"Uh, udah mandi udah skincare-an juga, saatnya bobo cantik. Primadona kayak gue gak boleh kekurangan jam tidur, nanti bengkak dong mata gue. Iuh, gak banget deh. Soal PR, ah gampang, minta aja si Anna anak culun itu buat kerjain kayak biasa. Gue yakin, beberapa menit juga udah beres sama dia. So, mending gue tidur sekarang. Tidur yang nyenyak dan gak boleh mikir apa pun lagi. Good nigt, Viara Aquella yang cantik jelita."
Di depan cermin kecil di kamarnya, Viara berbicara seorang diri. Setelah selesai menatap wajah cantiknya, gadis itu segera mendekati kasur lantai yang sering ditidurinya. Ya, kasur lantai. Sebatas kasur lantai, tetapi gayanya sangat hedon.
-oOo-
"Pak, aku ambil lagi ya uangnya, buat jajan. Aku ambil dua ratus."
Pagi-pagi sekali setelah Viara selesai membersihkan diri dan sarapan pagi, gadis itu keluar dari kamar kecilnya dengan seragam rapi dan tas sekolahnya yang hanya membawa satu buku saja. Benar, Viara jarang belajar. Dia saja tidak pernah melihat jadwal pelajaran. Jadi, satu buku saja cukup untuk dirinya. Untuk seluruh mata pelajarannya lebih tepatnya.
"Via, Bapak mohon. Itu uang untuk membeli obat, Via. Jangan diambil semuanya."
Hasan yang dalam posisi duduknya di atas kasur leceknya seketika memohon pada sang putri untuk tidak mengambil semua uangnya. Tadi malam Viara sudah mengambil banyak uangnya, sekarang malah diambil semuanya.
"Apa sih, Pak? Bapak juga gak bakalan sembuh kalau beli obat, percuma, mending buat aku aja, buat jajan."
"Tapi-"
"Udah ah, aku mau berangkat sekolah dulu, pacar aku udah nunggu di depan. Kalau Bapak mau makan, aku udah buat telor mata sapi di dapur. Ya ... meskipun gosong sih, tapi aku rasa itu masih bisa dimakan. Jadi, jangan manja, ambil sendiri. Oke? Bye, Pak."
Bagai orang yang tak berperasaan, Viara pergi begitu saja meninggalkan sang bapak dengan uang yang hanya tersisa lima puluh ribu saja. Uang segitu, cukup untuk apa? Harga obatnya bahkan lebih mahal dari itu.
"Heh, Kismin. Masih ada muka lo masuk rumah orang sembarangan? Jangan lupa, mulai hari ini gue pindah ke sekolah lo. Kalau lo-"
"Diem lo, berisik! Gue mau berangkat. Kalau lo gak mau telat, mending siap-siap pergi sekarang. Gak usah ngebacot di sini."
"Berani lo ya?!"
"Wlee."
Seperti biasa, saat dijemput Kevin, Viara akan memasuki halaman belakang rumah Alathair lewat pintu belakang. Gadis itu akan perg ke halaman depan dengan menyisiri samping rumah besar itu. Saat Viara sudah tiba di halaman depan, Alathair dengan suara toanya mengatai gadis itu. Untung saja Kevin masih belum benar-benar sampai di sana. Jadi, percakapan dua remaja itu tidak terdengar oleh Kevin.
"Dasar cewek gak tau malu!" umpat Alathair kesal dan dibalas dengan wajah mengejek Viara.
"Dasar cewek sialan," umpatnya lagi sembari bergumam dan mulai berbalik saat Viara sudah mulai keluar dari halaman rumahnya.
"Yuk, Babe, aku udah siap," ujar Viara yang sudah duduk di belakang Kevin dan memeluk pinggang pacarnya dari belakang.
"Let's go!"
Motor besar Kevin mulai membelah ramainya jalannya. Pemuda itu membawa motornya dengan kecepatan tinggi. Viara yang duduk di belakang sesekali berdiri dan menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. Tentu, Kevin menurunkan kecepatannya dulu sebelum Viara melakukannya.
"Akhirnya sampai juga. Nih!"
Viara segera turun dari motor pacarnya dan membuka helmnya saat dia sudah tiba di parkiran SMA Angkasa. Gadis itu mulai merapikan riasan dan rambutnya sebelum pergi dari sana dan menuju ke kelas.
"Eh, eh, Kak Viara, Kak Viara."
"Iya, iya tuh. Wah, gila sih. Cantik banget."
"Iya, bener. Cantik banget. Mana pacarannya sama Kak Kevin lagi. Mereka berdua cocok banget, cantik sama ganteng."
"Iya ih, aku jadi iri deh."
"Sama. Kapan bisa punya couple yang seganteng Kak Kevin?"
"Gak bakalan kebagian sih kita. Kalaupun ada cogan, pasti langsung lirik Kak Viara."
"Iya, bener banget."
Selama perjalanan mereka ke kelas, Viara dan Kevin terus tersenyum lebar karena mendengar bisikan orang-orang terhadap mereka berdua. Memang benar, Viara dan Kevin itu adalah couple goals yang amat sangat didambakan banyak orang, termasuk para siswa SMA Angkasa.
"Silakan, Tuan Putri," ujar Kevin mempersilakan Viara memasuki kelas mereka berdua, XII IPS 2.
Ya, keduanya satu kelas. Jadi, bisa dipastikan bukan bagaimana gemesnya orang-orang dengan couple itu?
"Cih. Cuma si Kevin doang, gue juga bisa dapet yang lebih kali."
Seorang gadis yang terkenal tidak suka dengan Viara seketika mengumpati Viara. Gadis yang tak kalah cantik dengan Viara dan juga termasuk salah satu primadona SMA Angkasa, terkenal di seluruh punjuru sekolah kalau gadis itu bermusuhan dengan Viara. Dia dan Viara selalu saling berebutan untuk menjadi yang terbaik. Karena yang terbaik bisa melakukan apa pun yang disukanya, termasuk mem-bully siswa lain. Karena itulah, kalau tidak mau di-bully, harus menjadi yang terbaik.
"Denger-denger dari lambe turah sih, bakal ada murid baru, Nau. Cowok katanya, cakep lagi."
Naura menoleh ke arah temannya-Caca. Gadis itu mengernyit saat mendenga ucapan temannya.
"Murid baru? Secakep si Kevin gak?" tanya gadis bernama lengkap Naura Arabella itu.
"Katanya sih lebih cakep, lebih keren lagi. Liat aja nanti. Kalau bener, lo harus langsung sikat cowok itu. Lo harus kalahin si Viara."
Grtt!
Mendengar nama Viara, Naura seketika mengepalkan kedua tangannya. Dia memang sebenci itu mendengar nama Viara.
"Kalau cowok itu secakep yang lo omongin, gue pasti bakal langsung embat tuh cowok. Biar gue kasih tau sama si Viara, kalau bukan cuma dia aja yang bisa caper sana-sini kalau cowoknya ganteng. Awas aja lo, Via!" geram Naura masih dengan kepalan kedua tangannya.
.
.
.Jangan lupa follow IG author ya @hayatulhusnii_05
Naura Arabella
18 thn
Hobby: Saingin dan harus lebih baik dari Viara
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG MARRIAGE (Viara Aquella)
Teen FictionJangan lupa follow IG author ya @hayatulhusnii_05 . Menikah muda di usia 18 tahun? Ah, entah ini nasib buruk atau nasib baik untuk Viara. Namun, satu hal yang bisa dipastikan. Kalau Viara tidak menerima tawaran ini, maka kehidupannya akan semakin bu...