Brak! Brak! Brak!
"Buka! Woy, buka! Heh, sopir. Buka pintunya, woy!"
Di dalam mobil milik Arion, Viara terus menggedor pintu di sampingnya yang sejak tadi sudah Dion kunci atas perintah Arion. Dion tidak bisa membukanya walau dia harus rela mendengar makian yang Viara layangkan untuknya.
Sopir? Heh, Dion lebih dari sekedar sopir untuk Arion.
"Diam! Dion, jalankan mobilnya!"
"Baik, Tuan."
Dion memakai seatbealt-nya dan menjalankan mobil yang berada di bawah kendalinya. Pria itu tidak memedulikan Viara yang terus berontak di kursi belakang. Dion hanya bisa melihat bosnya dari cermin kecil di depannya untuk melihat keadaan di belakang. Keadaan di sana benar-benar kacau. Viara tidak mau memakai seatbealt-nya.
"Woy, buka! Lo pada mau nyulik gue ya? Buka, woy!"
Brak! Brak! Brak!
"Diam! Pakai seatbealt-nya!"
"Ogah! Buka pintunya, woy!"
Viara menolak saat Arion hendak memakaikan seatbealt untuknya. Tidak hanya mendorong tubuh Arion, gadis itu juga sekarang mencondongkan tubuhnya ke kursi depan. Dia mulai melakukan hal gila dengan menarik tangan kiri Dion yang sedang memegang alat kemudi di depannya. Keinginan Viara mau tidak mau harus dituruti. Jadi, dia akan melakukan hal gila kalau tidak bisa mendapatkannya.
"Nona Viara, tolong diam! Ini bahaya!"
Dion sempat hilang kendali karena kaget Viara melakukan hal itu tiba-tiba. Dia menepis tangan Viara, tetapi gadis itu kembali memegangi tangan Dion. Beruntun Arion dengan sigap bergerak dari posisinya. Pria itu melingkarkan tangan beruratnya di pinggang Viara dan menarik gadis itu.
Dikarenakan pergerakan Arion cukup kuat dan tiba-tiba, Viara jadi hilang kendali. Kedua kakinya tidak bisa menopang tubuhnya lagi. Gadis itu jatuh tepat di atas pangkuan Arion. Entah bagaimana, tetapi kedua tangannya sudah melingkar di leher pria itu. Wajahnya dan wajah Arion saling berhadapan sekarang ini. Membuat suasana jadi canggung saja.
"E-ekhem! Sampai kapan kamu mau duduk di atas pangkuanku?" tanya Arion memecah keheningan saat sadar kalau Viara tidak mengeluarkan satu kata pun sejak kejadian tadi. Gadis itu fokus memandangi wajah tampan di hadapannya yang baru saja dia sadari satu detik yang lalu.
Hidungnya yang mancung, dua bola mata berwarna hitam pekat, ditambah dengan garis rahang yang tegas, Viara baru menyadari pria yang sedang didudukinya ini sangat tampan. Belum lagi wangi parfum yang dipakai pria itu membuat Viara seolah hilang kesadaran.
"Viara! Viara!"
"A-apa? Apa, apa? Ish, dasar mesum! Awas sana!"
Setelah dipanggil beberapa kali Viara baru bangun dari lamunannya. Dia yang sadar dengan posisinya saat ini langsung mendorong tubuh Arion sembari mengatai pria itu, padahal seharusnya dia yang menyingkir dari sana. Seharusnya makian tadi juga dia yang mendapatkannya.
"Dasar remaja puber." Arion bergumam kesal. Pria itu mulai membenarkan posisinya.
"Kita mau ke mana sih? Bisa turunin gue sekarang juga gak? Gue belum dapet apa yang gue mau. Gue—"
"Apa? Belum dapat sugar daddy?" Arion menggelengkan kepalanya mengingat kelakuan Viara yang di luar nalar itu. Baru kali ini dia berhadapan dengan gadis seperti Viara.
"Iyalah. Gue ke klub kan emang mau nyari sugar daddy, tapi gara-gara lo jadi gagal. Ngeselin." Viara mengerucutkan bibirnya. Dia membuang mukanya sembari menyilangkan kedua tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG MARRIAGE (Viara Aquella)
Novela JuvenilJangan lupa follow IG author ya @hayatulhusnii_05 . Menikah muda di usia 18 tahun? Ah, entah ini nasib buruk atau nasib baik untuk Viara. Namun, satu hal yang bisa dipastikan. Kalau Viara tidak menerima tawaran ini, maka kehidupannya akan semakin bu...