"Eh, eh, siapa tuh? Cakep banget gila."
"Iya, woy. Liat deh! Cakep banget. Siapa dia?"
"Eh, apa jangan-jangan anak baru ya?"
"Kalau diliat-liat sih iya kayaknya. Gila, cakep banget, cool lagi. Harus langsung dideketin sih."
"Wah, udah lama banget kita gak kedatengan cowok cakep. Terakhir kali si Kevin, itu juga udah satu tahun yang lalu. Gak nyangka sekarang ada murid baru lagi."
Bisikan-bisikan yang Alathair dengan sepanjang dia berjalan dari parkiran ke lorong sekolah membuat pemuda itu senyum-senyum sendiri. Dia memang sangat mengakui kegantengan wajahnya. Body-nya yang bagus juga membuat dia amat sangat percaya diri.
"Hai, girls, ada yang tau ruangan Kepala Sekolah di mana?" tanya Alathair mendatangi kerumunan para siswi yang sedang menatap dirinya dari parkiran sekolah.
"A-ah, ruangan Kepala Sekolah ya? I-itu di sana. Jalan lurus aja terus belok kanan. Ruangan Kepala Sekolah ada di sana."
"Oke, thanks."
Alathair si mantan playboy tidak mungkin kalau tidak membuat hati anak gadis cenat-cenut. Dia sangat lihat kalau soal membuat hati para gadis menjerit. Lihat saja kelakuannya, dia bahkan langsung mengedipkan sebelah matanya setelah mendapatkan jawaban yang dimaunya.
"Akhhh, gila. Dia ngedipin satu matanya ke gue. Gila sih, ganteng banget."
Lagi, Alathair mengembangkan senyumannya saat mendengar itu. Dia menggeleng pelan lalu setelahnya memasuki ruangan kepala sekolah saat sudah tiba di sana.
"Kelas kamu di 12 IPS 1. Kamu bisa jalan lurus dari sini terus belok kiri."
Seorang pria tua yang dikenal sebagai Kepala Sekolah di SMA Angkasa itu langsung mengatakan kelas yang akan ditinggali Alathair ke depannya. Alathair yang mendengarnya bukannya mengangguk sebagai jawaban, tetapi malah bertanya sebagai gantinya.
"Pak, boleh saya nanya?" tanya pemuda itu membuat sang Kepala Sekolah mengangkat satu alisnya.
"Ada apa?"
"Itu ... kelasnya Viara di mana ya? Saya ingin satu kelas sama dia."
Alathair dengan ide licik di pikirannya langsung menanyakan kelas Viara. Sengaja, pemuda itu ingin satu kelas dengan Viara dan membuat gadis itu jadi ketakutan sendiri karena dia berencana untuk menakut-nakuti gadis itu dengan kebohongan besarnya.
"Viara?" ulang Kepala Sekolah itu dan diangguki Alathair.
"Iya, Pak. Dia tetangga saya. Saya ingin satu kelas sama dia. Bisa 'kan, Pak?"
Alathair sedikit menyipitkan matanya. Dia tidak tahu rencananya ini akan berhasil atau tidak.
"Ya sudah, kamu boleh satu kelas sama Viara. Dia di kelas IPS 2. Kelasnya bersebelahan sama kelas IPS 1. Kamu ikuti aja jalan ini terus belok kiri," jelas pak tua bernama Bagas itu membuat Alathair berteriak di dalam hatinya. Pemuda itu sudah membayangkan akan seseru apa kalau dia satu kelas dengan Viara.
"Terima kasih, Pak," tandas Alathair lalu keluar dari ruangan Kepala Sekolah itu. Dia mulai pergi menuju kelas IPS 2.
"Woi, woi, woi. Anak baru yang katanya ganteng itu, dia bakal sekelas sama kita."
"What? Beneran? Wah, siap-siap harus tebar pesona sih. Tadi gue liat, dia cakep banget gila. Harus gue dapetin sih."
Kelas IPS 2 yang sekarang tengah dituju oleh Alathair seketika bergemuruh. Tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga luar kelas. Sepanjang lorong semua siwa membicarakannya. Para siswi berbisik karena ketampanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG MARRIAGE (Viara Aquella)
Teen FictionJangan lupa follow IG author ya @hayatulhusnii_05 . Menikah muda di usia 18 tahun? Ah, entah ini nasib buruk atau nasib baik untuk Viara. Namun, satu hal yang bisa dipastikan. Kalau Viara tidak menerima tawaran ini, maka kehidupannya akan semakin bu...