22.

690 75 7
                                    



"Joonghyuk?.." dokja bangun terduduk di kasurnya dan mengusap matanya agar dapat melihat dengan jelas

"Maaf aku membangunkanmu" joonghyuk menggenggam tangan dokja yang terletak di atas selimutnya

"Tidak apa apa... bagaimana kamu bisa kesini? Baru saja sampai?" Dokja tersenyum dengan kunjungan tidak terduga dari kekasihnya ini, serindu itukah joonghyuk sampai ia nekat datang ke aussie padahal mereka baru saja sampai disini

"Dokja... aku kesini untuk memberitahumu sesuatu" joonghyuk mengetatkan genggaman tangannya dan menatap dokja secara serius

"Kenapa? Ada apa?" Melihat tatapan joonghyuk serius kepadanya dokja jadi kawatir apa yang terjadi

"Ibu... ibuku tidak menyetujui hubungan kita..." joonghyuk susah payah mengatakan ini dengan nada yang sedikit terbata, setelah mendengar apa yang joonghyuk katakan dokja membeku tidak bisa berkata apa apa... perlahan matanya mulai berkaca namun tidak ada air mata yang jatuh. Dokja mengusap air matanya dan tersenyum mencoba untuk menunjukkan bahwa ia baik baik saja

"Ah... iya juga... tentu saja tidak banyak yang mendukung kita, dari awal hubungan kita memang sudah salah..." dokja mengalihkan pandangannya ia tak mau melihat joonghyuk kawatir padanya, jika boleh jujur hatinya sangat sakit... jika seperti ini pada akhirnya seharusnya mereka tidak bersama

"Dokja.." joonghyuk menakup wajah dokja dan mengarahkan wajah dokja untuk menatapnya, namun dokja langsung memalingkan kembali wajahnya tak mau menatap joonghyuk

"Kita bisa tetap menjadi teman... aku akan menapati janjiku joonghyuk, untuk kembali ke korea" dokja melepaskan tangan joonghyuk dan tersenyum, memaksakan menutup perasaannya demi kebaikan mereka

"Tidak... aku kesini bukan untuk mengatakan perpisahan, namun aku kesini untuk meyakinkanmu bagaimanapun yang akan terjadi tolong berjanjilah jangan meninggalkanku lagi" joonghyuk menggenggam erat kedua tangan dokja dan memeluknya

"Tapi... ibumu... keluargamu jelas jelas sudah menentang kita, tidak ada cara lain yoo joonghyuk dan yang harus kita lakukan hanyalah menerimanya"

"Tidak! Masi ada cara... aku mohon dokja... tolong berjanjilah"

"Ah baiklah, jangan membuatku kawatir... selalu beri aku kabar... dan jika saat aku tak memberiknmu kabar itu artinya aku akan segera sembuh, oke?" Dokja menarik tangannya dan mengusap rambut joonghyuk

"Terimakasih" joonghyuk menatap wajah dokja, keduanya saling menatap mata satu sama lain

"T-tunggu..." dokja bangun dari tempat tidur dan mengunci kamarnya kemudian ia kembali ke kasir dan duduk di depan joonghyuk, kedua tangan kurusnya melingkar di leher joonghyuk dan matanya menatap dalam ke mata joonghyuk

"Aku akn pelan pelan" ujar joonghyuk memeluk pinggang ramping dokja. Anggukan dokja lakukan sebagai tanda persetujuan, kemudian perlahan joonghyuk menempelkan bibirnya ke bibir dokja

Awalnya ciuman itu hanya menempel karena joonghyuk takut lepas kendali dan menerk dokja namun sifat dokja yang jahil muncul kembali, ia menjilat bibir bawah joonghyuk dan menatapnya nakal yang sedikit malu malu

Melihat dokja seperti ini tentu ia kaget namun joonghyuk malah memasukkan tangannya ke dalam baju dokja dan mengusap punggung dokja, punggung adalah salh satu kelemahan dokja karena punggungnya di usap dengan sensual dokja tak sengaja mendesah dan membuka mulutnya, di kesempatan itu joonghyuk langsung memasukkan lidahnya ke dalam mukut dokja dan mengajak lidah dokja menari bersama.

Suara becek dari lumatan yang joonghyuk berikan membuat dokja pusing dan enak secara bersamaan, air liurnya sampai keluar karena sangking semangatnya joonghyuk dalam memainkan dan memanjakan kekasihnya

Sementara joonghyuk sibuk memanjakan mulut kekasihnya dokja mendorong dorong kecil tubuh joonghyuk karena sudah mulai pusing sekali, ia butuh istirahat

"Hen... ahh hentikan" dokja berhasil melepaskan belenggu joonghyuk dan mengusap bibirnya yang berantakan

"Ah maaf... bibirmu terlalu enak.." joonghyuk mengalihkan pandangannya dan dokja hanya menunduk malu tapi tadi itu benar benar enak

"T-tidak apa apa... aku hahya harus bernafas... itu enak jadi ayo lakukan lagi saat ada waktu" dengan malu malu mau dokja mengatakannya membuat joonghyuk sangat gemas dengan pacarnya ini

"Baiklah... jik kamu mau minta saja aku akan memberikannya dengan sepenuh hati" joonghyuk mengusap rambut dokja dan kemudian melihat ke jendela yang menunjukkan langit malam dengan hiasan bintang yang cantik

"Dokja... kamu akan menerimaku bagaimana aku menjadi kan?" Tanya joonghyuk membuat dokja bingung dengan apa yang mau ia ucapkan

"Tentu... kenap kamu berkata begini?"

"Tidak... kalu begitu tidurlah lagi aku akan ada di kamar tamu, aku akan kembali ke korea besok" joonghyuk hendak pergi namun dokja menahan tangannya

"Tunggu.. tidur lah bersamaku"

"Tapi... nunnamu akan marah"

"Nunna tidak akan marah mungkin hyungku akan marah tapi dia kan sedang pergi dan pulang lusa jadi tidak apa apa"

"Baiklah aku akan bilang ke nunnamu dulu aku akan kembali lagi" dokja mengangguk dan melepaskan genggamannya kemudian joonghyuk pergi ke bawah dan mencari uriel namun tak ketemu lantai bawah juga gelap jadinya ia kembali ke dokja dan bertanya dimana uriel

"Ah... nunna udah tidur kayaknya, tidak masalah jika ia langsung tidur itu artinya dia mengijinkannya, ayo kemari tidurlah di sampingku" dokja agak geser ke dekat tembok dan menepok bagian yang kosong dari kasurnya menyuruh joonghyuk untuk tidur di sampingnya

"Ah baiklah aku akan mandi dahulu" joonghyuk menaruh tasnya dan mengambil beberapa peralatan mandi dan baju salin lalu pergi ke kamar mandi yang ada di kamar dokja setelah dokja beri tahu dimana kamar mandinya

Dengan jantung yang berdegup kencang dokja menunggu joonghyuk selesai mandi, setelah di ingat ini pertama kalinya mereka tidur bersama semenjak terakhir kali mereka bertemu

Tak lama kemudian joonghyuk keluar dari kmar mandi dengan baju yang sudah diganti dan rambut setengah basah, ia duduk di samping dokja sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk

Dokja hanya menatapnya kagum dan menelan ludahnya, memandangi joonghyuk yang nampak sangat tampan sehabis mandi

"Kenapa?" Tanya joonghyuk karena dokja tidak berkedip melihatnya

"Ah.. itu... tidak... tidak apa apa, ayo tidur" dokja merebahkan tubuhnya membelakangi joonghyuk, jika kamar tidak dalam keadaan gelap mungkin joonghyuk dapat melihat dengan jelas rona di wajahnya

"Baiklah" joonghyuk tersenyum, ia bangun untuk meletakkan handuk kecilnya di gantungan belakang pintu kamar dokja setelah rambutnya kering dan menyusul dokja tidur di kasur. Joonghyuk memeluk pinggang dokja menarik dokja agar mendekat kepadanya

"Dokja... aku merindukanmu" joonghyuk berbisik tepat di telinga dokja dan mengecup leher dokja, membuat dokja kaget dan membalik tubuhnya menghadap joonghyuk

"J-jangan buat tanda... nunna bakl tau" dokja menutup lehernya dengan kedua tangannya dirinya panik kalau hyunghya tau tamatlah riwayat joonghyuk

"Kalau tidak buat tanda itu artinya boleh?" Tanya joonghyuk menggoda dokja dan menariknya lebih dekat lagi. Dokja diam sejenak mengalihkan pandangannya terkesan berfikir namun beberapa saat kemudian ia menatap joonghyuk kembali dan mengangguk

"Bilang padaku jika kau tak menyukainya" joonghyuk menenggelamkan wajahnya di bahu dokja sementara tangannya masuk ke dalam baju dokja dan memainkan puting dokja

"Anhh..." dokja mendesah karena kaget, kemudian joonghyuk secara tina tiba mengangkat kaki dokja dan mengusap paha dokja dari luar

"Kamu harus tetap diam agar nunnamu tak bangun" joonghyuk berkata sambil tersenyum



.
.
.
Tbc

Ps: tdk ada adegan nsfw di next part 🙏🏻
Jangan berharap ye :v

END [BL] -ITS YOU- JOONGDOK <<yoo joonghyukxkimdokja>>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang