[Malam ini up dua bab. Jadi, bagi yang belum baca chapter 6, baca dulu ya]
.
.
.
"Ini, Mbak, pesanannya."
"Makasih ya, Mbak."
Seorang pelayan klub datang dan memberikan sebuah botol berisi minuman alkohol yang sudah dipesan Viara. Gadis itu tersenyum saat menatap botol yang sudah siap dia nikmati. Alathair yang sekarang duduk bersama gadis itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Jangan bilang gue yang harus bayarin minuman lo," celetuk Alathair menatap kesal pada Viara.
"Kan itu emang tujuan gue," balas Viara enteng dan mengejek pemuda di sampingnya.
"Lo! Bener-bener lo ya. Sini, kalau gitu gue juga mau minum. Keenakan kalau cuma lo doang yang minum tapi yang bayar gue."
Alathair langsung merebut botol itu dan menuangkan ke gelasnya. Viara yang melihatnya jadi kesal sendiri dan kembali merebut botol itu.
"Sering-sering ajak gue ke sini ya. Uang gue gak bakal cukup soalnya kalau bayar sendiri."
"Gak tau malu," umpat Alathair dan mulai meminum minuman di dalam gelasnya. Dia sudah tidak mau menanggapi Viara lagi. Biar gadis itu mengoceh seorang diri.
"Ini si Kevin ke mana sih? Lima hari gue gak sekolah karena bingung mikirin duit yang gak dateng-dateng, dia malah ngilang gak ngasih kabar. Dia tau kan kalau Bokap gue udah gak ada?"
Di tengah-tengah kegiatannya yang sedang menikmati minuman itu, Alathair melirik secara tidak sengaja ke sembarang tempat. Dia yang mendengar ocehan Viara itu seketika mengembangkan senyuman puasnya.
"Noh, cowok lo lagi selingkuh sama sahabat lo sendiri."
"What?"
Viara mengernyitkan dahinya saat mendengar celetukan Alathair yang tiba-tiba. Perasaan dia ngobrol sendiri, kenapa pemuda itu malah nyaut? Nyautnya juga yang aneh-aneh lagi.
"Liat noh!" titah Alathair memaksa Viara melihat ke meja pojok yang di mana di sana ada Kevin dan Resa yang sedang berduaan. Kedua remaja itu saling berpelukan sambil sesekali menyuapi makanan satu sama lain.
"Cowok bajingan! Kevin, ngapain lo peluk-peluk sahabat gue? Lo juga, Res. Sejak kapan lo jadi cewek murahan sih? Lo lupa kalau si Kevin pacar gue? Kenapa kalian malah peluk-pelukan sambil mojok di sini?"
Tanpa ba-bi-bu Viara yang tadi langsung mengikuti ke mana arah Alathair menunjuk sekarang ini sudah berada di depan Kevin dan Resa untuk melabrak kedua remaja itu. Viara terlihat marah dengan kedua pipinya yang mulai memerah dan kedua tangannya yang dikepal kuat.
Alathair yang mengikuti gadis itu ke sana hanya bisa menonton di belakang sambil menyumbat telinganya. Pekikan Viara memang selalu berhasil membuat telinganya pengang. Jangan lupakan semua orang di sana yang langsung menjadikan Viara sebagai pusat perhatian.
"Apa sih lo? Berisik deh."
Resa yang melihat Viara marah-marah tidak jelas itu melakukan hal yang sama seperti Alathair, menyumbat telinganya. Gadis itu terlihat santai saat Viara murka sambil mengatainya. Tidak hanya dia, Kevin yang ada di sampingnya pun terlihat begitu tenang, bahkan lebih tenang dari Resa. Pemuda itu sekarang duduk manis sendirian dengan menumpangkan kakinya ke atas meja di depannya.
"What? Apa lo bilang? Heh, kalian jelas-jelas selingkuh di depan gue, masih bisa santai-santai kayak gini, hah? Gak ada rasa bersalah sama sekali apa?"
"Gak ada, kenapa emangnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG MARRIAGE (Viara Aquella)
Teen FictionJangan lupa follow IG author ya @hayatulhusnii_05 . Menikah muda di usia 18 tahun? Ah, entah ini nasib buruk atau nasib baik untuk Viara. Namun, satu hal yang bisa dipastikan. Kalau Viara tidak menerima tawaran ini, maka kehidupannya akan semakin bu...