18.

722 81 2
                                    



"Dokja... bangun..."

"AAAAA!!!!"

"Astaga kenapa denganmu?! Kenapa berteriak?" Uriel yang hendak membangunkan malah ikut kaget dengan dokja yang berteriak

"Aku dimana?! Nunna? Joonghyuk mana?"

"Jangan teriak, temanmu tidur di sofa... dia menunggumu bangun tapi sepertinya dia kurang enak badan jadi dokter memberikannya obat dan dia istirahat disana sampai kamu bangun" uriel merapihkan rambut dokja yang berantakan dan mengusap keringat dokja dengan handuk basah

"Ah... baiklah"

"Kamu kenapa? Mimpi buruk?" Tanya uriel namun dokja menggeleng kemudian uriel menaruh handuk basah itu di bak kecil yang ada di bawahnya dan melihat joonghyuk

"Dia kukuh sekali untuk tetap disini, kalian ada sesuatu kan? Tolong ceritakan padaku" tahu ada sesuatu yang disembunyikan adiknya urielpun mendesak agar dokja mau memberitahunya siapa tau kan dia bisa membantu walau hanya sedikit

"Tidak... kami tidak ada masalah apapun kok nunna jangan kawatir" dokja masi enggan memberitahu uriel karena ia tak mau kakaknya memikirkannya terlalu banyak, uriel ditinggal suaminya selingkuh dan memutuskan untuk sendiri sampai saat ini. Keadaannya benar benar parah saat itu makanya wukong memutuskan untuk tinggal dan merawatnya

"Wukong sudah cerita tentang dirinya... tak ada yang bisa kamu sembunyikan dariku... apa segitunya kamu tidak mempercayaiku kim dokja?" Uriel menatap sedih kepada adik angkatnya dan bertanya selembut mungkin, setelah dia adopsi dokja memang sangat berbeda dari apa yang sang ah sering ceritakan dan pasti ada penyebab yang belum ia selesaikan. Dokja melihat uriel yang seperti itu merasa bersalah lagipula kenapa ia tidak bisa percaya selama beberapa tahun ini uriel terus menyayanginya dan selalu memperhatikannya seperti sosok ibu yang dokja inginkan namun ia malah membuatnya sedih seperti ini

Dokja mendekatkan tubuhnya ke uriel dan meneluknya erat

"Maaf aku selalu menyusahkan nunna... mulai sekarang aku akan percaya penuh pada nunna namun... tunggu kita kembali ke australia aku akan menjelaskan semuanya"

"Tidak dokja... kamu selalu murung disana, masalah kalian harus diselesaikan sekarang juga... kamu memilih bersamanya atau pergi... itu harus disesaikn sekarang juga" mendengarnya dokja hanya diam dan menunduk, dari arah sofa terlihat joonghyuk yang membuka matanya dan bangun kemudian menghampiri dokja

"Nunna akan pulang dulu ya, hyungmu pasti merengek ingin makan siang... ah iya joonghyuk tolong jaga dokja ya, terimakasih" uriel memakai jaket dan membawa tasnya lalu pergi

"Iya nunna, hati hati dijalan" joonghyuk memberi salam dan kembali menatap dokja, di tatap joonghyuk membuat dokja malu karena ia masi mencintai joonghyuk walau berpisah beberapa tahun

"B-bagaimana jika kita jalan jalan saat kamu sudah mulai membaik?" Ajak joonghyuk untuk mencairkan suasana, pria ini sudah agak berbeda dari yang ia kenal dulu, dan dokja masi memikirkan mimpinya bagaimana jika mimpinya itu benar jika joonghyuk sudah mempunyai pacar? Namun ia takut untuk bertanya

"S-sepertinya aku harus segera kembali ke australia, aku minta maaf"

"Sehabis pulang dari rumah sakit kamu langsung pergi?"

"Y-ya begitulah"

"Baiklah kalau begitu sayang sekali yah... ku pikir kamu udah ga membenciku tapi sepertinya aku melakukan hal yang fatal... tapi tidak apa apa selama aku masi bisa melihatmu walau ini untuk yang terakhir kalinya aku sangat bersyukur" joonghyuk tersenyum dengan tatapan sedih dan putus asa

"Um... kita bisa jalan ke taman rumah sakit kok sekarang, aku bosan disini terus"

"Apa tidak apa apa? Kalu begitu ayo..." joonghyuk bangun dan membantu dokja turun karena dokja tidak di infus jadinya mereka lngsung jalan ke taman

Rumah sakit ini memiliki taman yang indah ktena banyak pasien yang menderita stress sebagai media untuk pengobatan juga

Dokja tampak kagum meihat sekeliling bahkan ada seekor kupu kupu cantik yang menempel ke hidungnya membuat joonghyuk tersenyum san mengusir kupu kupu itu

"Apa kamu baik baik saja dengan ini?" Tanya dokja

"Tentu... aku sudah lebih baik dari waktu itu... sepertinya traumaku sudah mulai menghilang"

"Bukan itu maksudku"

"Iya dokja aku paham... asalkan kamu bahagia akupun akan bahagia juga" dokja melihat ke arah joonghyuk, tatapan dari pria itu hanya putus asa dan menerima semuanya

"Itu tidak adil jika kamu terus bersedih, aku-"

"Untuk apa aku berjuang lagi? Aku sudah lelah kim dokja... terlebih kamu memilih meninggalkanku bukan, jangan memikirkanku" joonghyuk berjalan ketengah taman dengan dokja yang mengikutinya dengan perasaan canggung dan bersalah

"Joonghyuk..." dokja menarik pelan ujung baju joonghyuk, badannya kedinginan karena semakin malam terlebih dia hanya memakai baju rumah sakit

"Ada apa? Kenapa tanganmu dingin? Apakah kamu kedinginan?" Joonghyuk tentu panik, melihat dokja yang sedikit gemetar ia langsung memakaikan dokja jaketnya dan membawanya masuk ke dalam kamarnya

Dokja kembali berbaring di kasurnya, dan joonghyuk yang memakaikannya selimut dan duduk di sampingnya

"Sudah ku atur pemanasnya seharusnya ini membuatmu hangat kan?"

"Iya, terimakasih"

"Tidak masalah... semoga cepat membaik" joonghyuk mengusap rambut dokja dan memeberikannya sentuhan kecil yag manis

"Aku... aku akan sesekali menemuimu.. jika aku sudah sembuh aku berjanji" dokja berusaha untuk menyemangati joonghyuk agar joonghyuk tak murung lagi, ini juga salahnya, jika saja ia tak bertemu dengan joonghyuk pasti dia akan baik baik saja

"Aku hargai usahamu tapi kamu tidak perlu bersusah payah seperti itu"

"Joonghyuk tolong--"

"Hentikan! Oke?!... aku lelah dokja... jika ingin pergi pergilah aku ga akan mengharapkanmu kembali... aku hancur setelah kamu pergi begitu saja tanpa menjelaskan apapun. Aku tidak ingin membuat orang tuaku kawatir lagi" keadaan joonghyuk yang putus asa ini membuat dokja semakin merasa bersalah kepadanya, ia menyebabkan keadaannya semakin memburuk padahal yang joonghyuk lakukan hanya untuk melindunginya

"M-maaf... hiks...maaf.." dokja menangis namun berusaha ia tutup dengan tangannya. Joonghyuk yang melihatnya memeluknya dan menanangkannya

"Jangan menangis... semuanya sudah berlalu" joonghyuk melepas pelukannya dan mengusap air mata dokja kemudian ia berdiri dan berpamitan untuk pulang karena sudah malam

"Tidak perlu datang besok karena aku akan keluar dari rumah sakit... rumahku ada di gang sebelah rumahmu, datanglah saat sore hari"

"Baiklah, kalau begitu  selamat tinggal" dokja terus memandangi joonghyuk hingga ia pergi dan kemudian merebahkan tubuhnya, dokja memejamkan matanya berusaha menenangkan pikirannya ia tak boleh terlalu stress atau kakak kakaknya akan memperpanjang rawat inapnya, rumah sakit tempat yang membosankan dan baunya seperti obat meski di awal ia tidak terganggu tapi lama kelamaan baunya memuakkan

Kamar rawatnya yang gelap hanya disinari oleh cahaya bulan, dokja menekuk kakinya dan memeluknya, kemudian suster datang dan menyuruhnya untuk tidur agar cepat membaik

Dokja menurut dan kemudian berbaring dan tidur.



Esoknya ia minta kepada uriel untuk pulang dan karena dokter membolehkan jadi ia pulang di pagi hari saat uriel menengoknya

"Nunna"

"Iya?" Uriel menengok, mereka sudah ada di dalam mobil dan hendak pulang

"Apa mereka sudah menemukan pendonornya?" Tanya dokja tak melihat kakaknya namun memandang keluar jendela

"Masi belum..."


.
.
.
Tbc

END [BL] -ITS YOU- JOONGDOK <<yoo joonghyukxkimdokja>>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang