arah suara tersebut.
"kim.... dokja..." mata joonghyuk terbelalak melihat seseorang yang ia yakini sudah tidak ada didunia ini sejak lama, seseorang yang sangat penting baginya. mendegar gumaman dari joonghyuk pria itu terkejut dan mendekat ke joonghyuk
"loh? kamu tau namaku? apa kita pernah ketemu sebelumnya?" pria itu bertanya dengan senyuman benar benar pria yang ramah dan sangat welcome sekali, namun joonghyuk malah terlihat kesal ia menganggap orang ini tau soal masalalunya dan mau menyalahkannya tentang apa yang terjadi kepada kim dokja
yoo joonghyuk langsung saja pergi tanpa menjawab pertanyaan pria yang mirip sekali dengan kim dokja dan langsung duduk di kursinya tepat di barisan terakhir yang dekat dengan jendela. pria yang joonghyuk acuhkan malah mendekatinya dan duduk di depannya dengan menghadapnya, pria itu menaruh sikunya di meja dan menopang kepalanya dengan kedua telapak tangannhya melihat ke arah joonghyuk
"well karena kamu sudah tau namaku jadi aku tak perlu mengenalkan diri kan... siapa namamu?" tanyanya namun joonghyuk hanya menghela nafasnya, "hentikan oke? iya aku memang membunuhnya tapi bisakah kalian berhenti mengungkitnya? atau kalian mau aku ikut mati bersamanya?"
"apa maksudmu? jangan bilang begitu.... masi banyak hal menyenangkan didunia" mendengarnya berbicara seperti itu tetu saja membuat joonghyuk terkejut, ia membelalakkan matanya tak percaya... jika orang ini tak tau siapa dirinya lalu siapa dia? apakah dokja bereinkarnasi? tapi mustahil jika kim dokja bereinkarnasi seharusnya kim dokja masi kecil tidak langsung masuk SMA
"aku joonghyuk, yoo joonghyuk..." sembari mengalihkan pandangannya dari pria itu joonghyuk memberi tahukan namanya
"joonghyuk? sepertinya aku pernah mendegarnya... ah tapi dimana ya? beredar rumor tentang seseorang bernama joonghyuk yang membunuh temannya dengan mendorongnya ke jalan yang sedang ramai oleh kendaraan?" ah kita sebut saja dokja, dokja bicara sembari berpikir lagipula cerita itu aneh menurutnya, bagaimana bisa sepasang sahabat tega melakukan itu
"rumor itu benar, aku yang membunuhnya..." memang sakit mengatakan ini apalagi joonghyuk tak sengaja namun itulah kenyataannya jadi yang bisa ia lakukan hanya menerimanya
"kamu ga membunuhnya..... lagipula tak ada seorang pembunuh yang menangisi korbannya" ucap dokja dengan serius, pernyataan dokja membuat joonghyuk terkaget dengan tak sadar joonghyuk meneteskan air matanya menatap dokja, joonghyuk bingung bagaimana ia tau kebenaran yang tersembunyi selama ini
"kamu.... bagaimana kamu tau?"
"ah maaf.... aku ga sadar ngomong kaya gitu hehe ga usah di pikirin nih pake saputanganku buat menghapus air matamu" dokja menyodorkan saputagannya untuk joonghyuk, meski masi diliputi rasa bingung joonghyuk menerima saputangan itu dan menghapus air matanya
"terimakasih dan juga maaf atas sikapku yang tidak sopan" joonghyuk mengembalikan saputangan tersebut, meskipun expresinya datar namun dokja tau kalau joonghyuk benar benar tulus, dengan senyuman sampai matanya menghilang dokja membalas "sama sama... semoga kita bisa berteman"
joonghyuk benar benar tidak percaya, senyuman dokja adalah segalanya bagi joonghyuk walau dunianya sempat hilag namun kini ia menemukannya lagi, joonghyuk yakin langit memberikannya kesempatan karena joonghyuk sudah sadar akan keegoisannya, andai saja....
andai saja ia tak marah saat itu....
andai saja ia lebih memperhatikan jalan....
andai saja ia tak membuat dokja kawatir.....
"andai saja saat itu dokja tak mengenalku"
"mungkin sampai sekarang kim dokja akan hidup bahagia bersama keluarganya"
"iya ibu aku akan keluar sekarang... tunggu disana" joonghyuk mengakhiri panggilan dari ibunya dan bergegas turun kebawah karena sudah jam pulang ia akan langsung pulang tak ada yang bisa ia lakukan karena ibunya melarang joonghyuk mengikuti extrakulikuler
"ah joonghyuk mau pulang?" tanya dokja tak sengaja berpasan saat ia keluar dari ruang guru, joonghyuk berhenti dan mengangguk
"ayo bareng deh aku juga mau kedepan" tentu saja joonghyuk mengiyakan, sebenarnya banyak yang mengajak joonghyuk untuk pulang dari tadi karena joonghyuk sangat terkenal disekolahnya akibat ketampanannya namun joonghyuk membatasi interaksinya dan menolak semua ajakan tersebut dan berencana untuk pulang sendiri namun dokja mengajaknya sampai depan kia tak mau menolak ajakannya jadi joonghyuk mengiyakan
sepanjang perjalanan ke depan gerbang dokja tak berhenti bercerita dari masa saat ia kecil yang sering di marahi neneknya karena kejahilannya sampai pada sekarang ia tetap nakal dan jahil
sungguh kim dokja yang ini sangat mirip dengan kim dokjanya, nakal... cerewet.... jahil tapi sangat baik dan bagian jeleknya ia akan berkorban demi temannya itulah yang membuatnya tak berumur panjang, dokja melihat joonghyuk melamun dengan tatapan sedih itu menepuk pundak joonghyuk membuat joonghyuk menatapnya
"kamu pulang naik apa? mau ikut beli eskrim bersamaku?" tawar dokja, namun joonghyuk menolaknya dengan bilang kalau ibunya sudah menjemputnya
"ah sangat disayangkan, bagaimana kalau besok kita beli eskrim bersama? aku traktir deh" dokja cemberut kali ini ia harus pulang sendiri lagi
"baiklah, sampai jumpa besok" joonghyuk setuju kemudian mereka berpisah karena sudah sampai di depan, dokja melambaikan tangan saat joonghyuk masuk ke dalam mobil ibunya dan pulang
"teman baru?" tanya ibunya dan joonghyuk hanya menjawab "iya"
"kenapa ga di ajak pulang bareng? kasian kan dia jalan siapa namanya?"
"kim dokja"
"astaga joonghyuk jangan bercanda sama mama"
"aku pernah bercanda?"
"well tidak sih... namanya memang kim dokja? jika mama liat sekilas rupanya seperti dokja saat sudah dewasa"
''iya"
karena sepertinya joonghyuk tak mau di ganggu lebih jauh lagi mamanya terpaksa diam sampai pulang dirumah.
.
.
.
.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
END [BL] -ITS YOU- JOONGDOK <<yoo joonghyukxkimdokja>>
Fanfictiontrauma adalah hal yang tak diinginkan semjua termasuk yoo joonghyuk saat melihat orang yang ia sayang meninngal tepat di depan matanya. kim dokja meninngal akibat kesalahan yoo joonghyuk dan hal itu membuat yoo joonghyuk menyalahkan dirinya sampai d...