"Oppa!..." mia berlari ke arah joonghyuk saat mengetahui kakanya mengujunginya"Bagimana kabarmu? Apa kamu sudah makan?" Tanya joonghyuk menggendong adiknya dan membawanya ke tempat adiknya yang bermain dengan mainannya tadi
"Sudah... oppa lama sekali jadi aku makan duluan, oppa sudah makan?" Tanya mia dan joonghyuk mengangguk sebagai jawabannya dan tersenyum
"Oppa... apakah oppa akan kembali kerumah?" Sejak mia baru lahir mia memang tidak pernah melihat joonghyuk namun mia tau joonghyuk adalah kakaknya dari ibunya
Setelah mia cukup besar ibunya memperkenalkannya ke joonghyuk, mereka menjadi dekat dalam waktu singkat dan sering bermain namun beberapa hari ini mia sering mengajak joonghyuk untuk tinggal kembali ke keluarganya, pasti ibunya ada campur tangan sehingga mia seperti ini
"Oppa tidak bisa kembali mia.."
"Kenapa? Apa karena pria itu?" Tatapan mia menjadi tatapan marah ke arah joonghyuk, mia berdiri dan mulai membentak joonghyuk
"Pria brengsek itu merebut oppaku!! Aku membencinya!!"
"M-mia... dia baik, dia pasti akan menyayangimu jika kalian bertemu" joonghyuk mencoba menenagkan mia yang tiba tiba seperti ini
"Tidak! Aku membencinya yang sudah merebut oppaku! Oppa! Kumohon tinggalkan dia" mia memeluk erat joonghyuk, kemudian ia menahan joonghyuk sampai beberapa hari kedepan.
"Tidak pulang lagi?" Dokja sedikit terkejut mendengar joonghyuk dari sebrang telponnya
"Baiklah.. aku mengerti" dokja melihat ke arah kue ulang tahun yang sudah tertata di meja makan bersama beberapa makanan lainnya
"Iya... selamat malam, segeralah pulang.." setelah joonghyuk mematikan telpon dokja hanya menghela nafas dan duduk menatap ke arah kue ulang tahun itu. Malam ini joonghyuk merayakan ulang tahunnya dengan keluarga padahal tahun lalu keluarga tak peduli dengannya namun sekarang mereka berusaha menarik joonghyuk kembali
Perlahan dokja menitihkan air matanya, hari ini ia dirumah sendiri, ia sengaja pulang untuk memberi kejutan pada joonghyuk namun hal ini sia sia, tentu saja keluarga yang paling penting di dunia ini bukan? Untuk orang yang tak memiliki keluarga kandung sepertinya dokja tidak bisa mengerti hal ini. Tak sadar dokja ketiduran di sofa.
Malam berlalu cepat tanpa sadar pagi datang dan joonghyuk akhirnya pulang kerumah karena sebelumnya dokja memberitahunya kalau ia ada dirumah bukan di apart kakaknya, saat masuk joonghyuk di suguhkan dengan kue ulang tahun, beberapa makanan dan sebuah kotak kado yang berada di meja makan mereka, karena tidak melihat dokja, joonghyuk langsung berlari ke kamar namun dokja tidak ada setelah berjalan ke ruang tamu akhirnya Joonghyuk menemukan dokja tidur meringkuk di sofa
"Dokja... astaga.." joonghyuk langsung mendekat dan duduk di bawah dan membangunkan dokja
"Hmm?.. joonghyuk kamu sudah pulang?... astaga dingin sekali" dokja bangun langsung memeluk joonghyuk dengan erat
"Dokja, tubuhmu panas kamu pasti sakit tidur di sini tidak memakai selimut" joonghyuk kemudian memeluk dokja dan berdiri, menggendong kekasihnya yang mugil dan membawanya ke kasur
Saat setelah joonghyuk menidurkan dokja dan membalut tubuh dokja dengan selimut joonghyuk langsung menggenggam tangan dokja dan menempelkannya di dahinya
"Dokja maafkan aku, aku tidak tahu kalau kamu akan menyiapkan semua itu... seharusnya aku pulang tapi mia terus terusan menangis"
"Apa yang kamu bicarakan? Kamu seharusanya tidak minta maaf... merayakan ulang tahunmu dengan keluarga itu hal yang wajar... lagipula kita dapat merayakannya lagi sekarang" dokja tersenyum lalu tangannya yang di genggam joonghyuk bergerak mengusap pipi joonghyuk meskipun kepalanya terasa pusing dan ia sedikit kedinginan dokja berusaha agar tidak membuat joonghyuk kawatir
"Merayakan apa? Ini tidak seperti yang kamu bayangkan dokja... disana benar benar neraka, aku tidak bisa mengatakannya bahwa bangunan ataupun keluarga itu rumahku lagi... aku di hianati bahkan adikku satu satunya sudah menjadi alat mereka untuk membuatku menjadi alatnya lagi, aku lebih baik menghabiskan waktuku denganmu daripada mereka" joonghyuk menatap dokja sedih, dokja spechless melihat wajah joonghyuk yang begitu putus asa dan tak tahu harus bagaimana menghadapi keluarganya yang egois
"Baiklah ayo rayakan kalau begitu... bersamaku" dokja bangun lalu tersenyum mengajak joonghyuk merayakan ulang tahunnya
"Kamu sakit dokja... kita bisa lakukan nanti saat kamu sudah membaik, sekarang tidurlah lagi aku akan membawakn obat"
"Aku baik baik saja, hanya dengan tidur aku akan membaik... tak perlu kawatir"
"Aku harus kawatir... karena aku sangat menyayangimu kim dokja"
"Aku juga menyayangimu, yoo joonghyuk " dokja tersenyum begitupun joonghyuk kemudian joonghyuk membujuknya untuk tidur, dokja menurut agar joonghyuk tak semakin kawatir.
Saat dokja tidur, joonghyuk bangun dan pergi ke dapur ia mencicipi makanan yang ada di meja, rasa maknan itu ada yang sedikit keasinan dan juga ada yang rasanya agak aneh dan aga hambar
"Bukannya dia pintar masak?" Joonghyuk terkekeh, lalu membereskan meja makan, ia tidak membuangnya makanan ini masih bisa di hangatkan dan sedikit di tambahkan bumbu dan menaruhnya di wadag tertutup lalu ia suruh di dalam kulkas tak lupa dengan kuenya
Setelah selesai joonghyuk membuat bubur untuk dokja dan pergi ke apotek terdekat untuk membeli obat.
"Hmm... j-joonghyuk.. kepalaku sangat pusing" guman dokja saat terbangun dari tidurnya, ia melihat sekeliling namun rumahnya kosong, meskipun kepalanya sangat pusing ia memaksakan diri untuk keluar dari kamarnya dan mencari joonghyuj di seluruh penjuru rumah
Namun nihil... joonghyuk tidak ada disana, kepalanya tambah pusing ia tak percaya joonghyuk akan pergi lagi dan ia tak tahu kapan joonghyuk akan kembali, ia terduduk di lantai menekuk kakinya dan memeluknya kemudian menangis, dipikirannya adalah kenapa ia joonghyuk selalu pergi apakah dia sudah mulai bosan dengannya
Dokja menanggis seenggukan bahkan untuk bernafaspun sulit
"J-joonghyuk.. hiks... jangan tinggalkan aku sendiri..."
Tak lama kemudian joonghyuk kembali, ia pun terkaget melihat dokja yang menangis di lantai
"Astaga dokja? Ada apa? Ada yang menyakitimu... kemari lihat aku" saat joonghyuk berusaha mengarahkan pandangan dokja ke dirinya dokja langsung memeluknya erat sambil menangis
"Jangan pergi... aku mohon, aku akan lakukan apapun asalkan kamu tidak bosan... kumohon"
"Apa yang kamu bicarakan?! Astaga ini pasti demammu tambah parah... ayo makan dulu lalu minum obatmu" joonghyuk menggendong dokja lalu menidurkannya di sofa, ia menaruh obat di meja dan bergegas ke kamar untuk mrngambil selimut meski dokja terus menggenggamnya namun ia berhasil melepaskan diri
Joonghyuk menyelimuti dokja dan mengambil bubur yang ia buat tadi ke mangkuk dan membawanya ke dokja, ia duduk di samping dokja dan membantu dokja untuk terduduk
"Aku tidak akan kemana mana dokja, apa yang kamu kawatirkan?" Joonghyuk tersenyum melihat mata dokja yang semakin merah dan terus seenggukan
"A-aku pikir... kamu akan pergi lagi" dokja menggenggam erat ujung baju joonghyuk
"Kamu sedih karena aku selalu pergi ya? Maafkan aku... aku tidak bisa berbuat banyak" joonghyuk mengusap rambut dokja dan berusaha meyakinkan dokja kalau ia tak akan kemana mana
"Apa yang kamu lakukan selama ini? Kamu menyembunyikan sesuatu dariku?" Dokja menatap joonghyuk namnun joonghyuk hanya mengalihkan pembicaraan dan menyuapi dokja makan kemudian membantunya minum obat
Setelahnya dokja tertidur karena obat penurun demam itu bekerja dengan baik, namun sebagai tantisipasi agar joonghyuk tak meninggalkannua dokja meminta tidur dengan paha joonghyuk sebagai bantalnya
Joonghyuk hanya terkekeh dan dokja yang tertidur, di dalam pikirannya joonghyuk benar benar putus asa
"Sampi berapa lama aku harus begini?"
Tbc
.
.
.Ps: tebak endnya dong🥴
KAMU SEDANG MEMBACA
END [BL] -ITS YOU- JOONGDOK <<yoo joonghyukxkimdokja>>
Fiksi Penggemartrauma adalah hal yang tak diinginkan semjua termasuk yoo joonghyuk saat melihat orang yang ia sayang meninngal tepat di depan matanya. kim dokja meninngal akibat kesalahan yoo joonghyuk dan hal itu membuat yoo joonghyuk menyalahkan dirinya sampai d...