“Viara, masak sesuatu untuk makan malam!”
Setelah menyelesaikan kegiatannya di kamar mandi dan mengganti pakaiannya dengan piama, Arion keluar dan langsung meminta Viara memasak untuk makan malam. Biasanya dia akan masak sendiri. Namun, karena sekarang ada Viara, Arion berniat untuk memanfaatkan gadis itu. Bukannya apa, Arion hanya ingin Viara terbiasa untuk melakukan apa-apa sendiri mulai sekarang, termasuk memasak. Dari apa yang dilihatnya di rumah Viara sebelumnya, yang mana Arion mendapati dapur Viara sangat berantakan dan tidak ada satu pun bahan makanan yang tersedia, Arion menarik kesimpulan kalau Viara tidak terbiasa melakukan pekerjaan rumah, termasuk memasak. Karena itu, Arion memutuskan akan mendisiplinkan Viara sampai gadis itu bisa bertahan hidup sendiri tanpa perlu bergantung pada orang lain.
“Dih, kenapa harus gue yang masak? Yang lapar siapa? Lo ‘kan, Mas? Sana, masak sendiri aja! Gue sih bisa DO.”
Arion yang tengah bersandar di pintu kamarnya seketika memijat kening mendengar hal itu. Dia tahu Viara akan menolaknya. Namun, Arion tak menyangka jawabannya akan sangat seperti itu. Ah benar, ini seorang Viara. Tidak akan mudah baginya untuk mengubah Viara seperti apa yang dimaunya.
“Viara, kamu harus bisa memasak sendiri! Tidak selamanya kamu bisa memesan makanan dari luar. Isi kulkas selalu lengkap, kamu bisa menggunakan bahan apa pun yang ada di sana. Cepat, pergi dan masak sesuatu!”
Arion tak menyerah dengan Viara. Pria itu berjalan mendekat dan mematikan saluran televisi yang sedang Viara tonton di ruang keluarga. Viara yang sedang santai-santai tentunya jadi marah. Gadis itu berdiri di atas sofa dan meminta Arion untuk menyalakan kembali televisinya. Dia bisa saja menyalakannya sendiri, tetapi karena pada dasarnya Arion yang mematikan televisi itu dan membuatnya marah, alhasil Viara ingin suaminya bertanggung jawab dan menyalakan lagi televisi yang sedang digunakannya.
“Mas Arion, nyalain lagi TV-nya!” titah Viara berdiri di sofa dan tak berniat untuk turun.
“Masak, Viara! Jangan nonton TV terus! Selama kamu di sini, kamu tidak diperbolehkan untuk memesan makanan dari luar! Kamu harus memasak apa yang mau kamu makan!”
Viara mengerutkan keningnya karena kesal. Kedua tangannya dia kepal sambil menatap tajam pada Arion. Arion yang melihat itu hanya bisa menatap balik tanpa berkedip. Dia memberi isyarat pada Viara untuk segera melakukan perintahnya.
“Ck. Oke, tapi jangan nyalahin gue kalau barang-barang di dapur jadi rusak!” sentak Viara yang akhirnya turun dari sofa. Gadis itu berjalan ke dapur masih dengan tatapan tajamnya pada Arion.
“Bagus. Akhirnya dia mau juga,” gumam Arion mengangguk senang dan hendak kembali ke kamarnya. Namun sayang, langkahnya harus terhenti saat itu juga karena dia mendengar suara piring pecah dari arah dapur. Saat pria itu berbalik, dia sudah mendapati pecahan piring yang berserakan di seluruh lantai dapur.
Apa jatuhnya piring itu adalah sebuah kecerobohan karena Viara memang tak terbiasa di dapur? Ayolah, anak kecil saja tahu kalau piring kaca tidak boleh sampai jatuh karena bisa pecah, apalagi Viara. Benar? Jadi, masih percaya kalau itu sebuah kecerobohan? Tentu saja jawabannya ... tidak.
Viara dengan kesadaran penuhnya memang sengaja menjatuhkan piring itu. Untuk apa? Tentu saja untuk membuat Arion marah dan berharap suaminya itu menyerah dengannya. Dan ... apakah Arion menyerah? Tentu saja! Dia takut dapurnya hancur lebur karena ulah istri kecilnya itu. Mungkin terlalu dini untuk Arion menerapkan ajaran militernya. Dia tidak bisa langsung mencecer Viara dengan aturan-aturan ketatnya.
“Kamu memang selalu berhasil membuatku kesal,” gumam Arion berjalan ke dapur dan menarik tangan Viara. Pria itu membawa Viara ke sofa dan mendudukkan istri kecilnya di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG MARRIAGE (Viara Aquella)
Fiksi RemajaJangan lupa follow IG author ya @hayatulhusnii_05 . Menikah muda di usia 18 tahun? Ah, entah ini nasib buruk atau nasib baik untuk Viara. Namun, satu hal yang bisa dipastikan. Kalau Viara tidak menerima tawaran ini, maka kehidupannya akan semakin bu...